MOJOK.CO – Alih-alih panggung pencarian bakat, bernyanyi di kamar mandi ternyata punya alasan unggul tersendiri.
Ghea Indrawari tereliminasi dari Indonesian Idol, menyusul Marion Jola alias Lala di minggu sebelumnya, dan diikuti oleh Ayu Putrisundari baru-baru ini. Menariknya, kepergian salah satu finalis di Indonesian Idol—pun demikian dengan banyak ajang pencarian bakat lainnya, seperti The Voice, X Factor, dan AFI—selalu diikuti dengan isak tangis dan kesedihan yang kemudian menjalar sebagai headline di banyak koran dan portal media. Penggemar bersedih, sebagaimana si peserta pun bermata sembab karena terlalu sering menangis.
Padahal nih, ya, saya pribadi malah heran:
Kenapa harus ikut lomba nyanyi, sih, bu-ibu??? Ngapain sih pada ikutan audisi nyanyi di panggung, dikomentarin, lalu bergantung pada hasil SMS dari 200 juta orang Indonesia??? Biar ditonton semua orang??? Biar suara emasmu sampai ke telinga semua orang di Indonesia???
Jadi begini, loh, wahai Ghea, Lala, Ayu, dan seluruh peserta yang pernah terbuang, saya harus mengabarkan ini: daripada nyanyi di panggung, menjadi penyanyi di kamar mandi adalah pilihan terbaik.
Yha, kamu nggak salah baca~
Menjadi penyanyi di kamar mandi adalah kunci kehidupan. Ia adalah wujud dari hidup sederhana yang bisa diraih oleh semua orang. Berbeda dengan panggung Indonesian Idol, The Voice, X Factor, atau AFI, kamar mandi adalah tempat yang bisa didatangi SEMUA ORANG di dunia ini tanpa audisi, hanya perlu antre sebentar.
Selain mudah dijangkau, bernyanyi di kamar mandi juga lebih fleksibel. Kalau di ajang pencarian bakat mereka harus melakukan ini-itu sebelum bernyanyi, di ruangan ini kita justru bisa nyanyi sambil ngapa-ngapain, my lov.
Sambil mandi? Bisa. Sambil sampoan? Bisa? Sambil jongkok? Boleh. Sambil sikat gigi? Agak PR, sih, tapi bisa dilakukan waktu lagu masuk ke bagian intro. Hal ini mencerminkan kemampuan multi-tasking yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Sungguh penuh filosofi!
Bukan cuma itu, panggung ajang pencarian bakat pasti mewajibkan pesertanya untuk bersuara stabil di depan penonton: harus merdu. Kalau fals sedikit, siap-siap aja tereliminasi. Sementara itu, suara kita dijamin 100% bakal lebih merdu kalau nyanyi di kamar mandi dan never fail to amaze us!!!
Yaaaap, tanpa perlu memikirkan pitch control, nada-nada yang terlalu tinggi dan rendah, serta beberapa masalah nyanyi lainnya, bernyanyi di kamar ajaib ini pasti tetap menjaga suara kita merdu. Bahkan, sorry-sorry aja nih ya, Ghea, Lala, dan Ayu pun lewat~
Saya pernah baca bahwa hal ini punya penjelasan ilmiahnya tersendiri. Katanya, kebanyakan kamar mandi berukuran kecil dan berisi lebih sedikit barang. Tak hanya itu, ruangan ini juga umumnya punya lantai dan keramik yang sama-sama nggak menyerap suara, berbeda dengan barang-barang yang ada di ruangan lain. Kesemua hal ini membuat suara kita bertahan lebih lama akibat gema dan perlu waktu cukup lama sampai menghilang, atau yang lebih sering disebut sebagai reverberation. Akibatnya, suara merdu pun muncul. Daebak~
Bahkan nih ya, FYI, ada penelitian kesehatan yang menyimpulkan bahwa bernyanyi di kamar mandi berfungsi baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan daya ingat. Hal ini berarti bahwa untuk menjadi sehat, kita hanya perlu ke kamar mandi. Dengan kata lain, kamar mandi is the best solution you’ll never expect.
Dengan semua keunggulan bernyanyi di kamar mandi ini, mungkin panggung ajang pencarian bakat harus berpikir ulang. Alih-alih Indonesian Idol, sebaiknya di season berikutnya mereka bisa membuat Bathroom Idol. Konsepnya, peserta bernyanyi di kamar mandi, sedangkan Judika dan juri-juri lainnnya, serta si MC Daniel Mananta yang ganteng itu nungguin di depan pintu.
Wow wow wow. Sungguh kearifan lokal yang haqiqi, meskipun pasti lebih mirip kayak orang-orang lagi antre kamar mandi.
Eh, kamu bilang apa barusan? Kamar mandi penuh virus dan iblis?
Lah, emangnya di luar kamar mandi nggak gitu? Malah, dalam bentuk manusia nyata yang ternyata menikungmu dari belakang…
Hiii, lebih ngeri!
BACA JUGA Yang Lucu dari Indonesian Idol dan Settingan Audisi di Dalamnya dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.