Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Laki-laki Tidak Suka Belanja? Kata Siapa?

Audian Laili oleh Audian Laili
18 September 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Katanya laki-laki itu tidak suka berbelanja. Lah terus, cara mereka memenuhi kebutuhannya gimana?

Selama ini, stigma yang berkembang di masyarakat, makhluk yang doyan berbelanja itu adalah perempuan. Benarkah seperti itu? Kemungkinan, yang mendasari stigma tersebut dikarenakan para lelaki ini paling males jika harus menemani perempuannya berkeliling untuk belanja sesuatu.

Kebanyakan–bukan semuanya loh, ya–para lelaki ini hanya mengantarkan sampai depan toko atau mall. Lalu memilih menunggu di suatu tempat. Memberi kesempatan perempuannya untuk mengeksplor seisi tempat belanja tersebut. Berusaha untuk tidak menganggu atau mengintervensi. Seakan-akan membiarkan perempuannya untuk menjalankan ibadah me time. Sungguh sebuah alasan yang sangat mulia.

Lalu, apakah dikarenakan hal ini, yang kemudian mendasari stigma bahwa perempuan itu suka berbelanja sementara lelaki tidak? Kemudian, berkembang stigma bahwa laki-laki itu tugasnya mencari uang, sementara perempuan bertugas menghabiskannya.

Na na na na~

Tunggu dulu, tunggu dulu. Sampai kamu membaca fakta ini!

Dari hasil riset Katadata Insight Center (KIC) yang berjudul, “Indonesia E-Commerce Mapping 2018” yang dilakukan oleh 20 ribu pengguna e-commerce di 34 provinsi di Indonesia, menghasilkan temuan yang meluruhkan stigma tersebut.

Ternyata, dari hasil risetnya, justru konsumen laki-laki lah yang lebih banyak berbelanja menggunakan e-commerce. Yap, dengan jumlah 52,97% dari seluruh responden. Lha, kok bisa gitu?

Menurut analisis sok nyikologis saya, pada dasarnya laki-laki itu suka atau setidaknya butuh berbelanja. Tentu mereka butuh belanja untuk memenuhi kebutuhannya. Namun yang berbeda dengan perempuan, lelaki ini adalah makhluk yang mager untuk berbelanja. Sehingga, tidak mengherankan jika dibanding perempuan, jumlah lelaki yang suka berbelanja online menjadi lebih banyak.

Dikarenakan mereka merasa mager jika harus muter-muter untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. Maka belanja online menjadi solusi paling tepat untuk permasalahan tersebut.

Hal ini tentu saja berbeda dengan kebanyakan perempuan–nggak semuanya, ya–yang menjadikan belanja tidak hanya sekedar untuk mendapatkan barang yang mereka ingingkan, namun juga sebagai sarana rekreasi untuk melepas penat.

Bagi sebagian perempuan, kegiatan berbelanja juga menyimpan hasrat untuk jalan-jalan. Melihat barang-barang ‘lucu’ yang siapa tahu ada yang didiskon dan cocok di kantong.

Eits, masalah jalan-jalan ini bukan sekedar untuk menyegarkan mata loh. Namun juga untuk mendapatkan pengetahuan baru. Siapa tahu kemudian punya ide baru untuk bisnis sampingan. Atau setidaknya, jadi paham harga-harga pasar.

Ehem, mengenai harga ini juga penting bagi perempuan yang identik dengan si pengatur keuangan, kan?

Iklan

Oh ya, sedikit tambahan, katanya lelaki ini hanya membeli barang-barang yang penting baginya dan yang benar-benar ia butuhkan. Hal ini kemudian menjadikan ‘oknum lelaki’ protes ketika perempuan sering membeli baju, kosmetik, tas, atau sepatu. Padahal barang-barang tersebut sebenarnya tidak dibutuh-butuhin banget.

Ehm, mending, laki-laki yang masih protes dan sok-sok nasihatin perkara itu, diem aja deh. Apalagi kalau uang yang dipakek buat belanja itu bukan uang darimu. Iya, mending diem aja, kalau kamu (para lelaki) ternyata masih sering beli mainan-mainan semacam gundam yang harganya naudzubillah itu.

Hapuskan pandangan bahwa hanya perempuan suka menghabiskan uang belanja-belanja. Tolong hapuskan, karena sebenarnya kita berdua sama saja.

Jadi, stigma bahwa lelaki tidak suka berbelanja, sebenarnya bukan karena ia benar-benar tidak suka belanja. Stigma ini ada karena laki-laki tidak suka mengasisteni perempuannya untuk berbelanja. Ya, masalah tidak suka menemani plus mager kalau diajak muter-muter tersebut, kemudian digeneralisir dengan tidak suka berbelanja. Iya gitu.

Lah kalau nggak belanja, cara ia memenuhi kebutuhannya, gimana dong? Dibelanjain orang terus?

Terakhir diperbarui pada 18 September 2018 oleh

Tags: belanjabelanja onlinee-commercelaki-lakimagermenemani belanjaperempuan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Matahari Store. MOJOK.CO
Ragam

Yang Tak Akan Hilang dari Belasan Gerai Matahari Store Saat “Tenggelam”, Kenangan Hangat Belanja Bersama Keluarga

29 Oktober 2025
Matahari Store tutup puluhan gerai. MOJOK.CO
Ragam

Kala Matahari Store “Tenggelam”, Di mana Lagi Sebuah Keluarga Bisa Beli Baju Lebaran?

22 Mei 2025
Pesangon Besar Tokopedia Bikin Pekerja Lain Ingin di-PHK Juga! MOJOK.CO
Esai

Balada PHK 450 Pekerja Tokopedia: Fenomena Pekerja Lain Ingin di-PHK dan Berharap Dapat Pesangon Besar

16 Juni 2024
pekerja hotel, surabaya, jogja.MOJOK.CO
Podium

Larangan Hijab dalam Industri Perhotelan: Antara Hijabophobia atau Upaya Mengatur Tubuh dan Penampilan?

14 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.