Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Lah Baru Kaget Sekarang, Jasa Merangkai Kata Tuh Udah Ada dari Dulu Keles

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
14 Januari 2020
A A
jasa merangkai kata bernard batubara zarry hendrik jualan puisi felisitas dara @felsdar mojok.co Digital Marketing, 7 Jurus Utama untuk Kamu yang Mendadak Jualan karena Pandemi

jasa merangkai kata bernard batubara zarry hendrik jualan puisi felisitas dara @felsdar mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Lini masa Twitter sungguh menyenangkan belakangan. Rasanya semua akun jadi peduli literasi. Tapi begini, kalau problemnya adalah memperdebatkan jasa merangkai kata yang dilakukan selebtwit sebaiknya jangan kaget, namanya juga usaha.

Seteru jasa merangkai kata dimulai dari tuduhan yang dialamatkan kepada selebtwit bahwa jasa membuat caption dan ucapan yang selama ini dilakukannya adalah bentuk kemiskinan dan kemalasan generasi. Wow, generasi lho. Tapi maaf ya tulisan ini no mention, Nga mau tubir, cape.

Tidak lama kemudian si selebtwit memberikan sebuah pembelaan yang disambut riuh oleh netizen haus keributan. Isinya adalah sepucuk surat manis soal rintisan bisnis merangkai kata dan sanggahan yang diakhiri dengan kalimat menohok. Ternyata selebtwit yang disalah-salahin juga beli bukunya si onoh…. Remuk!

Tapi kalau pembahasannya melebar ke literasi kayaknya kejauhan. Begini, saya akan memberikan contoh dari dua film yang juga mewakili dua generasi biar kita paham betul hakikat jualan kata-kata.

Film pertama, Before Sunrise (1995). Film ini menceritakan kegilaan dua orang tidak saling kenal yang bertemu di kereta lalu memutuskan jalan-jalan bareng saking randomnya. Saat menyusuri sungai di Wina, mereka bertemu seorang pengamen yang tidak membawa gitar, tapi menawarkan jasa pembuatan rangkaian kata-kata dalam puisi. Berkat puisi ini dua orang asing tersebut tersentuh dan memberikan recehan.

Apa yang pengamen ini lakukan? Menjual jasa merangkai kata.

Film kedua, Her (2013). Scene pembuka film ini sudah membuat orang-orang tercengang karena menggambarkan seperti apa bisnis jasa rangkai kata di masa depan. Theodore Twombly (Joaquin Phoenix) adalah seorang karyawan yang bekerja untuk membuatkan sepucuk surat ucapan hari jadi yang dipesan oleh seorang istri dan ditujukan kepada suaminya. Berdasarkan riset dan informasi yang diberikan client, Theodore menghasilkan kata-kata yang menyentuh dan terasa begitu tulus, ini adalah bakat yang nggak semua orang punya.

Apa yang Theodore lakukan? Menjual jasa merangkai kata.

Bikin buku, bikin novel, antologi puisi pun, pada dasarnya menjual jasa merangkai kata. Termasuk apa yang sedang saya lakukan ini. Bahkan kalau kalian tinggal di Jogja, mungkin sudah tidak asing dengan Puisi Seketika yang mampu merangkaikan puisi spontan untukmu, untuk temanmu, untuk pacarmu, atau untuk mbak-mbak lucu yang kalian temukan di FKY. Mantap kan?

Tanpa perlu menyinggung era disrupsi, kata-kata memang sejak dulu sudah mengalami komodifikasi. Kemasannya saja yang berbeda. Ibarat mi dok-dok, bisa bikin sendiri tapi orang-orang lebih suka buatan aa burjo karena lebih enak. Jadi Mz dan Mb yang menyerang mohon santae aja, bosq.

Sebenarnya nggak ada andil perubahan zaman dalam kaget jamaah menyoal penjualan kata-kata. Karena contohnya sudah ada, dari film yang kebanyakan dinikmati boomer sampai film yang katanya romance sience fiction keduanya menganggap kata-kata layak dijual. Kalau mendebat karena ‘itu kan cuma film’, lama-lama saya kuliahin konsep representasi dan realitas film sekalian nih.

Perihal kedua pihak yang diserang dan menyerang sama-sama memanfaatkan ini sebagai panggung, ya monggo. Mungkin di era ini kita sedang menghadapi sebuah komodifikasi keributan di mana pertengkaran yang diperjualbelikan. Sorak sorai netizen semakin berharga, maka jangan berhenti berkicau, wahai saudara-saudariku.

Iklan

BACA JUGA Menyebalkannya Book Snob yang Lebih Literasi dari Literasi Itu Sendiri atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2020 oleh

Tags: jualan kata-kataliterasitubir
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Pesta Literasi Mojok.co
Kilas

Kupas Kreativitas di Era Teknologi, Magdalene.co dan Alitra Gelar Pesta Literasi 5.0

21 November 2025
Merayakan Pesta Literasi Indonesia 2025 di Magelang MOJOK.CO
Kilas

Merayakan Pesta Literasi Indonesia 2025 di Magelang

10 September 2025
Dr. Sri Margana: Menelusuri Jejak Literasi, Sejarah, dan Perlawanan Kolonial dalam Sastra Jawa
Video

Dr. Sri Margana: Menelusuri Jejak Literasi, Sejarah, dan Perlawanan Kolonial dalam Sastra Jawa

6 Mei 2025
dusun menulis jogja.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Unik Dusun Menulis Jogja yang Masih Ada Warga Tak Bisa Baca Tulis, Sejarahnya Berawal dari Sastrawan Keraton

12 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.