Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Melihat Komentar Elite Politik dan Tokoh Ternama Soal Pembakaran Bendera Tauhid

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
24 Oktober 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Komentar-komentar yang muncul terkait aksi pembakaran bendera tauhid bukan hanya dari netizen, tapi juga dari elite politik dan tokoh-tokoh penting.

Insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh Banser di Garut Senin (22/10) lalu yang menggegerkan publik kini memasuki babak baru. Setelah menimbulkan kritik dan kecaman, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengumumkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi identitas pelaku pembakaran bendera tauhid tersebut.

Ditemui di Kantor MUI Pusat, Setyo menjelaskan, “Untuk (informasi mengenai) bendera dari mana sekarang sedang dikejar karena memang yang membawa bendera itu sudah diketahui identitasnya. Polres Garut (dengan) di-back up Polda Jabar sedang melakukan pengejaran.”

Melalui keterangannya, Setyo menjanjikan pihak kepolisian bakal bekerja profesional dengan tetap menerima masukan dari berbagai pihak. Prioritas utama polisi dalam hal ini tetaplah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sungguh bijaksana Bapak Setyo ini: meminta masyarakat bersikap lebih sabar, lalu berjanji pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini sampai ke akar-akarnya. Syaratnya cuma satu: tak perlu ada aksi-aksi!

Janji kepolisian ini pun langsung dipenuhi, tidak seperti janji-janji mantan yang palsu dan mambu seperti kotoran: sebuah gelar perkara direncanakan dilakukan dalam waktu dekat dengan mendatangkan saksi berupa ahli tata negara, ahli pidana, dan ahli hukum Islam. Malah, menurut Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, sudah ada tiga orang yang diamankan terkait kasus ini, meski belum berstatus tersangka.

Gerak cepat pihak kepolisian patut diacungi jempol. Yah mau gimana lagi, peristiwa pembakaran bendera tauhid ini langsung menjadi sorotan massa tanpa ampun. Saking hot-nya, komentar-komentar yang muncul pun bukan lagi sebatas komentar netizen yang kadang pedesnya melebihi ayam geprek level 5, tapi juga komentar-komentar dari elite politik dan tokoh-tokoh penting.

Wakil Presiden kita yang beberapa pekan lalu ‘ketahuan’ joget Tik-Tok bareng cucunya, Jusuf Kalla, juga ikut buka suara. Dengan tegas, JK menyebutkan apa yang sesungguhnya sudah kita baca bersama-sama di paragraf di atas: “Ya itu kan bendera yang menyerupai bendera Hizbut Tahrir, yang ada syahadatnya di situ. Sehingga itu lagi diselesaikan setempatlah di kepolisian setempat.”

Lain JK, lain pula KH Ma’ruf Amin. Sebagai wakil presiden masa depan (kalau terpilih bersama Jokowi di Pilpres 2019 mendatang), beliau menunjukkan sikap penuh hati-hati dan pertimbangan. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini kemarin Selasa (23/10) mengaku belum mendapatkan konfirmasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi. Kalau-kalau kamu yang membaca artikel ini juga ikut terbingung-bingung seperti Pak Ma’ruf, cobalah cek kronologi pembakaran bendera dulu di laman Mojok. Uwuwu~

“Saya belum dapat konfirmasi sebenarnya, sesungguhnya yang terjadi itu apa. “Karena itu, saya belum bisa memberikan jawaban,” tukas Ma’ruf Amin. Lebih lanjut, dirinya menyebut akan menanyakan kebenaran berita ini pada beberapa pihak, termasuk GP Ansor.

Naaaah, GP Ansor sendiri—yang merupakan induk dari Banser—akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi. Disebutkan, pembakaran sebenarnya dilakukan pada bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan satu tujuan: menjaga kalimat tauhid.

Ketum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Yaqut menyatakan bahwa hal ini dilakukan untuk menghindari kalimat tauhid dibuang di sembarang tempat, meski ia pribadi juga mengimbau anggotanya untuk tidak lagi melakukan pembakaran.

Tak hanya GP Ansor, MUI juga akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi melalui Sekjen Anwar Abbas di Kantor MUI. Secara terbuka, Anwar menyebutkan MUI merasa prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut karena telah menimbulkan kegaduhan di kalangan umat Islam. Pihak yang melakukan hal ini pun diminta untuk dapat meminta maaf dan mengakui kesalahannya secara terbuka.

Tak lupa, MUI juga mengajak semua pihak untuk menyerahkan masalah ini kepada proses hukum yang berlangsung, serta meminta bantuan ulama dan ustaz agar menjaga suasana tetap dingin dan kondusif.

Iklan

Sejalan dengan permintaan MUI, Pimpinan Majelis Zikir Az Zikra KH Muhammad Arifin Ilham menuliskan status di akun Facebook pribadinya: “Tetaplah sabar, yakinlah ini bukan gambaran keseluruhan anggota Banser. Alhamdulillah, tadi malam tiga oknum Banser ditangkap dan akan menyusul semua yang terlibat, waspadai provokasi pecah belah.”

Ustaz Arifin Ilham juga menekankan bahwa aksi pembakaran bendera ini justru meningkatkan kecintaan Muslim pada kalimat tauhid—sebuah hikmah yang bisa dipetik sekalipun kita sedang terjatuh dalam kegelapan. Masyaallah~

Saran positif, sementara itu, datang dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Mantan Walikota Bandung ini menunjukkan sikap menyesal terhadap pembakaran bendera tauhid yang menghebohkan publik itu. Menurutnya, PR terbesar bagi kita semua sudah jelas terlihat: jika tidak suka pada sesuatu, belajarlah menyampaikan pesan dengan adab dan cara yang baik.

Lebih menohok lagi, Ridwan Kamil menutup pernyataannya dengan elegan, “Keberadaan kita dilihat dari cara kita menyampaikan pesan dan dilihat cara kita menyelesaikan perbedaan. Sebaiknya yang bersangkutan segera menyampaikan permintaan maaf. Haturnuhun.” Sungguh, sebuah pesan yang kasep!

Tak ketinggalan dari pihak-pihak di atas, calon wakil presiden pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, juga menjadi sasaran kejaran wartawan untuk dimintai komentar terhadap aksi ini. Namun dengan bijaksana, ia menjawab tegas, “Saya tidak bisa komentar, saya nggak mau menambah panas suasana. Semua cool saja, tetap tenang.”

Saran Sandi agar kita semua dapat bersikap cool seolah berbanding lurus dengan pernyataan dari Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera. Dalam sebuah kesempatan, Mardani meminta para elite politik untuk tidak membuat komentar apa pun soal pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh Banser di Garut tersebut. Bahkan, ia meminta kader-kadernya di PKS untuk tidak angkat bicara.

“Kalau dari PKS, saya tegaskan untuk tidak memberikan komentar. Saya berharap semuanya tidak memberikan komentar. Saya sampaikan, bahwa ini adalah hal yang salah. (Pelaku agar) minta maaf dan akan segera diproses, dan umat tenang kembali,” tuturnya. Lebih lanjut, Mardani mengimbau para elite politik berkumpul dan membuat solusi, alih-alih memberi komentar.

Meski dalam topik politik segala hal bisa jadi sangat panas dan menyebalkan, rasa-rasanya kita perlu sepakat untuk mendinginkan suasana menghadapi peristiwa pembakaran ini. Bagaimanapun sakit hatinya, menyerahkan proses hukum pada pihak yang berwenang adalah pilihan yang terbaik. Tak perlu ngoyo pakai aksi-aksi balasan—seperti kata Sandiaga Uno, semoga kita semua tetap bisa cool bersama-sama.

Terakhir diperbarui pada 24 Oktober 2018 oleh

Tags: banserjusuf kallaMa’ruf Aminmardani ali serapembakaran bendera tauhidSandiaga Uno
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Aktual

11 Ribu Warga NU Geruduk Mapolda DIY, Tuntut Polisi Usut Tuntas Kasus Penusukan Santri Krapyak Jogja

29 Oktober 2024
Banser NU Selalu Kena Caci Maki MOJOK.CO
Ragam

Pahitnya Jadi Anggota Banser, Tulus Berbuat Baik dan Tak Rugikan Orang tapi Kerap Dicaci Maki

25 Juli 2024
Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden? MOJOK.CO
Esai

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia?

18 Desember 2023
sandiaga uno ppp mojok.co
Kotak Suara

Sandiaga Uno Gabung PPP, Apa Dampak Elektoralnya?

23 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.