MOJOK.CO – Influencer blunder sudah biasa, klarifikasi yang benar jarang yang bisa. Setidaknya dari tudingan rasisme Olvah Alhamid kita belajar….
Namanya juga hidup di Indonesia, kita dituntut selalu belajar dari konflik dan peristiwa ramai, belajar dari public figure demi tegaknya standar nilai moral, belajar mengambil hikmah dari sinetron jelek. Hah, sebenarnya capek. Tapi, capek pun setidaknya harus belajar.
Eks finalis Puteri Indonesia dari Papua Barat yang sering mengampanyekan antirasisme baru saja bikin paradoks atas apa yang sering dia sampaikan. Unggahan di Instagram Story-nya menunjukkan bahwa dia mengata-ngatai orang Tiongkok. Rasisme dilawan rasisme, jadilah rasisme baru.
Netizen tentu saja protes dan segera menggunjingkan hal ini di Twitter. Tak butuh waktu lama agar “uneg-uneg” ini sampai di telinga sang influencer cum Puteri Indonesia Papua Barat 2015. Blio pun dengan sigap melakukan klarifikasi panjang lebar. Sayangnya, klarifikasi macam itu masih belum diterima.
Oke, demi Kakak Olvah Alhamid dan segenap influencer Indonesia yang hobi blunder, mari kita mengheningkan cipta.
#1 Bikinlah video klarifikasi setelah ramai
Lho ini penting ya! Jangan ujug-ujug bikin klarifikasi kalau masalahnya belum ramai dan kemarahan netizen belum terkumpul. Nantinya bisa dituduh caper biar viral. Sabar saja dulu, tunggu semua orang muntab lalu bikin permintaan maaf di waktu yang tepat.
#2 Latihan dulu di depan cermin
Berhadapan dengan publik itu bukan hal yang mudah. Influencer blunder yang bikin masyarakat muak sudah pasti bakal dicaci terus atas kesalahan yang dia lakukan. Buatlah kerangka teks permintaan maaf di sebuah kertas, dan jangan lupa latihan di depan cermin.
Saat bikin video, nggak perlu baca teks ya, Xob. Udah kayak pidato kenegaraan aja. Alih-alih kelihatan tulus, kamu malah kelihatan sedang dalam tekanan kalau baca teks. Mendingan teks klarifikasi yang sudah ditulis itu dihafalkan dan dilafalkan secara natural. Kemampuan aktingmu diuji di sini.
#3 Minta maaf ya minta maaf aja, nggak usah fafifu!
Ini adalah poin mahapenting yang kalau dilewatkan, habislah sudah kariermu sebagai sekuter alias seleb kurang terkenal. Sebagai seorang influencer blunder, di mata netizen kamu sudah benar-benar menyebalkan.
Nggak usah berusaha pidato, bikin pembelaan, menyatakan pembenaran, sampai playing victim. Bikin netizen tambah ilfeel. Baiknya kalau mau minta maaf, ya minta maaf aja. Kalau butuh menjelaskan sesuatu, ya jelaskan dengan penuh kerendahan hati. Itu yang diinginkan orang-orang. Saya kasih contoh aja, misalnya kita pakai kasus Olvah Alhamid nih ya.
- Salam pembuka, kalau bisa salam semua agama (promemoria)
- Tanya kabar netizen (promemoria)
- “Terkait dengan… (sebutkan apa masalahnya, apa yang membuatmu blunder–promemoria)
- “Saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak yang dirugikan dan kepada masyarakat Indonesia.”
- “Apa pun alasan dan penjelasan saya di sini tidak dimaksudkan sebagai pembelaan dan pembenaran atas tindakan saya yang salah.”
- “Semoga bisa dijadikan pembelajaran untuk kita, terutama saya sendiri untuk tidak melakukan kesalahan ini di kemudian hari.”
- Basa-basi penutup, boleh ditambahkan harapan agar masyarakat memaafkan (promemoria)
#4 Jangan lakukan: playing victim dan menyalahkan keadaan
Klarifikasi tidak dimaksudkan untuk curhat, jadi nggak usah playing victim apalagi pembelaan dengan logika nggak masuk akal. Influencer blunder yang bawa-bawa masa lalu dan alasan kenapa dia melakukan kesalahan justru bakal terpeleset ke tuduhan konyol lain dari netizen.
Relakan saja, ikhlas, dan merendahlah karena masyarakat sudah telanjur marah dan emosi. Lagi pula sudah bukan saatnya netizen bisa dibohongi dengan fafifu wasweswos. Semakin nggak nyerocos, klarifikasi semakin dihargai.
#5 Puasa medsos dulu
Usai klarifikasi dan meminta maaf, saran saya sih influencer blunder baiknya puasa medsos dulu. Nggak usah membalas balik orang-orang yang masih marah. Nggak usah baca-baca hate comment karena nggak baik buat kesehatan jiwa.
Menghilang sejenak dari media sosial adalah langkah bijak. Sebab, setelah ini semua yang kamu lakukan, walaupun benar juga bisa dituduh aneh-aneh lagi.
Yang penting sudah klarifikasi atas apa yang terjadi kan? Pastikan juga klarifikasi dan minta maaf dengan benar. Tidak dibuat-buat dan tidak overacting. Jika di kemudian hari si influencer comeback blunder, ya sudah. Memang hampir serupa keniscayaan kok.
BACA JUGA Hanya Orang-orang Bermental Baja yang Sanggup Jadi Influencer Indonesia dan artikel lainnya di POJOKAN.