Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kadang, Merencanakan Pernikahan Jauh Lebih Rumit Ketimbang Mencari Pasangan Nikah

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
27 Juni 2019
A A
Kadang, Merencanakan Pernikahan Jauh Lebih Rumit Ketimbang Mencari Pasangan Nikah
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

“Kamu mau punya uang berapa saja, itu pasti habis,” begitu kata Puthut EA pada saya suatu ketika saat memberi wejangan tentang mempersiapkan pernikahan.

“Kamu mau punya 20 juta, 40 juta, atau 100 juta sekalipun, itu akan tetap ludes. Wis tho, percaya sama aku.” lanjutnya.

Saya tak bisa tidak tentu saja mempercayainya. Wejangan yang dia berikan sangat otoritatif. Bagaimana pun, dia sudah menikah, jadi kalau saya membantah pernyataannya, dia akan mudah pula membantah bantahan saya. “Lha yang sudah nikah itu aku apa kamu?” Begitu kira-kira bantahan yang saya perkirakan bakal keluar dari mulutnya.

Beberapa bulan yang lalu, adik saya menikah. Dan apa yang dikatakan oleh Puthut EA ternyata memang benar terjadi. Hal itu juga berlaku pada pernikahan hampir semua kawan saya.

Ingatan tentang wejangan Puthut EA itu terus terbayang dalam otak saya. Enam bulan lagi, saya akan menikah dengan Kalis, perempuan yang sudah saya pacari dua tahun lamanya. Dan sebagai lelaki yang boros, saya merasa belum punya cukup uang untuk bisa menggelar resepsi pernikahan yang layak.

Jangan ngasih nasihat “Nggak usah resepsi, Mas. Cukup di KUA saja,” ke saya. Itu nasihat yang jelas tak akan bisa saya Kalis lakukan, sebab kami sama-sama punya orangtua yang sangat berhasrat anaknya bisa menggelar resepsi pernikahan yang tidak kismin-kismin amat. Dan akan sangat berdosa rasanya jika kami tidak mau memenuhi hasrat orangtua kami itu.

Dalam kondisi yang demikian, saya dan Kalis kerap berkunjung ke kawan-kawan kami yang sudah menikah. Studi banding sekalian untuk menanyakan atau mencari referensi vendor-vendor resepsi nikahan yang terjangkau tapi tentu saja yang tidak kismin-kismin amat. Yah, pokoknya yang dananya bisa kami usahakan dengan tabungan kami selama enam bulan ke depan.

“Aku punya referensi bagus, kamu resepsinya di kafenya Mas Indra saja, tempatnya enak, dan bagus,” kata Eka, kawan saya yang sudah menikah dan kini sudah dikaruniai satu anak yang amat sangat lucu.

“Tempatnya Instagramable?”

“Banget. Dan kalau kamu nego, tempatnya bisa gratis, kan temen sendiri, paling kamu bayar paket makanannya saja.”

“Wah, cocok ini.”

“Tapi masalahnya, tempat parkirnya terbatas. Parkir mobil paling cuma buat berapa, motor juga. Tapi ini bisa diakali, di undanganmu nanti, kasih saja pengumuman, ‘Wajib datang pakai Gojek atau Grab’, gitu.”

“Lambemu.”

Kali lain, saya mendapatkan saran dari seorang kawan tentang venue pernikahan yang murah dan terjangkau di sebuah rumah makan yang memang terkenal murah.

Iklan

“Tapi ya itu, dalam satu waktu, maksimal cuma bisa menampung 150 orang, kalau tamumu banyak, ya harus gantian.”

“Wah, jigur, lha ini resepsi nikahan apa jam jaga Indomaret, kok pake shift-shift-an.”

“Lha murah kok banyak maunya.”

Merencanakan pernikahan kadang memang jauh lebih susah ketimbang menemukan orang yang diajak nikah. Tapi konon, proses perencanaan itu pula yang bisa membuat ikatan antara kedua calon mempelai semakin erat dan semakin memperkuat kesamaan visi keduanya.

Sekarang, Kalis sangat rajin melihat feed Instagram dari akun-akun penjual kebaya juga akun-akun yang menawarkan paket pernikahan atau dekorasi dengan tema yang sangat beragam.

Sesekali, saat ia sibuk sekrol-sekrol, saya ikut nimbrung. Melihat aneka dekorasi pelaminan yang bagus dan indah itu, rasanya sungguh bikin ayem, walau tentu saja, keayeman itu akan segera berganti dengan keresahan begitu saya sekrol ke bawah untuk melihat harganya.

Benar kata orang-orang, “Perkoro rabi ki nek dipikir mumet, tapi nek ra dipikir lali.”

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2019 oleh

Tags: menikahpernikahan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Suka Duka Wedding Organizer Jogja yang Menyulap Pernikahan Jadi Cerita Tak Terlupakan
Video

Suka Duka Wedding Organizer Jogja yang Menyulap Pernikahan Jadi Cerita Tak Terlupakan

21 Juni 2025
Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6
Video

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6

3 Maret 2025
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4
Video

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4

24 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.