MOJOK.CO – Tren TikTok “Ganteng, review saldonya dong” dimenangkan oleh seseorang yang pamer struk ATM bertuliskan 11 triliun rupiah. Ah, padahal biasa aja.
Tren TikTok memang sering melahirkan polemik-polemik yang aneh dan kurang penting dalam jagat permedsosan duniawi. Setelah sempat banyak yang pamer tagihan kredit Shopee PayLater, sekarang banyak yang pamer saldo. Ini terjadi setelah muncul yang namanya tren “Ganteng, review saldonya dong”. Mulanya netizen di TikTok ada yang pamer saldo ratusan juta, miliaran, berlanjut sampai ada orang yang pamer saldo 11 triliun rupiah. Hmmm, apakah Anda kaget? Sebaiknya nggak usah.
Parahnya tren Tiktok satu ini justru meluas ke berbagai media sosial lain dan jadi pemberitaan di banyak media daring. Oke, oke, saya paham. Tentu ini terjadi karena netizen memang suka melotot kalau membahas soal kekayaan. Topik crazy rich Surabayan bisa ramai, topik donasi 2 triliun ramai, bahkan seminar-seminar bullshit cara menjadi kaya yang berbayar mahal itu juga laris manis. Rupanya orang Indonesia ini kebanyakan pengin jadi kaya, tapi kadang malas mewujudkannya. Jadi, melihat seseorang yang sudah mencapai level kekayaan hampir mustahil, kita pun kalap buat membicarakannya.
Sebenarnya tren TikTok “Ganteng, review saldonya dong” yang akhirnya “dimenangkan” oleh abang-abang yang punya saldo 11 triliun itu juga jadi ramai karena Ditjen Pajak turut berkomentar. Seolah-olah ada miliaran rupiah pajak yang menunggu untuk dibayar. Situasinya jadi lucu karena semakin menegaskan sekaya apa pun kamu, kalau belum bayar pajak ya seolah-olah masih punya utang.
Ya, tapi, tolonglah. Saya nggak perlu menjelaskan kalau nominal 11 triliun itu saldo editan kan? Logis aja, mana ada struk ATM selebar itu, hih!
@owner.studenteKontennnn
Terlepas dari keaslian konten 11 triliun, saya lebih kaget kenapa banyak netizen di kolom komentar yang jadi “panas”. Mulai dari yang denial dan bilang kekayaan segitu banyak nggak dibawa mati, dari yang muji-muji pemilik saldo dibarengi embel-embel “bismillah iPhone 11”, sampai yang terheran-heran dengan polosnya.
Memang sih, nominal segitu banyak bikin sebagian orang kaget dan kebingungan karena nggak bisa bacanya. Tapi, hanya orang-orang yang belum berdamai dengan dirinya sendiri yang bakal terusik dengan konten pamer kekayaan semacam ini. Perlu diketahui bahwa ini bukan kali pertama ada video TikTok soal pamer kekayaan bisa viral sampai dibawa-bawa media. Dulu, banyak juga figur seleb TikTok yang setiap hari memamerkan rumah mewahnya, memamerkan koleksi tas mahal, dan pamer-pamer harta yang lain. Yaelah, Sisca Kohl pamer makanan mahal aja masih dibahas. Apakah Anda turut mendidih dan jengkel lihat ada orang pamer? Oh jangan dulu, Kawan, yang sabar.
Tentang sifat riya dan kesombongan manusia, jujurly bukan ranah saya. Itu urusan Pak Ustaz Ahmad Khadafi di rubrik Khotbah. Sebagai netizen basa juga saya nggak ngurus sama dosa orang lain yang muncul di FYP.
Hanya satu yang bikin perasaan saya agak mengganjal, ternyata banyak orang yang masih kesindir sama hal beginian. Padahal jika Anda orangnya namaste dan narimo ing pandum, kayaknya nggak bakal ikut heboh dengan kekayaan orang lain. Kondisi ini kalau boleh saya sebut sebagai “berdamai dengan saldo sendiri”.
Ngiler-ngiler sedikit sama saldo orang lain nggak masalah sih, tapi jangan sampai terusik lah. Kasihan kesehatan mentalmu lho. Memang kata orang uang nggak bisa membeli kebahagiaan, tapi biar bahagia kita butuh uang. Memang, saya nggak menolak pernyataan itu. Tapi, kalau matanya jadi ijo setiap lihat saldo ATM, seruduk sana-sini demi cuan, itu juga nggak benar, Bosq.
Uang bisa dicari dengan berbagai cara, nggak ada salahnya berdamai dengan diri sendiri. Saldomu nggak harus 11 triliun untuk menjalani hidup yang pelik ini, yang penting itu napas dan detak jantung. Kalau nggak bisa ikutan tren TikTok “Ganteng, review saldonya dong” juga nggak ada yang bakal marah. Nggak selamanya nilai seseorang itu ditentukan lewat nominal rekening. Masa sih katanya open minded tapi nggak pro saldo ATM ngenes. Dahlah, jalani hidup yang santai dikit napa.
BACA JUGA Tren ‘Welcome to Indonesia’ dan Latah yang Bermasalah dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.