Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Guru Pendukung Prabowo yang Sebar Hoax itu Maksudnya Pengen Jokowi Menang Apa Ya?

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
11 Januari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seorang guru SMP di Cilegon ditangkap sebagai salah satu tersangka penyebar hoax 7 kontainer surat suara. Ngaku pendukung Prabowo-Sandi lagi. Hadeh.

Kicauan politisi Demokrat, Andi Arief, yang meneruskan informasi hoax soal 80 juta suara yang sudah dicoblos untuk suara Jokowi-Ma’ruf akhirnya mengarah ke salah satu aktornya.

Seorang guru berinisial MIK berusia 38 tahun, menjadi dalang karena menjadi sosok yang memposting hoax tersebut pertama kali di media sosial Twitter. Sebelumnya Mabes Polri sudah tetapkan tiga tersangka sebagai penyebar hoax yakni J, LS, HY.

Masalah semakin runyam karena guru yang diduga mengajar di SMP Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Steel Cilegon ini mengaku sebagai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Belum begitu jelas memang motif kejahatan ini. Meski menurut keterangan kepolisian, MIK mengaku ingin memberi tahu Tim Paslon Nomor 2.

Dalam keterangan kepolisian MIK berkicau melalui akun twitternya dengan mention akun Twitter Dahnil Anzar, dengan kata-kata berikut:

Harap ditindaklanjuti, informasi berikut.

Di Tanjung Priok ada 7 juta kontainer berisi 80 juta surat suara yang sudah dicoblos hayo PADI merapat pasti dari Tiongkok tuh.

Guru Geografi ini hanya satu di antara empat tersangka penyebar hoax yang sebenarnya menyebar pertama kali melalui pesan berantai di Whatsapp Grup.

Dengan embel-embel “Viralkan!” lalu dengan kalimat-kalimat “info dari sumber yang layak dipercaya.” Entah kesamber dedemit apa, MIK dengan sangat percaya diri melampirkannya begitu saja ke Twitter.

Sebelumnya Polisi sudah menangkap tersangka inisial BBP yang menjadi kreator pengisi suara rekaman. Meski sempat membuang dan merusak kartu sim-nya lalu kabur ke Sragen, BBP akhirnya bisa ditangkap juga.

Dalam rekaman suara itu disebutkan ada dialog soksokan rahasia mengenai hoax 80 juta surat suara yang udah dicoblos. Bedanya, si pengisi suara ini tidak mengakui bahwa dirinya merupakan pendukung Prabowo-Sandi layaknya MIK.

Tentu saja pengakuan ini sedikit aneh dan mengacak-acak cara berpikir orang-orang waras? Kenapa sih mendukung dengan cara sebegitu bodohnya?

Sebab, mau bagaimana pun, usai kasus hoax Ratna Sarumpaet, bukankah para pendukung Prabowo-Sandi seharusnya lebih berhati-hati dalam berkampanye? Jika melakukan hal-hal demikian bukannya hal ini justru meruntuhkan elektabilitas jagoannya sendiri?

Hal ini yang sampai sekarang masih belum mashoook dalam alam berpikir saya. Atau saya yang kelewat naif membaca arus informasi dalam pusaran Pilpres 2019 kali ini?

Hal ini yang kemudian menjadi tugas berat bagi BPN Prabowo-Sandi. Di saat mereka sedang membangun citra lagi dari awal karena kasus hoax Ratna, kali ini mereka harus direpotkan lagi untuk klarifikasi macam-macam.

Padahal—biasanya—tugas soal klarifikasi ini harusnya dari pihak Petahana, karena mereka yang paling gampang dicari kekurangannya selama menjalankan pemerintahan. Ini kok malah kebalik-balik gini sih? Bener-bener nggak asik deh.

Iklan

Berkali-kali pula Tim BPN Prabowo-Sandi mengaku tidak mengenal pihak-pihak penyebar hoax. Meski di antara tersangka mengaku sebagai pendukung Prabowo-Sandi sekali pun. Ya masuk akal saja kalau kemudian Tim Prabowo-Sandi justru mendukung agar kasus ini segera diungkap. Sebab ini jadi satu-satunya pilihan terakhir untuk menjaga nama baik—tentu saja.

Meski begitu, Tim Prabowo-Sandi memberi catatan, bahwa Kepolisian jangan tebang pilih untuk menangani kasus hoax. Jangan hanya hoax yang diciptakan dari kubu (yang mengaku) dari kubu oposisi saja, melainkan dari kubu seberang juga.

Meski begitu Kepolisian masih juga belum menemukan aktor intelektual di balik kasus hoax ini. Jika dilihat dari keterangan, Guru berinisial MIK itu hanya menyebarkan dari postingan di Whatsapp.

Artinya ada orang lain yang lebih dulu menyebarkan informasi palsu ini secara “privat” dari satu nomor Whatsapp ke nomor Whatsapp yang lain. Nah, aktor inilah yang harus dibongkar, jangan hanya berhenti pada sosok yang sudah diamankan saja.

Kalau ada sosok yang harusnya marah dengan situasi ini ya jelas bukan Tim Jokowi-Ma’ruf atau pendukungnya, melainkan ya pendukung Prabowo-Sandi. Mereka sudah berjuang mati-matian berkampanye dengan baik dan santun (sesuai arahan Bang Sandi), eh malah dirusak oleh orang-orang beginian.

Ini maksud orang-orang ini apa sih? Pengen jagoan mereka kalah gitu? Lalu Jokowi-Ma’ruf yang menang atau bijimana?

Atau merasa karena di Amerika Serikat cara-cara begini bisa memenangkan Donald Trump, maka mau diujicobakan juga di Indonesia? Kenapa nggak diujicobakan saja ke Planet Namec aja gitu? Kenapa harus Indonesia?

Padahal ada cara yang lebih masuk akal ketimbang mencoba untuk menyerang kubu Jokowi-Ma’ruf dengan hoax. Yakni, dengan mengeluarkan segala upaya untuk mendukung Nurhadi-Aldo, capres-cawapres nomor 10.

Ya iya dong, timses Nurhadi Aldo atau biasa disebut Dildo baru saja sudah mengakui bahwa dengan membesarnya kekuatan mereka, pasangan ini—bisa jadi—menambah suara golput dalam Pilpres 2019.

Ketimbang berupaya mengurangi suara di kubu lawan dengan cara kotor, hamending sekalian menguatkan poros ketiga via jalur prestasi. Lha wong, sama-sama makin susah menang ini ya kan (kalau cara hoax terus yang dipakai)?

Yah, ketimbang bikin berita bohong malah berakhir di jeruji besi ya kan? Coba kalau itu si guru, dan ketiga tersangka lainnya jadi caleg di dapil luar angkasa Partai Untuk Kebutuhan Iman (PUKI) saja. Lebih atraktif, erobik, dan akrobatik.

Kecuali kalau memang si guru yang ditangkap ini pendukung Prabowo-Sandi tapi tanpa sadar malah melakukan cara yang bisa memenangkan Jokowi-Ma’ruf.

Mengutip kata mutiara Capres Nurhadi: “Kalau mereka bisa, kenapa harus kita?”

Terakhir diperbarui pada 11 Januari 2019 oleh

Tags: 7 kontainer80 jutaandi ariefhoaxNurhadi-Aldoprabowotersangka
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.