Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Gorengan, Sumber Konflik Rumah Tangga Paling Nggak Terduga

Intan Ekapratiwi oleh Intan Ekapratiwi
28 Juni 2025
A A
Gorengan, Sumber Konflik Rumah Tangga Paling Nggak Terduga

Gorengan, Sumber Konflik Rumah Tangga Paling Nggak Terduga (Pixabay.com)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Jangan sampai gara-gara gorengan, suami istri diem-dieman berbulan-bulan!

Kalau orang bilang rumah tangga itu seperti kapal yang harus dijaga keseimbangannya, izinkan saya menambahkan satu hal. Jangan taruh tempe goreng di atas kapal tersebut kalau nggak mau tenggelam. Soalnya gorengan bisa memicu konflik paling nggak penting tapi menyebalkan dalam kehidupan rumah tangga.

Entah sudah berapa kali saya dan suami mengalami momen menyedihkan sekaligus menyebalkan hanya karena gorengan. Bahkan kejadiannya kami alami sejak masih pacaran sekian tahun lalu. Kejadiannya begitu cepat, tapi sampai sekarang saya masih mengingatnya.

Gorengan terakhir yang jadi rebutan

Jauh sebelum memutuskan berumah tangga, saya dan suami yang dulu masih pacaran pernah berebut sepotong tempe goreng. Iya, tempe goreng. Jadi dulu ceritanya suami saya beli beberapa potong tempe goreng buat dimakan sebagai lauk. Terus saya ujug-ujug mencomot potongan tempe terakhir.

Waktu itu saya kira dia sudah puas makan beberapa potong tempe sebelumnya. Eh, ternyata dia malah kesal karena saya menandaskan potongan tempe terakhir miliknya. Alhasil sejak saat itu kalau beli sesuatu, terutama makanan, dia bakal beli lebih banyak takut kalau saya tiba-tiba berubah pikiran dan pengin juga. Wqwqwq.

Momen rebutan gorengan nggak berhenti sampai di situ. Begitu menikah, konflik gara-gara gorengan juga beberapa kali kami alami. Pernah juga saya sengaja menyisakan bakwan goreng di piring. Maksudnya mau saya makan nanti. Siapa sangka bakwan goreng itu tak pernah bisa saya nikmati karena berpindah ke perut suami.

Begitu saya tanya, dengan polosnya dia menjawab, “Kirain kamu udah kenyang.” Hadeh.

Gorengan bukan cuma soal tepung, isian, atau cabai rawit. Ia adalah pelarian dari stres dan bentuk cinta pada diri sendiri. Kalau saya sedang suntuk, enaknya ya jajan. Jajan gorengan bisa jadi solusinya. Terus kalau saya beli gorengan sepulang kerja, itu artinya saya pengin memanjakan lidah saya, bukan berbagi dengan manusia lain.

Akan tetapi namanya hidup memang selalu penuh kejutan. Termasuk kejutan bahwa suami saya bisa tega mengunyah bakwan goreng terakhir yang sengaja saya sisakan. Padahal itu kan bakwan goreng yang paling besar dan paling kriuk untuk saya nikmati.

Pentingnya komunikasi dan manajemen stok makanan dalam rumah tangga

Sekarang sudah tahu kan kenapa gorengan bisa menjadi sumber konflik rumah tangga tak terduga. Dari pengalaman saya, ternyata komunikasi dan manajemen stok makanan menjadi hal yang sangat penting. 

Kenapa komunikasi? Ya soalnya kalau nggak ngomong, mana bisa suami saya atau pasangan kalian tahu bolehkah mereka memakan gorengan terakhir yang tersisa di piring. 

Saya jadi kepikiran, kenapa dulu nggak bikin perjanjian pranikah tentang hak asasi gorengan, ya. Siapa yang berhak atas gorengan terakhir, apakah boleh makan gorengan pasangan kalau dia sedang tidur, bahkan apakah boleh menyisakan tempe goreng atau harus segera dihabiskan kayaknya menjadi topik yang penting untuk didiskusikan.

Terus, manajemen stok makanan dalam rumah tangga juga harus benar. Pastikan kalau beli gorengan itu yang banyak. Sebab damainya rumah tangga itu bukan cuma soal komunikasi yang baik, tapi juga memastikan semua orang dapat tempe goreng yang kriuk itu.

Ternyata bener kata orang, cinta memang butuh pengorbanan. Dan dalam kasus saya, pengorbanan paling bijak adalah rela nggak makan gorengan terakhir.

Iklan

Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Kalau Beli Gorengan, Langsung Ambil Aja, Nggak Perlu Dipegangin Semuanya! dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2025 oleh

Tags: gorenganrumah tangga
Intan Ekapratiwi

Intan Ekapratiwi

Artikel Terkait

Derita Penjual Gorengan, Sehari-hari Menghadapi Rumor yang Menjatuhkan Usahanya Mojok.co
Pojokan

Derita Penjual Gorengan, Sehari-hari Menghadapi Fitnah yang Bisa Menjatuhkan Usahanya

21 Juli 2025
jualan gorengan bikin perantau majalengka jawa barat kaya di Jogja.MOJOK.CO
Ragam

Jualan Gorengan Pakai Gerobak di Pinggir Jalan, Perantau Jawa Barat di Jogja Omzetnya Rp2 Juta Per Hari, Saat Ramadan Berlipat Ganda

6 Mei 2024
pekerja rumah tangga mojok.co
Hukum

Para Pekerja Rumah Tangga, Kalian Memiliki Hak-Hak Ini lho

2 November 2022
Menelusuri Perjalanan Kerupuk Kaleng, identik dengan harga murah
Geliat Warga

Kerupuk Kaleng, Makanan Murah yang Mesin Pembuatnya Seharga Avanza

11 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.