Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Emangnya Harus Banget Ya Punya Idealisme?

Nia Lavinia oleh Nia Lavinia
15 Mei 2019
A A
idealisme pragmatis realistis
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menurut kamu punya sesuatu yang diperjuangkan itu penting nggak? Kalau jawabanmu iya, kamu harus punya idealisme!

Selama ini hanya ada dua quotes yang saya ingat muncul dari mulut Bung Karno. Pertama, quotes yang banyak dikutip di hari sumpah pemuda, “beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncangkan dunia” dan kedua, quotes yang banyak dikutip di hari kemerdekaan, yaitu “Jasmerah, alias yang pakai jas merah jangan sampai lolos jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”.

Tadi pagi ketika saya iseng membaca sebuah media, untuk pertama kalinya saya melihat quotes soekarno yang seperti ini

“…kalau pemuda sudah berumur 21, 22 sama sekali tak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa…pemuda yang begini baiknya digunduli saja kepalanya…” (Soekarno)

Wadududuh, baca ini saya terkaget-kaget. Ini yang ngomong Bung Karno apa polisi Bandung yang kemarin gundulin anak-anak anarko pas hari buruh? Wkwk.

Ada apa nichh, kenapa Bung Karno mau main gundul-gundulin kepala orang?

Kalau kita melihat konteks masa lalu, perkataan Bung Karno ini tentu berhubungan dengan situasi dan kondisi Indonesia di masa itu. Yhaa, kolonialisme. Karena lagi ngelawan penjajah, semua orang (bukan cuman pemuda kayaknya) harus berjuang, bercita-cita, dan bergiat untuk kemerdekaan bangsa.

Dan memang anak muda saat itu, jadi kelompok yang sangat spesial. Mereka seperti diberi panggung sendiri untuk menunjukan idealisme mereka. Mereka tercatat menjadi tokoh kunci perlawanan terhadap kolonialisme dan segala bentuk penindasan dengan membuat serikat dan gerakan-gerakan politik yang sangat progresif, dan konfrontatif. Mereka memperjuangkan sekuat tenaga imaji negara ideal yang mana kemerdekaannya harus berasal dari keringat dan usaha mereka sendiri.

Yang lebih heroik lagi, sampai sekarang kita bahkan masih didongengi betapa beraninya kaum muda saat itu melawan orang-orang tua yang mereka anggap kolot dan terlalu banyak berkompromi.

Tanpa takut disebut durhaka dan didoain kualat, idealisme mereka membuat semua hal yang perlu dilakukan akan dilakukan meskipun bertentangan dengan orang-orang tua yang selalu dianggap tahu segalanya. Bagi mereka, Idealisme mereka untuk merdeka dengan usaha sendiri tidak bisa ditawar dan dikompromikan. Kalau tantara punya slogan NKRI harga mati, anak muda masa lalu mungkin akan bilang idealisme harga mati!!!1!

Se66an~

Itu kan anak muda masa lalu. Nah, mari kembali ke masa sekarang.

Mari sama-sama kita bayangkan gimana jadinya kalau Bung Karno menyerukan perintah gundul-gundulan pada generasi muda jaman sekarang. Hal apa yang pertama kali muncul di otak kalian? Kalau saya sih langsung kepikiran untuk bilang…

…

…

Iklan

…

“Oke, Bung, saya ta otw tukang cukur.” WQWQWQ.

Lha jangankan mau berjuang, bercita-cita, dan bergiat untuk tanah air dan bangsa, saya kebelet pipis pas lagi gogoleran di Kasur aja mager bet mau ke kamar mandi ☹ WQWQWQ.

Oke oke serius.

Membandingkan perjuangan dan cita-cita yang dimiliki anak muda generasi lama dan generasi mileniyel kayak sekarang sebenarnya mungkin nggak terlalu apple to apple.

Di masa lalu, keadaan yang mengecam memaksa anak muda untuk ikut berperan dan melawan musuh (para penjajah dan para oligarki yang suka menindas rakyat). Keadaan ini yang membentuk idealisme (ide/gagasan tentang suatu keadaan ideal) apa yang harus dibentuk dan diperjuangkan.

Di masa sekarang, keadaan yang cenderung aman, tentram, damai, membuat anak muda keenakan tidak terlalu banyak berbicara perlawanan. Bagi kebanyakan orang ide melawan mungkin terdengar aneh karena mau melawan siapa? Musuhnya apa? Lha wong bentuk penindasan dan ketidakadilannya nggak kelihatan (kecuali pakai mata batin hhe hhe) beda sama yang terjadi di masa lalu.

Akhirnya, hanya sedikit yang punya imaji mengenai nilai-nilai dan keadaan ideal yang harus diperjuangkan. Kebanyakan mungkin memilih hidup pragmatis—sekolah, dapat kerja, banyak uang, menikah, dan hidup bahagia selamanya—sesuatu yang tentu saja nggak salah karena memang sangat rasional.

Jadi… harus banget nih punya idealisme?

Jawabannya adalah… tergantung.

Menurut kamu punya sesuatu yang diperjuangkan itu penting nggak?

Kalau kamu merasa ada sesuatu yang salah di dunia ini, dan kamu ingin berbuat sesuatu untuk memperbaiki itu, artinya kamu harus punya idealisme! Kamu harus punya imaji mengenai keadaan ideal apa yang seharusnya terjadi.

Yang kayak gimana keadaan ideal yang kamu anggap perlu terjadi itu? Ya tergantung nilai apa yang kamu pikir bisa mewujudkan itu semua. Nilai inilah yang kemudian akan menuntun kamu mengenai mana yang benar, mana yang salah. Mana yang baik, mana yang buruk. Mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.

Dan kalau kamu masih muda, inilah satu-satunya kesempatan kamu bisa menumbuhkan idealismemu. Karena pikiranmu masih belum dijejali urusan-urusan perut dan cari uang yang bisa bikin idealisme mu surut. Ya kan semua kebutuhan masih bisa minta orang tua hhe hhe.

Oiya, ketika kamu sudah memilih untuk memiliki suatu idealisme, artinya kamu memilih jalan hidup yang susah. Kenapa susah? Ya karena kamu akan sulit untuk dipuaskan. Bagi orang-orang di sekitarmu, kamu mungkin akan terlihat rumit, sensi, dan menyebalkannnn. Atau bahkan bakal dicap sebagai seorang SJW atau Social Justice Warrior. WQWQ.

Kamu akan jadi orang yang dianggap menyebalkan karena—ketika orang-orang tidak ada yang mempermasalahkan pembangunan dan industrialisasi misalnya, idealisme mu mengenai ongkos sosial dan lingkungan sebagai dampak pembangunan dan industrialisasi akan bikin kamu mencak-mencak sendiri, dan tentu saja kamu akan dianggap sebagai anomali karena itu. Kamu akan dianggap tidak rasional, dan hanya berdasar pada semangat anti-anti-an yang mereka pikir—kamu sebenarnya tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan atau perjuangkan itu.

Tapi tenang, kamu harus tetap teguh di jalan perjuangan karena tanpa adanya orang-orang idealis, banyak permasalahan penting yang tidak populer seperti pemanasan global atau ketimpangan sosial yang jarang sekali dibicarakan akan terus tenggelam dan tidak pernah dicari solusinya.

Yang paling penting nih yaaa, jangan mentang-mentang punya idealisme, jatuhnya malah terlalu mengglorifikasi idealisme itu sampai akhirnya malah jadi snob. Ngerasa jadi orang yang hidupnya paling bener sendiri, lalu mandang rendah orang lain yang milih hidup pragmatis.

FYI aja nichh. Jadi pragmatis juga pilihan hidup yang baik. Karena kenyataannya, kita nggak akan bisa mengabaikan kebutuhan pribadi! Bertahan hidup itu nomor 1. Kamu harus tahu kalau kamu nggak akan bisa berpikir dan berjuang untuk orang lain ketika kita sendiri masih hidup kekurangan.

Ingat Bung, kamu tidak akan bisa melawan dengan perut kosong~

Terakhir diperbarui pada 15 Mei 2019 oleh

Tags: idealismeMahasiswa
Nia Lavinia

Nia Lavinia

Mahasiswa S2 Kajian Terorisme, Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO
Kampus

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
beasiswa kuliah. MOJOK.CO
Ragam

Kuliah Modal Beasiswa, tapi Malah “Durhaka” ke Orang Tua: Dulu Dibanggakan, Kini Menyakitkan

17 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.