#2 Ikan yang tidak segar
Sebelum diserang banyak orang, saya ingin menekankan, tidak semua penjual bandeng presto itu tidak amanah. Banyak juga penjual di luar sana yang menjaga dengan baik kualitas bandengnya, toko oleh-oleh khusus bandeng presto misalnya. Mereka memproses dan menyimpan produknya dengan baik.
Persoalan produk yang satu ini tidak segar biasa ditemukan pada penjual sayur keliling atau pasar. Saya kerap mendengar keluhan dari kawan yang mendapati ikan bandeng tidak segar. Ciri-cirinya seperti bau dan warna bandeng yang mulai berubah.
Sebenarnya saya bisa memaklumi sih. Olahan ikan yang satu ini memang tidak bertahan lama dalam suhu ruangan biasa. Beda cerita ketika menyimpannya di freezer.
#3 Pengemasan yang sembarangan
Keluhan ini juga sering saya dengar dari teman-teman yang belanja di penjual sayur. Bandeng presto yang dijual sudah remuk. Paling sering, bagian kepala dan badannya terpisah.
Produk dalam keadaan tidak baik karena pengemasan yang sembarang. Bandeng yang sudah dipresto punya tekstur yang rapuh. Itu mengapa bentuknya mudah hancur ketika pengemasannya kurang maksimal.
Memang sih hanya bentuknya saja yang rusak, soal rasa dan bau masih baik-baik saja. Namun, tetap saja, bandeng yang remuk itu mempersulit pembeli ketika mengolahnya.
Itulah “dosa” penjual bandeng presto berdasar keluhan teman. Teman-teman saya jadi lebih berhati-hati ketika belanja karena hal-hal di atas. Adakah dosa penjual bandeng presto lain yang menurut kalian menyebalkan?
Penulis: Kenia Intan |
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Dosa Penjual Bakmi Jawa Jogja yang Merusak Rasa dan Bikin Pikir Ulang Sebelum Kulineran dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.








