Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Denny Siregar Keliru Kalau Usul Anak-Anak STM Sebaiknya Dilatih oleh TNI

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
26 September 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Denny Siregar pikir, anak STM baiknya ikut pendidikan bela negara bersama TNI. Lah, lah? Nggak belajar dari TNI aja udah berani, apalagi diajari.

Gelombang protes tiada henti soal Revisi KUHP, pengesahan UU KPK, dan RUU lainnya membuat banyak pihak semakin lama semakin terlibat. Termasuk juga dari anak-anak STM. Hal ini yang mungkin menjadi kekhawatiran bagi salah satu pegiat media sosial pendukung Presiden Jokowi, Denny Siregar.

Dengan berani, Denny Siregar meluncurkan “serangan” balasan ke anak-anak STM melalui kekuatan terkuatnya: Akun Twitter. Sebuah respons dari tagar #STMMelawan dan #STMBergerak yang menguasai jagat Twitter Indonesia, sekaligus aksi “tawuran” anak STM ke aparat kepolisian. Gara-gara “serangan”-nya ini pula, tagar #DennySiregarDicariAnakSTM sempat populer di jagat Twitter.

Salah satunya adalah soal persetujuannya dengan konsep bela negara.

Ngeliat para pelajar yang demo rusuh itu, gampang kemakan hoaks & provokasi..

Kok gua jadi setuju ya ada konsep bela negara, dimana lulusan SMA sederajat hrs ikut pendidikan ala militer spt di bbrp negara maju.

Biar dilatih jd lelaki oleh TNI dan ga tumbuh jd banci.

— Denny siregar (@Dennysiregar7) September 25, 2019


Oke, oke, jangan ngegas dulu dengan kata “banci” di sana. Kita bahas itu nanti.

Satu hal yang perlu disorot, Denny Siregar sepertinya lupa dengan nyali anak STM. Lha gimana? Tanpa dibekali dengan pendidikan ala militer saja anak STM sudah berani maju menghadapi tameng-tameng polisi. Tanpa peralatan memadai lagi. Hanya mengandalkan gesper, bambu, helm INK atau KYT. Bahkan ada juga yang cuma modal buku LKS doang.

Bahkan ketika banyak kakak mahasiswa terpental dengan water canon dan risiko kena pukulan pentungan polisi, anak STM bisa dengan enteng tetap menerjang tanpa pikir panjang. Hal ini bukan karena anak STM punya ilmu kebal atau sakti mandraguna, melainkan ya karena emang mereka nggak peduli aja kalau itu berbahaya.

Jangan lupakan juga dengan energi mereka yang meluap-luap. Di saat para mahasiswa sudah terengah-engah berada di area konflik, anak-anak STM masih punya stamina luar biasa untuk terus melaksanakan aksi.

Sekarang bandingkan dengan aparat misalnya. Mereka perlu banyak prosedur untuk melakukan serangan. Semua perlu dipikirkan masak-masak. Peralatan juga nggak main-main. Dari tameng, baju anti-huru-hara, dan helm hadiah dealer motor yang dicat. Benar-benar bukan pertarungan yang adil memang.

Tapi anak STM sudah belajar banyak. Terutama ketika mereka melihat kakak-kakak mahasiswa mereka digebukin dan masih tak juga mau didengar aspirasinya (didengar sih iya, dikabulkan, itu yang belum).

Orang-orang seperti Denny Siregar tentu layak skeptis melihat anak-anak STM ini tidak tahu apa-apa soal isu Revisi KUHP. Halah, bocah kemarin sore ini, tahu apa mereka soal Undang-Undang? Wajar sih, Bung Denny kan sudah mengikuti politik tanah air sejak lama. Bahkan mungkin sebelum anak-anak STM ini jadi kromosom.

Tapi pandangan Denny Siregar ini benar-benar sangat bias kelas. Seolah dirinya dan Pemerintah sudah tahu betul apa yang terbaik untuk rakyat (termasuk anak-anak STM), tanpa mau peduli apakah ada rakyat yang setuju atau tidak.

Semua terjadi karena dimungkinan satu hal, orang-orang kayak Bung Denny ini menganggap rakyat Indonesia tak tahu apa-apa, jadi mereka nggak perlu protes. Kalaupun boleh protes, protesnya dianggap angin lalu saja. Begitu protes ini berubah jadi konflik, baru deh ngeluh, “Ealah, ternyata aksinya berujung rusuh. Nggak mutu.” Ya kalau sedari awal protesnya diakomodir, ya nggak bakal rusuh laah. Bijimana seeh?

Padahal ya, apa yang dibahas di Undang-Undang itu menyangkut kehidupan anak-anak STM ini juga ke depan. Beberapa ada yang benar-benar tak paham sedang demo apa. Ini wajar saja. Toh, mereka juga tidak harus paham politik dan perundangan-undangan di usia segitu kok.

Iklan

Ayolah, coba kita lihat diri kita saat seusia dengan mereka, apakah kita saat itu juga punya pemahaman politik seperti sekarang? Ya kan nggak juga. Proses pengetahuan itu bertahap. Nggak ujug-ujug pinter.

Maka, wajar saja kalau cara pandang anak STM sangat sederhana. Mereka tahu sejak dulu citra wakil rakyat itu nggak baik-baik amat. Oleh karena itu, ketika mereka melihat aksi mahasiswa kok nggak kelar-kelar ya berarti patut merasa curiga kalau negara sedang tidak baik-baik saja.

Pandangan sederhana kayak gini sebaiknya juga tak patut untuk diremehkan. Toh, pada kenyataannya ada juga anak STM yang paham kenapa mereka harus demo ke Gedung DPR.

“Kami di sekolah juga diajari PPKn, Kak. Anak sekolah juga tahu pasal-pasal yang nggak penting. Misalnya nih, memang kakak mau ditahan karena pulang di atas jam 10? Terus misal rumah kita di pinggir jalan lalu nongkrong, ditangkap karena gelandangan. Kami memang orang bawah, tapi tahu juga politik,” kata Raka, salah satu anak STM yang ikut aksi seperti dikutip dari IDN Times.

Orang-orang kaya Denny Siregar mungkin menilai mereka tak layak bersanding dengan anak STM, lalu berdebat soal Revisi KUHP dan lain-lain. Levelnya jauh. Yaw ajar, karena memang pengetahuan mereka di usia seperti itu belum penting-penting amat untuk paham. Tapi menganggap kalau semua anak STM nggak paham, ya itu jadi meremehkan jatuhnya.

Lagian, kalau menuruti usulan Bung Denny bahwa anak STM harus dilatih sama TNI, selain bisa membedakan hoaks dan provokasi maka sebenarnya itu jadi buah simalaka.

Lha gimana? Tanpa dibekali kemampuan perang dan pengetahuan intelejen TNI aja anak-anak STM berani nyariin Bung Denny. Gimana coba kalau mereka punya sedikit kemampuan TNI? Opo ora lebih berbahaya, Bung?

Di sisi lain, kalau anak-anak STM ini akhirnya bisa membedakan hoaks dan provokasi dari didikan TNI, followers ente bisa-bisa banyak berkurang lho nanti? Eh.


BACA JUGA Surat Terbuka untuk Buzzer Jokowi atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2025 oleh

Tags: anak STMdenny siregarSTM
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

5 + 1 Rekomendasi Kaos Band Lokal untuk Denny Siregar MOJOK.CO
Podium

5 + 1 Rekomendasi Kaos Band Lokal untuk Denny Siregar

14 Juni 2022
Mbak You akan Dilaporkan Pakai UU ITE Jadi Pelajaran kalau Dukun pun Kini Harus Pro-Jokowi
Esai

Mbak You akan Dilaporkan Pakai UU ITE Jadi Pelajaran kalau Dukun pun Kini Harus Pro-Jokowi

18 Januari 2021
Agar Film ‘Nussa dan Rara’ Nggak Dibacotin Denny Siregar Lagi
Esai

Agar Film ‘Nussa dan Rara’ Nggak Dibacotin Denny Siregar Lagi

12 Januari 2021
Esai

Alasan Logis Kenapa Habib Rizieq Pantas Disambut Ribuan Orang saat Pulang

11 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.