Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Bisa-bisanya Anggota DPR Dapat Tunjangan Rumah DPR, Masak Kalah sama Saya yang Bisa Beli Rumah Sendiri?

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
20 Agustus 2025
A A
Bisa-bisanya Anggota DPR Dapat Tunjangan Rumah DPR, Masak Kalah Sama Saya yang Bisa Beli Rumah Sendiri?

Bisa-bisanya Anggota DPR Dapat Tunjangan Rumah DPR, Masak Kalah Sama Saya yang Bisa Beli Rumah Sendiri?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejak mendengar kabar tunjangan rumah DPR yang mencapai 50 juta, saat itulah saya merasa superior ketimbang mereka-mereka ini. Sebab, meski penghasilan saya nggak bisa dibilang besar, saya bisa mengusahakan rumah saya sendiri, tanpa “dibantu” negara.

Bagi saya, nggak masuk akal sama sekali untuk sekelas anggota DPR itu dikasih tunjangan rumah. Kenapa, karena mereka sendiri pastinya punya duit lebih untuk sekedar beli/ngontrak rumah. Negara nggak perlu pusing-pusing bantu. Kayak menggarami lautan, beneran.

Apalagi jika karena alasannya hanya karena mereka tak lagi dikasih rumah dinas, wes, tambah ra mashok.

Tapi argumen saya pasti akan di-counter dengan bacotan macam “lho masak anggota DPR nggak dapet fasilitas, mereka pantas untuk itu”. Kalau saya sih jawabnya gampang. Pertama, nggak ada yang minta situ jadi anggota. Kedua, kalau nggak terima nggak dapat fasilitas tunjangan rumah, ya nggak usah jadi anggota. Ngono kok angel.

Wani kemaki

Saya serius perkara merasa superior, sekalipun perasaan tersebut hanya ada di angan dan hati saja. Ya gimana, untuk pria berpenghasilan biasa saja, saya bisa beli rumah meski mencicil, dan cicilannya nggak pernah telat. Saya nggak pernah minta bantuan orang tua saya sekali pun untuk cicilan. Semua saya tanggung sendiri, usahakan sendiri.

Jelas saya merasa jumawa melihat fakta bahwa anggota DPR diberi tunjangan rumah. Orang-orang kaya itu dibantu negara untuk masalah rumah? Ha kok sepele ketimbang aku, wong kalahan iki?

Kalian mungkin merasa saya goblok, mereka bisa dapat puluhan juta untuk rumah, kok saya yang menderita ini bangga. Lho, justru itu poinnya. Saya sebagai manusia membuktikan bahwa saya bisa berdiri di kaki sendiri. Saya tak perlu dibantu tunjangan-tunjangan apalah itu untuk bisa memberi keluarga saya rumah yang layak.

Perkara saya menderita saat nyicil, ya nggak apa-apa. Justru itu yang bikin saya bangga: saya berdarah-darah meraih rezeki yang saya dapat, secara halal.

Jadi anggota bisa, masak masih minta tunjangan rumah?

Kalau saya sih berpikirnya amat sederhana: jadi anggota DPR itu nggak murah. Sama sekali nggak murah, jelas lebih mahal ketimbang harga satu rumah. Nah, kalau bisa mengusahakan diri sampai jadi, harusnya nggak perlu lagi namanya tunjangan rumah DPR. Tuku dewe mesti iso, orang nyalon aja bisa kok.

Apalagi tunjangan rumah DPR itu sampai angka 50 juta, dan ada yang bilang bahwa itu make sense lagi. Lho, make sense dari mana coba. Orang pada bisa bayar sendiri, kenapa negara repot-repot ngasih duit coba? Kayak nggak ada pos lain yang butuh dana berlebih. Pie iki Sri Mulyani, kok bagian ngene iki koe meneng?

Kecuali, nih, kecuali, tunjangan rumah DPR itu memang seakan-akan diadain biar gajinya jauh lebih gede. Nah, mending gitu ngomongnya ketimbang pake bilang tunjangan ini make sense, alesan ini-itu, ra mashok.

Rakyat itu nggak goblok-goblok amat kok. Ya memang masih ada yang kurang pemahaman, tapi sudah banyak yang kritis. Kalau melihat kalian banyak atraksi gini, ya maaf saja, kami sudah paham arahnya ke mana.

Tapi kalau saya boleh bilang sih, rakyat sekarang sudah ada di titik kemarahan tertinggi. Kok rasanya takut ya kalau tunjangan rumah DPR ini bisa memicu gerakan semacam Revolusi Pati. Sebab, mayoritas rakyat Indonesia kini beneran hidup susah. Saya yang nulis ini pun, bisa jadi terjerembab ke lubang kejatuhan kapan saja.

Saran saya sih, nggak usah pake tunjangan rumah saja. Beneran. kok bisa kalah sama saya, yang pemasukannya sepersekian dari anggota DPR, tapi berani berdikari perkara beli rumah sendiri. Minimal isin.

Iklan

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Nggak Usah Ngiri dengan Tunjangan dan Kekayaan Anggota DPR, Lama-lama Bikin Gila dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2025 oleh

Tags: gaji anggota dprharga kos di Senayanharga rumah di Senayantunjangan dprtunjangan rumah DPR
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Presiden Prabowo tak mau minta maaf. Komunikasi publik dinilai buruk. MOJOK.CO
Mendalam

Prabowo dan Pejabat Negara Kita Perlu “Kuliah Komunikasi” agar Tak Arogan dan Nirempati terhadap Tuntutan Rakyat

2 September 2025
Anggota DPR Dibiayai Negara untuk Isoman, Rakyat Dibiayai oleh Insyaallah MOJOK.CO
Pojokan

Tolak Usul PSI yang Ingin Tunjangan dari Gaji Anggota DPR Dikurangi: Mereka Layak Digaji Segitu

18 September 2021
ilustrasi Krisdayanti Nggak Perlu Minta Maaf Setelah Beberkan Gaji DPR. Jarang-jarang Ada yang Jujur Begini mojok.co
Pojokan

Krisdayanti Nggak Perlu Minta Maaf Setelah Beberkan Gaji DPR. Jarang-jarang Ada yang Jujur Begini

17 September 2021
gaji anggota dpr MOJOK.CO
Nafkah

Gaji Anggota DPR Itu Kecil, tapi Pas Kita Tahu Rasanya Tetap Menyakitkan

2 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.