MOJOK.CO – Segala kegundahan yang memenuhi relung pikiran dan jiwa bisa disalurkan melalui curhat. Tapi pernahkah kita mengerti perasaan orang yang dicurhati yang mendengarkan curhatan yang sama berkali-kali?
Agustus 2017, saya lupa tepatnya kapan, saya harus menunda tidur karena tiba-tiba teman saya japri ingin curhat masalah asmara. Mulut lamis saya sering disalahartikan teman-teman saya dengan mengira bahwa saya Mario Teguh versi masuk akal dan terjangkau. Sebagai teman yang baik dan kebetulan selo, saya mengiyakan permintaannya.
Begitu datang ke kontrakan, teman saya langsung mengutarakan permasalahannya. Awalnya saya antusias, tapi menguap di detik kelima dia bercerita. Dia curhat tentang sulitnya meyakinkan pujaan hati, dan dia berasumsi bahwa semua ini adalah ulah… makhluk halus. Iya bener, dia yakin banget ada genderuwo, tuyul, kuntilanak, PKI, atau apa pun itu yang berwujud mengerikan adalah alasan kenapa perjalanan asmaranya kandas.
“Delogok! Jembut naga! Iki ki opo, suuu!!!” maki saya dalam hati.
Bayangkan kau harus menunda tidurmu untuk mendengar bullshit macam itu berkali-kali. Iya, tidak hanya sekali saya mendengar keluhan yang sama persis dari orang yang sama berkali-kali. Percayalah saya lebih memilih melihat lini masa twit dari Permadi Aktivis 7 hari berturut-turut daripada mendengar curhat itu.
Sungguh saya paham rasanya punya masalah yang menggerogotimu dari dalam. Kau butuh seseorang yang mau mendengarkan ceritamu agar perasaan itu tidak lagi membebanimu. Menjadi orang yang dipercaya untuk mendengarkan rahasia hidupmu adalah suatu keiistimewaan. Saya paham itu semua.
Tapi kalau diminta mendengarkan masalah yang diulang-ulang, sebenarnya ya keberatan. Apa ya kamu mau curhat terus-terusan tentang dirimu yang boros tanpa berpikir bahwa sebaiknya kamu belajar irit, misale?
Orang yang mendengarkan curhat itu, selain berusaha menghargaimu, mereka juga menerka-nerka apakah kamu mau bercerita atau meminta solusi. Mereka juga sebisa mungkin merangkai kata agar solusi yang kamu minta tidak menyinggungmu sama sekali.
Ini masalah tricky lho, sumpah. Salah menyampaikan saran meski saranmu benar pun bisa mengundang masalah. Saya pernah dimusuhi banyak orang hanya karena menyarankan putus ketika ada teman yang curhat kalau hubungannya toxic. Saya menyarankan itu karena selain itu hal paling masuk akal, ya karena dia curhat hal yang sama seminggu tiga kali kayak maskeran. Jengah mendengarkannya, saya minta dia putus terus masalah selesai. Sini dimintai saran, malah sini yang dimusuhi, wo kontol.
Waktu mendengarkan curhat pun, kita yang jadi tempat curhat harus menahan diri untuk tidak marah, ketawa, atau menyepelekan masalah orang yang sedang cerita. Breaking point orang beda-beda, makanya kita berusaha memahami dan itu usaha yang berat.
Nah kalau kamu menceritakan hal yang sama berkali-kali tanpa ada niatan untuk memperbaiki, bayangkan orang yang kamu jadikan tempat curhat perasaannya kek gimana. Mereka mendengarkan suara kaset rusak yang berputar berulang kali. Mereka mendengarkan sampah berulang kali hingga rasa empatinya terhadapmu sudah mati.
Ya mau nggak mati gimana, kamu curhat tentang pacarmu yang main tangan berulang kali, kamu dijauhi karena bau badan, duit yang nggak pernah cukup karena kepincut Gundam, dan jatuh cinta pada orang yang tidak mencintaimu berulang kali tanpa sekali pun kamu berbuat sesuatu untuk menghentikannya. Dan kamu berekspektasi mereka akan sabar mendengarkanmu terus-terusan? Iyo sabar, ning bar kui hipertensi.
Saya sama sekali tidak menganjurkan Anda untuk tidak menceritakan permasalahan ke orang lain karena takut membebani. For God’s sake, we love to help. Curhat itu adalah cara sehat untuk hidup dengan melepas beban karena kau tidak akan sanggup menanggung itu semua. Tapi di saat yang sama, berilah pertolongan dirimu sendiri juga dengan menjadi lebih baik dari masalah yang kamu alami. Orang yang kamu curhati menolongmu dengan memberikan waktu dan perhatian mereka, tolonglah mereka dengan menjadi dirimu yang lebih baik.
Ngomong-ngomong, teman yang curhat kepada saya tadi akhirnya saya beri kuliah tentang pentingnya menjaga nutrisi dan juga jam tidur. Beberapa waktu kemudian dia jadian dengan cewek yang dia curhatin ke saya. Setelah itu saya tidak menerima lagi jasa curhat asmara karena kesehatan mental saya yang terganggu di akhir.
Tapi malah saya dimintai buat ngobatin orang yang kesurupan. Iki ki opo meneh Gustiii.
BACA JUGA Petugas KPK Digerebek Warga karena Dikira Penculik dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.