Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Akui Sajalah, Anak OSIS Itu Memang Menyebalkan Setengah Mati

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
12 Agustus 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Memangnya, dengan jadi anak OSIS, kamu bakal auto-populer di sekolah gitu? Harus banget gitu, ya, bersikap sombong dan cari muka sama guru-guru?

Di SMA saya dulu, kesurupan massal pernah terjadi. Suasananya cukup heboh dan mendebarkan. Usai kesurupan massal, beberapa siswi yang pingsan dibawa ke UKS.

Kawan saya adalah salah seorang korban. Saya bergegas ingin ke UKS dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Tapi, begitu hampir sampai, seorang kawan saya yang lain berteriak,

“Lia! Lia! Lia, jangan ke UKS! Jantungmu lemah! Stop di situ!”

Saya berhenti, kesal setengah mati. Si teman ini adalah seorang pria—sebut saja namanya Rohmat—dengan badge khusus di seragamnya, menandakan bahwa dirinya adalah pengurus OSIS.

Ya, ya, ya, ada badge khusus yang dikenakan anak OSIS di sekolah. Dan, entah kenapa, di momen kesurupan massal itu, hampir seluruh pengurus OSIS tampak begitu sibuk, mengatur ini dan itu, bahkan hingga mengurusi korban yang pingsan dan kesurupan.

Maksud saya, helllaaawww, mereka ini nggak pernah denger soal keberadaan anak ekskul PMR apa gimana dah???

Kekesalan saya pada Rohmat berlanjut seharian. Hanya karena saya pernah pingsan di sekolah gara-gara ditakut-takutin pakai mainan cicak, saya langsung dicap punya jantung lemah dan harus ekstra diberi penjagaan kayak anak kecil. Siapa dia berani-beraninya nyuruh saya berhenti-berhenti kayak gitu? Memangnya dia tukang parkir???

Eh, atau, gara-gara dia anak OSIS, lalu merasa berhak ngatur-ngatur saya?

Kecurigaan saya yang terakhir ini bukan tanpa alasan. Di mata saya, anak-anak OSIS ini memang tampak sombong dan sok penting. Kakak kelas saya misalnya, namanya Parto, dulunya sering mengobrol dengan saya karena kami masih satu RT.

Tapi lihat—begitu jadi anak OSIS, dia berusaha keras mencari-cari kesalahan pada apa yang saya pakai saat ada pemeriksaan atribut semasa MOS. Tujuannya? Tentu agar saya dihukum. Baginya, mungkin itu bakal jadi hal yang lucu.

Lupakan Parto—teman-temannya bahkan lebih menyebalkan. Semasa MOS, kami pernah diminta mengumpulkan tanda tangan anak OSIS sesuai petunjuk yang diberikan. Beberapa kali, petunjuk yang muncul adalah: Minta tanda tangan anak OSIS kelas 11 yang paling ganteng.

Duh, ini OSIS atau sekumpulan mas-mas insecure yang butuh banget validasi soal ketampanannya, sih?!

Bahkan setelah resmi jadi anak kelas 10 pun, kelakuan anak OSIS ini tetap bikin saya geleng-geleng kepala. Beberapa orang di kelas saya terpilih sebagai pengurus dan harus beberapa kali izin keluar kelas untuk mengikuti rapat. Sialnya, ini cukup mengganggu saya, apalagi kalau kedapatan satu kelompok tugas dengan si anak OSIS.

Iklan

Udah mah mereka nggak dateng kerja kelompok, eh nggak bantuin bikin power point, pula. Ckckck.

Waktu pentas seni dalam rangka acara ulang tahun sekolah tiba, lagi-lagi mereka “berulah”. Bukannya ikut nyiapin stan buat kelas kami, mereka malah heboh sendiri mempersiapkan name tag untuk semua orang. Katanya, OSIS akan melakukan penilaian kekompakan masing-masing kelas.

Tapi—ayolah—akan ada penilaian kekompakan kelas dan satu-satunya hal yang kamu pikirkan adalah kita harus punya name tag seragam agar tampak kompak??? Maksud saya, apakah bekerja bersama menata kelas nggak bisa juga dianggap kompak???

Kadang saya heran, apakah semua anak OSIS memang dicuci otaknya untuk jadi segitu menyebalkannya? Apakah semua anak OSIS memang di-set untuk jadi segitu ambisiusnya? Memang anak OSIS harus segitunya sibuknya sampai-sampai merasa dirinya adalah titisan dewa langit yang harus sering-sering memantau masyarakat dunia di seluruh penjuru negeri??? Hmmm???

Jangankan anak OSIS-nya, sistem penerimaan pengurus baru OSIS kala itu aja masih bikin saya keheranan sampai sekarang.

Maksud saya, pernah nggak sih kamu udah rajin banget masuk ekstrakurikuler kesukaanmu dari awal dan mendaftar sebagai pengurus OSIS di posisi Kepala Subdivisi-nya, tapi malah gagal diterima hanya karena kamu berhalangan hadir ekskul di beberapa pertemuan menjelang hasil final pengurus OSIS diumumkan???

Yang lebih ngeselin lagi, yang mendapatkan posisi yang kamu incar adalah orang yang baru datang menjelang hasil final itu tiba. Plis, ya. Anak ini bahkan nggak datang di hari pertama kami semua berkenalan.

Dan waktu LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) tiba, ia bahkan ketakutan untuk menjalankan tantangan keliling sekolah tengah malam sendirian karena lilinnya mati, padahal saya cuek-cuek aja jalan keliling sekolah nggak pakai lilin.

Ya ampun, di mana sih keadilan di dunia ini? Kenapa yang keterima OSIS malah anak penakut kayak gitu?

Apa? Kamu mulai gerah membaca tulisan ini dan menurutmu saya cuma melempar fitnah dan kebencian???

Loh, saya kasih tahu sekalian, nih: Alih-alih benci, kayaknya saya ini memang sirik aja ke anak OSIS. Wek!

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: anak OSISekstrakurikulerkesurupan massalpengurusrapatsekolah
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Guru tak pernah benar-benar pulang. Raga di rumah tapi pikiran dan hati tertinggal di sekolah MOJOK.CO
Ragam

Guru Tak Pernah Benar-benar Merasa Pulang, Raga di Rumah tapi Pikiran dan Hati Tertinggal di Sekolah

8 November 2025
Homeschooling Sering Diremehkan, Padahal Bisa Bikin Anak Berpikir Kritis dan Mendapatkan "Kemewahan" yang Tak Diberikan Sekolah Formal.MOJOK.CO
Ragam

Homeschooling Sering Diremehkan, Padahal Bisa Bikin Anak Berpikir Kritis dan Mendapatkan “Kemewahan” yang Tak Diberikan Sekolah Formal

12 Mei 2024
Orang UGM Sebut Ada Ekstrakurikuler yang Lebih Penting dari Pramuka MOJOK.CO
Aktual

Bagi Orang UGM Wajib Pramuka Dihapus Tak Masalah karena Ada Ekstrakurikuler yang Lebih Penting, tapi Pembina Pramuka Nelangsa Tak Punya Pemasukan Tambahan

5 April 2024
Nasib Pembina Pramuka Tak Kalah Pahit dari Guru Honorer MOJOK.CO
Aktual

Pembina Pramuka, Profesi Penyelamat dari Ngenesnya Jadi Guru Honorer tapi Terancam Bernasib Pahit Gara-Gara Pemerintah

3 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.