Saat memutuskan pindah ke Muntilan Magelang tiga tahun lalu, saya merasa seperti berada di dunia yang berbeda. Apalagi kalau membandingkan Muntilan dengan kampung halaman saya, Bekasi. Meski sama-sama berada di Pulau Jawa, Bekasi dan Muntilan bak dua dunia yang berbeda.
Bekasi memiliki ritme hidup lebih cepat, jalanan yang lebih padat, dan gedung-gedung tinggi. Di Bekasi, semua serba terburu-buru. Sementara Muntilan di Kabupaten Magelang menawarkan suasana tenang yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Perbedaan karakter inilah yang membuat saya menyadari bahwa hal-hal yang biasa saya jumpai di Bekasi dulu rupanya sulit atau bahkan tidak ada sama sekali di Muntilan. Misalnya seperti beberapa hal berikut.
#1 Transportasi umum modern bisa dijumpai di Bekasi, tapi Muntilan Magelang nggak punya
Sebagai daerah penyangga Jakarta, Bekasi memiliki transportasi umum yang boleh dibilang memudahkan mobilitas warga. Ada KRL Commuter Line, angkot, Transjabodetabek, dan bahkan kini sudah ada LRT. Sewaktu saya masih kerja di Jakarta, saya mengandalkan transportasi umum tersebut untuk PP dari rumah di Bekasi menuju kantor di Palmerah.
Sayangnya, transportasi umum yang modern tersebut tak bisa saya jumpai di Muntilan Magelang. Moda transportasi di kecamatan ini masih terbatas pada angkot dan ojek. Angkot pun sudah jarang, trayeknya juga nggak sebanyak angkot di Bekasi. Kalau bus antarkota kayaknya ada sih, tapi jujur saja saya belum pernah menjajalnya. Hanya beberapa kali melihatnya berseliweran di jalan.
Makanya memiliki kendaraan pribadi wajib hukumnya kalau tinggal di Muntilan. Minimal dalam satu rumah ada satu motor yang bisa digunakan untuk mobilitas harian. Soalnya kalau mengandalkan transportasi umum bakal sulit di sini.
#2 Nggak ada pusat industri di Muntilan
Selain menjadi daerah penyangga Jakarta, Bekasi juga dikenal sebagai salah satu pusat industri terbesar di Indonesia. Ribuan pabrik dari berbagai sektor seperti otomotif, elektronik, dll., ada di sini. Banyak orang dari penjuru Indonesia datang ke Bekasi, tepatnya Cikarang, untuk mencari peruntungan.
Sebaliknya, Muntilan Magelang nggak memiliki kawasan industri yang besar. Perekonomian warga bertumpu pada pertanian, perdagangan lokal, serta sektor kuliner dan wisata. Tetangga saya misalnya, tak sedikit yang berdagang dan juga bertani mengelola kebun sendiri.
Jadi, alih-alih menemukan bangunan kantor tinggi dan deretan pabrik seperti di Bekasi, pemandangan yang disuguhkan Muntilan adalah sawah, kebun, dan gunung yang indah. Lebih adem, sih.
Baca halaman selanjutnya: Mall megah dan gaya hidup modern…












