Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps

Google Maps sering jadi penyebab utama pertengkaran pasangan

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
28 September 2021
A A
ilustrasi 5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Konon, Google Maps telah jadi penyebab pertengkaran antarteman dan pasangan 4.0 yang begitu absurd dan ruwet. Ini perlu dicegah!

Seorang pasangan muda-mudi pernah gagal romantis perkara pacarnya salah baca Google Maps. Ia beranggapan bahwa sebenarnya perempuan dan teknologi sama sekali bukan entitas yang perlu disalahkan. Ndilalah, dalam kasusnya, perempuan yang dia pacari tidak cukup peka masalah geografi. Cerita seputar gagal romantis ini pernah dituliskan dengan epik di Terminal Mojok. Kamu boleh membacanya dulu agar bisa memetakan masalah ini dengan jelas.

Kasus tersebut hanya satu dari sekian banyak desas-desus pertengkaran akibat teknologi mahacanggih Google Maps. Kebanyakan, kawan atau partner romantis yang salah baca Google Maps mendarat dengan brutal di landasan pertengkaran tiada akhir. Yang satu nggak mau disalahkan, yang satunya kerepotan sampai jengkel sebab diberi petunjuk yang nggak jelas.

Untuk mencegah perkara ruwet ini terjadi, marilah mengheningkan cipta dibarengi upaya-upaya berikut.

#1 Aktifkan fitur suara Google Maps biar nggak kelupaan di mana beloknya

Kerap kali mereka yang bertugas membaca Google Maps lupa di persimpangan mana mereka harus berbelok. Ini bisa berakibat fatal karena kebablasan sedikit saja bisa membuat si pengendara harus putar balik. Kalau putar baliknya di Ring Road Jogja, ya bisa semakin ribet. Sedangkan, belok secara mendadak tentu saja jadi pilihan yang paling berbahaya dan mengundang protes pengguna jalan lain.

Jadi, kalau bisa aktifkan saja fitur suara Google Maps, serahkan petunjuknya pada mbak-mbak narator. Andai si naratornya kelewat pekok dan terlambat kasih petunjuk, pertengkaran bisa dicegah karena kita bisa balik menyalahkan mesin. 

“Emang Google Maps-nya nggak bener nih!”

Dengan terucapnya kalimat tersebut, nggak ada lagi usaha saling menyalahkan yang jadi penyebab awal pertengkaran.

#2 Sebelum melewati fly over, underpass, dan jalan yang sekiranya rumit, cobalah minggir dulu

Fly over dan underpass dianggap sebagai jalan yang rumit dan sudah “terbaca” di Google Maps. Narator juga kerap menarasikan perintah yang ambigu seperti “Tetaplah di lajur kiri.” Yang padahal artinya disuruh naik fly over lajur kiri. Mereka yang salah paham bisa mengira perintah itu untuk pindah ke lajur kiri menghindari fly over. Kacau banget.

Alternatif pertama, untuk memastikan jalan mana yang harus dilewati, kamu bisa melakukan zoom in ke tampilan petanya sehingga terlihat jelas kamu harus naik fly over atau pindah ke lajur kiri untuk menghindari fly over. Tapi, yang paling aman adalah dengan berjalan pelan dan minggir dulu. Selanjutnya tinggal memastikan jalan dengan memperhatikan detail maps sebelum memutuskan kembali tancap gas. Cara ini jauh lebih mudah dan menenangkan, sekaligus, mencegah kesalahpahaman.

#3 Jangan menyimak Google Maps sambil ngobrolin hal yang serius

Pantangan bagi pasangan buka petunjuk Google Maps sambil ngobrolin mantan atau rencana pernikahan. Obrolan macam ini memecah fokus yang berakibat pada kesalahan baca Google Maps. Nggak semua cewek bisa multitasking, apalagi kalau disuruh baca peta sekaligus menata hati. Cowok pun begitu, nggak usah mancing-mancing obrolan yang berat. Mbok diterusin nanti aja ngobrol seriusnya kalau sudah sampai tujuan, biar enak.

#4 Pakai logika geografis dan jangan mau dilewatin jalan yang gelap cum sempit

Seringnya, Google Maps merekomendasikan jalan yang tercepat. Nggak peduli lewat pinggiran kali atau samping kuburan. Penting bagimu buat selalu waspada dan nggak hanya mengandalkan teknologi, logika geografis juga harus jalan. Ketahui dengan baik arah utara, selatan, barat, dan timur. Jika ini sudah khatam, niscaya kamu nggak lagi salah baca peta dan diketawain Dora The Explorer.

#5 Ajak partner bergantian nyetir dan baca maps

Jangan mau ribet sendirian. Jika pasanganmu mulai banyak menuduhmu sebagai orang yang nggak bisa baca maps, segera usulkan ganti posisi. Lho, sekarang kan zamannya kesetaraan, jadi yang nyetir nggak harus laki-laki. Ini juga berlaku dalam pertemanan, dalam hubungan friendzone, dan FWB-an. Dengan begitu, kalian bisa memahami kesulitan masing-masing dan nggak main tuduh lagi. Walau tetap gagal romantis, setidaknya nggak berujung cekcok.

Dengan bertukar posisi, tuduhan-tuduhan soal cewek nggak bisa baca Google Maps juga bisa ditepis. Selama ini, tuduhan ini muncul karena kebanyakan template pacaran ya begitu, cowoknya nyetir, ceweknya ngebonceng atau nebeng. Padahal nggak ada aturan saklek yang mengharuskan template pacaran macam ini.

Iklan

Teknologi pada akhirnya bertujuan memudahkan, tapi kalau masih bikin susah ya tinggalkan. Saya juga pernah mengalami gimana nggak enaknya tersesat dan salah baca Google Maps walau sudah melakukan semua hal di atas. Saya sempat diarahkan ke Pantai Kuta Bali padahal yang saya tuju itu Pantai Kuta Mandalika di Lombok. Kalau nurutin maps apa nggak nyebrang pulau tuh saya. Usaha ini berakhir dengan tanya-tanya warga sekitar.

Ketika teknologi membuat segalanya menjadi sesat, yang bijak dilakukan adalah kembali pada cara-cara tradisional.

BACA JUGA Nggak Bisa Baca GPS Adalah Kutukan Buat Perempuan dan artikel AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: geografiGoogle Mapshubungankemajuan teknologipacaranromantistanya jalantersesat
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6
Video

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6

3 Maret 2025
Mereka yang Disuruh Putus Orang Tua Pacar karena Bukan Mahasiswa: Sakit, tapi Tak Perlu Repot-repot Kasih Pembuktian MOJOK.CO lebaran
Liputan

Cerita Pilu 2 Pria yang Hubungannya Kandas Menjelang Lebaran, Ada yang Bawa-bawa Agama dan Dianggap Tak Punya Masa Depan!

9 April 2024
Casual Date: Sebuah Kenikmatan Tanpa Batas yang Berbahaya MOJOK.CO
Esai

Casual Date: Kenikmatan Tanpa Batas dan Berbahaya yang Tidak untuk Dirasakan Semua Orang

28 Februari 2024
Beratnya Menjalin Hubungan Romansa dengan Cowok Beda Agama MOJOK.CO
Kilas

Beratnya Menjalin Hubungan Romansa dengan Cowok Beda Agama

28 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.