Kadang masak mi rebus kurang mateng
Saya nggak suka mi rebus yang teksturnya masih agak keras. Tapi, bukan berarti nggak akan saya makan. Tetap saya makan, selama masih bisa ditolerir. Hanya saja, beberapa kali saya menemui mi rebusnya beneran masih sekeras itu, seakan-akan tidak direbus, tapi cuman direndem air panas.
Kalau kondisi tubuh masih prima, okelah, kita nggak akan kena masalah mi kurang mateng tersebut. Masalahnya, kalau pas badan ngedrop, kita makan mi rebus niatnya biar seger, malah jadinya remuk karena perut gagal mencerna mi tersebut. Jadinya apa? Ya sakit lah, masak dapat keadilan hukum tanpa pandang bulu.
Lauk warmindo kurang segar, dan nggak tahu dimasak kapan
Kalian tahu nggak lauk warmindo itu dimasak kapan? Nggak tahu? Sama.
Saya bukannya picky, tapi beneran, sakit di perantauan itu mengerikan. Kita sendiri. Yang punya pacar sih bisa agak mendingan, ada yang ngerawat, tapi jelas tak maksimal karena kita juga nggak enak kalau merepotkan sampe sebegitunya. Kalau nggak punya pacar, ya sudah, sakit sendiri, dalam sepi, menjadi-jadi.
Hah, mampus kau dikoyak sepi!
Ini yang bikin saya hampir selalu pesan makanan yang dimasak saat itu di warmindo macam magelangan, nasgor, mi rebus, omelet, atau nastel. Nasi ayam, sarden, ampela ati, selalu saya jauhi. Bukan apa-apa, saya nggak mau suuzan juga sama bakule. Mending saya hindari.
Saya juga punya pengalaman buruk terkait makanan tak segar ini. Saya pernah pesen nasi sarden yang ternyata ada belatungnya begitu dibuka. Mau protes, kok lagi rame banget. Ujung-ujungnya saya pake cara Jawa: pura-pura minta dibungkus, dan pulang, habis itu muntah banyak banget.
Penjual warmindo yang ketus
Ini nggak ditemui di banyak warmindo. Saya nemunya cuman berapa doang gitu, tapi jujur, ini adalah salah satu dosa yang menurut saya harus ditulis.
Beberapa penjual warmindo, entah kenapa, galak dan ketus sama customernya. Ya saya nggak tahu kenapa dia gitu, tapi gini lho, Jogja itu sempit. Satu rumor buruk, entah benar atau tidak, bisa menyebar kayak api di musim kemarau. Kalau sikapnya buruk itu disebarkan lewat omongan, bisa hancur kan bisnisnya.
Saya pernah nemu penjual yang terang-terangan bilang nggak suka sama pelanggannya, di depan keramaian, pake teriak-teriak. Nggak tahu masalah mereka apa sih, but, can you do it in private?
Itu 4 masalah di warmindo yang bikin saya merasa kalau tempat ini nggak perlu dipuji sebegitunya. Tentu saja ini bukan tulisan untuk meruntuhkan bisnis warmindo. Toh, nggak semua orang suka makan di situ, pun bisnisnya tetap bertahan.Â
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Warmindo Generasi Tertua di Jogja yang 42 Tahun Menolak Jualan Lauk Kayak Warteg, Setia dengan Burjo dan Indomie dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.












