MOJOK.CO – Sakit karena infeksi bakteri itu bermacam-macam jenisnya dan bisa menyerang organ tubuh yang berbeda-beda pula.
Ngomongin soal infeksi yang terjadi di dalam tubuh kita, ternyata bisa disebabkan oleh empat organisme yang berbeda. Di antaranya, virus, bakteri, parasit, dan jamur. Masing-masing dari organisme tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbeda, loh. Di kesempatan kali ini, Mojok akan fokus membahas soal infeksi bakteri.
Sebelumnya, pernah mendengar sakit karena infeksi bakteri? Seperti namanya, masalah kesehatan ini memang disebabkan oleh bakteri yang menyerang organ tubuh. Gejalanya pun bermacam-macam. Biasanya ditandai dengan demam, batuk, hingga peradangan. Infeksi bakteri sendiri bisa terjadi karena adanya penularan bakteri.
Penularan bakteri pun caranya berbeda-beda. Ada yang secara langsung, melalui bersin, batuk, ciuman, atau hubungan seksual. Ada yang tidak secara langsung misalnya melalui bakteri yang tertinggal di benda-benda sekitar, seperti handuk, handphone, ganggang pintu, atau keran. Bakteri di tempat-tempat tersebut berpindah ke tubuh kita saat disentuh. Atau melalui gigitan hewan yang air liurnya sudah terkontaminasi bakteri.
Perlu dipahami bahwa bakteri berbeda dengan virus. Mudahnya, bakteri tidak membutuhkan sel manusia untuk hidup dan berkembang biak. Semetara virus, membutuhkannya. Oleh karena itu, proses diagnosis hingga penanganannya juga berbeda.
Dilansir dari Hellosehat.com, sebetulnya hanya kurang dari 1% jenis bakteri yang bisa menyebabkan penyakit. Kebanyakannya sih, ia justru bermanfaat. Misalnya, untuk membantu mencerna makanan, melawan mikroba lain yang menyebabkan penyakit, melawan sel kanker, ataupun menyediakan nutrisi-nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
Seperti yang disebutkan di Honestdocs.id, beberapa penyakit yang disebabkan infeksi bakteri antara lain:
- Tipes, disebabkan bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui feses atau urin penderitanya dan tidak sengaja terkontaminasi pada makanan kita.
- TBC, disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar lewat batuk penderitanya dan nggak sengaja terhirup oleh orang lain.
- Kusta, disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium leprae yang menular lewat cairan hidung penderitanya saat batuk atau bersin. Btw, simpanse diketahui juga dapat menularkan penyakit ini ke manusia.
Untuk mendektesi apakah tubuh kita terinfeksi bakteri atau tidak, Alodokter.com menyebutkan, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dengan tes kultur darah. Cara ini dengan mengambil 2 atau lebih sampel darah kita untuk diuji di laboratorium. Biasanya darah yang di ambil berasal dari lokasi atau pembuluh darah yang berbeda.
Kedua, dengan tes pewarnaan gram. Yakni melalui sampel dahak, nanah, atau cairan yang terdapat pada bagian tubuh kita yang diduga sedang terinfeksi. Ketiga, dengan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA). Tes ini biasanya untuk mendiagnosis bakteri tuberkulosis.
Keempat, tes urin. Selayaknya tes urin pada umumnya, ini dilakukan dengan mengambil sampel urin kita untuk diperiksa di laboratorium. Kelima, tes tinja. Tidak jauh berbeda dengan tes urin. Bedanya tes ini menggunakan tinja sebagai sampel untuk diuji di laboratorium.
Sementara itu, untuk pengobatan yang paling sering digunakan untuk infeksi bakteri adalah dengan antibiotik. Akan tetapi, pengobatan dengan antibiotik ini perlu mematuhi aturannya. Pertama, harus dikonsumsi hingga habis. Kedua, tidak bisa dikonsumsi terus-menerus. Mengkonsumsi antibiotik secara terus-menerus justru akan membuat bakterinya beradaptasi dengan si antibiotik. Hasilnya, bakal membuat si bakteri jadi kebal. Sehingga, antibiotik bukannya hanya membunuh bakteri penyebab penyakit, tapi juga bakteri-bakteri baik bagi tubuh kita. Akibatnya, tentu bikin penyakit yang diderita jadi lebih serius lagi. Hmmm, kan sedih, ya~
Karena penularannya yang cukup mudah, maka infeksi bakteri ini bisa dicegah dengan pola hidup yang lebih h-i-g-i-e-n-i-s. Misalnya, rutin mencuci tangan setelah beraktivitas dan saat mempersiapkan makanan, rajin menerima vaksin—khususnya vaksin yang memang diwajibkan, dan tidak terlalu “percaya” dengan orang lain untuk berbagi barang denganmu misalnya baju, handuk, alat makan, dsb.
Mohon maaf, bukannya pelit. Hanya saja, males juga kan harus ngeluarin duit lebih banyak untuk biaya berobat yang nggak bisa ditanggung BPJS. (A/L)
BACA JUGA Nalar Ngawur Kita dalam Menggunakan Antibiotik Bikin Daya Tubuh Jadi Letoy dan tulisan PENJASKES lainnya.