MOJOK.CO – Tidak perlu lagi mengandalkan pantyliners untuk mengatasi bau dan basah di area kewanitaan. Ternyata pemakaiannya yang terlalu sering dapat berbahaya bagi kesehatan.
Masalah yang biasanya akan dialami hampir semua perempuan adalah: merasa tidak nyaman karena bau tidak sedap dan basah di area kewanitaan. Maka tidak mengherankan, untuk mengatasi hal ini banyak perempuan yang akhirnya mumutuskan untuk mengandalkan pantyliners sebagai partner dalam aktivitas keseharian. Pasalnya, dia sanggup menampung cairan-cairan yang keluar dari area kewanitaan kita dan membantu si celana dalam tetap kering dan tidak bau.
Jujur saya, keberadaan pantyliners ini sangat membantu untuk menumbuhkan kepercayaan diri ketika beraktivitas. Pasalnya, bagi sebagian perempuan, bau di area kewanitaan tersebut sangat menganggu dan bisa bikin kita tak bebas dalam bergerak. Iya, hal yang kelihatannya sepele ini berhasil membuat kita yang biasanya pencilakan, menjadi pribadi yang tenang, kalem, dan nampak dewasa.
Lantas, ketidakpercayaan diri yang terganggu ini memang dapat teratasi dengan ditangkal oleh kehadiran pantyliners. Namun, meski keberadaannya sangat membantu, ternyata ia sebetulnya tidak baik-baik amat seperti yang kita kira.
Iya, dia memang sebelas dua belas sama gombalan gebetan yang nggak segera ngasih kejelasan. Memang menyenangkan di awal—semacam menjadi oase kebahagiaan diri—tapi kalau seringan, akhirnya cuma bisa bikin kita eneg. Lagian siapa sih, yang mau digaringin digombalin doang tapi nggak segera dikasih kepastian?!!!111!!
Lalu, apakah sisi tidak baik yang terpendam dari si pantyliners kesayangan ini?
Begini, meski sangat membantu, bagaimanapun juga ia terbuat dari bahan kimia. Bayangkan saja jika si bahan kimia ini berhadapan langsung dengan lubang bagian dalam area kewanitaan kita, seharian! Memang, dia bisa menyebabkan vagina kita tidak lembab dan basah. Namun, semakin cepat kemampuannya menyerap cairan, maka semakin banyak juga bahan kimia yang terkandung dalam pantyliners kesayangan ini.
Dengan adanya bahan kimia tersebut, menggunakannya terlalu sering—atau bahkan setiap hari—cukup membahayakan bagi kesehatan alat reproduksi kita. Selain itu, pantyliners ini juga bisa menyebabkan kulit kita tidak dapat bernafas. Pasalnya ia terbuat dari plastik. Bayangkan saja jika si plastik ini menempel pada vagina kita seharian! Hal ini bisa menyebabkan bagian luar vagina kita menjadi iritasi.
Padahal, kita aja diminta untuk pakai celana dalam yang berbahan katun. Lha ini, di bagian yang paling sensitifnya, malah tersentuh dengan plastik terus menerus! Jika ia saja menyulitkan kulit untuk bernafas, itu artinya pantyliners juga menyebabkan sirkulasi udara di daerah kewanitaan menjadi tidak baik. Lantas dapat menimbulkan bakteri bahkan infeksi jamur.
Hal lain yang juga perlu kita perhatikan, cairan yang keluar dari vagina kita dan berada di pantyliners akan tertempel pada kulit kita dalam waktu yang lama. Ini dapat menjadikan bakteri berkembang biak dan bisa menyebabkan berbagai panyakit seperti jamur, jerawat, ataupun iritasi!
Selain dapat mencegah bau tidak sedap, beberapa pantyliners juga memiliki bau wangi. Nggak menutup kemungkinan, bau wangi atau parfum dari pantyliners tersebut juga dapat menimbulkan alergi bagi sebagian perempuan. Melihat beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan jika kita keseringan menggunakannya, akan sangat bijaksana jika kita mulai menghentikan penggunaanya.
Tapi, kalau saya nggak pakai pantyliners, bakal bau dan basah. Betul-betul nggak enak untuk diajak beraktivitas seharian! Jadi, gimana, dong?
Saya memahami perasaanmu, ya Ukhti. Namun tenang saja, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut, supaya kita tetap dapat beraktivitas dengan penuh kepercayaan diri.
Hal pertama untuk mengatasi ini adalah dengan mengganti celana dalam kita setidaknya tiga kali sehari. Iya, tiga kali sehari! Supaya bau dan basah di celana dalam, tidak tertempel terlalu lama. Meski agak ribet, namun sungguh, hal ini baik untuk kesehatan kita. Jangan lupa, kesehatan adalah investasi jangka panjang! Oh ya, gunakan celana dalam yang berbahan katun untuk kenyamanan, ya.
Jika kita tidak pengin terlalu ribet gonta-ganti celana dalam, kita bisa menggunakan pantyliners yang berbahan kain. Tentu saja, pantyliners berbahan kain ini lebih aman dibanding yang berbahan plastik. Meski dia tidak praktis-praktis amat, namun kain lebih ramah lingkungan, loh!
Iya, tahu, harganya memang mahal dan tidak seekonimis pantyliners plastik, namun coba dihitung-hitung dengan cerdas, pantyliners berbahan kain ini tidak akan menjadi terlalu mahal karena ia dapat dipakai berkali-kali. Kita cukup setidaknya punya enam buah—dengan perkiraan sehari ganti 2 kali, maka kita sudah bisa menggunakannya secara bergantian. Lagian motifnya lucu-lucu loh! Meski nggak bakal kelihatan sama orang lain, motif lucu ini bisa memunculkan gairah kita merasa gemes-gemes sendiri~
Jadi untuk para lelaki, melihat urgensi keberadaan pantyliners kain ini bagi perempuan, ia bisa menjadi salah satu barang yang harus ada saat seserahan untuk melamar sang kekasih tercinta. Cling! *kedip sebelah mata biar terlihat cerdas dan bijaksana. (A/L)