Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Si Mesum Shogun 125, Nggak Perlu Rem Mendadak Biar Nempel Kayak Prangko

Aliurridha oleh Aliurridha
20 Juli 2020
A A
shogun 125 shogun SP125 motor mesum motor banci motor sobat misqueen cinta pertama motor boncengan siasat rem mendadak otomotif ulasan motor jadul mojok.co

shogun 125 shogun SP125 motor mesum motor banci motor sobat misqueen cinta pertama motor boncengan siasat rem mendadak otomotif ulasan motor jadul mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kalau motor sobat miskin identik dengan Honda Beat, maka motor mesum adalah Shogun 125. Bagi saya motor ini seperti halnya cinta pertama.

Frasa motor jambret, motor miskin, dan motor banci, mungkin sudah akrab di telinga karena konsep ini cukup universal. Motor jambret identik dengan RX King, motor miskin identik dengan Honda Beat, sedangkan motor banci identik dengan CS One. Tapi kalau motor mesum, ya Shogun 125.

Hmmm…. mungkin rada arbitrer atau mungkin frasa ini hanya muncul di pergaulan saya. Sebutan ini pernah sangat terkenal dalam suatu komunitas pada masanya sehingga ia layak menjadi cerita yang diwariskan dari mulut ke mulut, atau dalam dunia kontemporer, media ke media, agar terus hidup sebagai legenda.

Shogun 125 (tanpa embel-embel SP) pernah menyandang predikat motor mesum, setidaknya untuk AGAM – suatu komunitas bertajuk Anak Gaul Mataram – spesies yang hampir atau bahkan sudah punah, karena tidak berhasil meneruskan eksistensinya. Saya menjadi akrab dengan si mesum satu ini karena ia adalah motor pertama saya. Seperti halnya cinta pertama yang selalu menjadi cerita meski tak lagi bersama, ia adalah pahit dan manis dari sebuah rasa yang pantas dikenang dan diceritakan dalam rupa nostalgia. Uhuk….

Saya memilikinya ketika kelas 3 SMP, saat tubuh saya terlalu ceking dan pendek untuk mampu mengangkatnya sekedar untuk distandar dua. Shogun 125 saya berwarna biru, sebiru kelakuannya. Ia memiliki bodi yang rada gemuk – meski tidak segemuk, yang memang tidak ada dan tidak akan pernah ada motor bebek segemuk Karisma – namun ia cukup layak untuk masuk kategori gemuk.

Karena body-nya yang rada bohay dan berat yang cukup untuk membuat ingus saya keluar saat memaksakan diri untuk standar dua. Saya terkadang harus menebalkan muka meminta bantuan jika terpaksa, dan hanya saat dipaksa tanpa ada pilihan untuk menstandarduakannya. Tapi bukan itu yang membuatnya mendapat julukan motor mesum, melainkan jok motornya yang tidak ramah penumpang. Jok yang licin membuat si penumpang sering terpleset, sengaja atau tidak disengaja, mendekat ke arah pengendara.

Setiap ada penumpang, apalagi jika penumpang perempuan, entah mengapa ia begitu pandai membaca otak pengendaranya, memuluskan keinginan si empunya, membuat perempuan itu dekat, lebih dekat, semakin dekat hingga selembar kertas pun tidak boleh memisahkan kedekatan keduanya.

Akal-akalan untuk melakukan rem mendadak tidak dirasa perlu bagi pengendara Shogun 125 jika hanya untuk membuat penumpangnya menempel lekat kayak prangko. Desainnya seolah-olah memang diperuntukkan remaja labil haus pelukan. Dengan sedikit papasan pada jok motornya untuk membentuk depan yang memang sudah lebih rendah dari belakang, sedikit lebih rendah lagi, hanya sedikit lebih rendah lagi, dan dengan bantuan hukum alam semesta serta tidak lupa sedikit bantuan pledge (semprotan yang digunakan untuk membuat motor mengilap), maka kamu dan dia akan berada pada titik tak terpisahkan.

Sebagai pengendara ahli Shogun 125 saya menyarankan kamu tidak perlu menggunakan cara radikal, seradikal ngerem mendadak hanya untuk sedikit pelukan. Kamu cukup menaikkan kecepatan, tidak perlu tinggi-tinggi, cukup 60km/jam lalu memelan secara perlahan, maka dengan efek slow motion layaknya pada film-film romantis Hollywood, ia akan bergerak tanpa terhindarkan menuju kamu.

Saya saksi hidup yang punya banyak cerita dengan kemesuman Shogun 125. Pernah suatu ketika teman perempuan minta ikut pulang sekolah karena kebetulan tidak ada yang menjemput. Dengan senyum yang saya sembunyikan dalam hati, saya menerima permintaannya. Belum lama jalan teman saya di belakang sudah merosot turun, turun, semakin turun hingga tak ada ruang untuk turun lagi. Kemudian dengan rada kesal ia bertanya.

“Motormu ini kenapa sih? Saya diseret jatuh ke depan terus menerus. Dasar motor mesum.”

Saya tidak menjawab. Tidak merasa perlu menjawab. Cukup tersenyum. Rasanya sudah seperti mendengar kutipan Paulo Coelho yang pernah dipopulerkan ulang oleh Fiersa Bersari itu “Ketika kamu menginginkan sesuatu dengan sangat, seluruh alam semesta akan berkonspirasi membantumu mencapainya.”

Penumpang berganti penumpang, perempuan berganti perempuan, menunggangi punggung si mesum. Kabar tentangnya pun tersebar. Sejak diketahui memiliki kelebihan yang unik, motor saya sering sekali dipinjam oleh teman-teman. Mereka yang meminjam motor saya untuk mengantar pacar, teman perempuan, PDKTan, atau sekedar TTMan. Semua itu demi memberikan sensasi kehangatan tanpa jarak dan sedikit tempel-tempelan.

Banyak cerita dengan Shogun 125 di komunitas kecil kami. Sempat juga muncul sebuah ungkapan di kalangan kami, “Jika kamu ingin mengetahui apakah gebetanmu mau denganmu, ajak dia naik Shogun 125. Jika dia masih mau diajak lagi, berarti perasaanmu terbalaskan. Jika tidak cari gebetan baru.” Hanya orang yang memang punya rasa dengan kamu yang mau himpit-himpitan, rada tersiksa di atas jok motor yang licin, lebih licin dari ice skating.

Iklan

Saya dulu berpikir kisah kemesuman yang lekat dengan Shogun 125 itu arbitrer. Hanya sendiri saya alami. Tiada yang lain mengalami hal yang serupa, apalagi sama. Ternyata tidak. Semua pengguna Shogun 125 yang saya kenal punya cerita yang kurang lebih sama. Saya tidak tahu dari mana atau karena apa, apakah motor Shogun 125 yang membuat kami pengendaranya menjadi mesum? Ataukah memang karena kami mesum dan alam semesta menyediakan perangkatnya?

BACA JUGA Tesla Model X, Mobil yang Fitur Canggihnya bikin Ngiler atau artikel lainnya di OTOMOJOK.

Terakhir diperbarui pada 20 Juli 2020 oleh

Tags: motor mesumreview motorulasan motor
Aliurridha

Aliurridha

Artikel Terkait

review honda pcx motor honda kelebihan kekurangan jok besar keyless sistem mojok.co
Otomojok

Honda PCX? Motor Premium yang Susah Putar Balik Itu?

14 Desember 2019
Alasan Saya Lebih Pilih Honda Genio daripada Scoopy
Otomojok

Honda Genio Hadir untuk Menantang Scoopy yang Punya Honda Juga

5 Juli 2019
Otomojok

Yamaha R15: Dicinta Jiwa Sporty, Dibenci Pembonceng

19 Juli 2017
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.