MOJOK.CO – Sebagai montir yang sudah merasakan langsung Kia Sonet, saya memprediksi mobil ini akan berjaya di Indonesia. Nggak percaya? Silakan beli dulu.
“Kia Sonet? Terinspirasi dari grup band milik Bang Haji Rhoma?”
Celetuk rekan montir yang ada di samping saya begitu mendengar kabar diluncurkannya mobil terbaru ini. Rekan saya ini benar-benar mempertanyakan Kia Sonet. Selama ini, kami para montir, sedikit sekali menjumpai mobil Kia di jalanan. Tidak sebanding dengan jumlah Toyota Avanza atau Nissan Grand Livina yang hampir setiap jam ada saja yang lewat di depan bengkel tempat saya bekerja.
Memang, dengan mobil buatan Korea Selatan ini kami tidak begitu familiar. Namun kalau sama Blackpink dan Somi, kami begitu dekat. Kayak gini *simbol cinta di ujung jemari*.
Mobil keluaran Korea Selatan ini saya prediksi akan mengalami masa kejayaannya di Indonesia. Prediksi saya ini bukan tanpa dasar. Jika tidak percaya, silakan saja lihat fenomena yang terjadi di sekitar anak muda. Budaya Korea Selatan udah nggak terbatas di grup atau drama. Sudah masuk ke kehidupan kita.
Jelas, fenomena ini terjadi bukan karena unsur ketidaksengajaan. Bisa dibilang masyarakat kita ini tidak tiba-tiba fanatik. Ada proses perkenalan yang panjang, ditunjang pemerintah Korea Selatan mendukung penuh akan industri hiburan mereka.
Sesuatu yang dicintai secara perlahan, pasti lebih membekas. Lebih awet dan lebih berpengaruh.
Oleh sebab itu, kejayaan produk Korea Selatan akan berimbas ke sektor otomotif. Tentu bukan karena para montir suka nonton Blackpink atau Somi. Produk otomotif yang mereka sajikan di pasar Indonesia sangat menunjang kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah Kia Sonet, yang kebetulan sempat saya coba beberapa hari lalu.
Sebagai montir, tentu wajar kalau ingin mengetahui seluk-beluk mobil yang baru rilis. Namun, kali ini berbeda, ada hal lain yang membuat saya ingin sekali mencoba Kia Sonet. Mungkin karena Indomobil yang kini menjadi pemegang tunggal dealer resmi Kia, atau mungkin karena bayang Somi yang senantiasa menari-nari di kepala saya. Entah!
Kebetulan di dekat bengkel saya bekerja ada dealer Kia yang dulunya adalah dealer Nissan. Saya bisa dengan mudahnya mendapat akses mencoba Kia Sonet.
Begitu kunci Kia Sonet di tangan, saya langsung mencoba fitur start stop button. Katanya, mobil itu bisa di-start dari luar bahkan dari jarak yang cukup jauh.
Sebelumnya, saya belum pernah melihat ada mobil bisa di-start dari luar mobil, tapi ini Kia Sonet bisa. Nyata di depan mata! Bahkan jarak saya dengan mobil saat itu cukup jauh, tapi lancar-lancar saja mesin mau menyala. Kia Sonet memang mengandalkan fitur ini untuk menunjang kebutuhan masyarakat Indonesia yang super sibuk.
Bayangkan saja, setiap pagi harus memanasi mobil sebelum berangkat kerja itu sangat melelahkan. Iya, saya harus turun tangga dan menunggunya beberapa menit lalu naik lagi untuk melanjutkan beberapa aktifitas. Jika tidak sempat untuk menunggu di garasi, saya harus naik tangga dan nanti turun lagi untuk mematikan mesin. Aduh ini menulisnya saja lelah, apalagi membacanya, ya? Lah, apa kabar dengan yang menjalaninya?
Kia Sonet menawarkan kemudahan itu! Kini, memanasi mobil menjadi sangat menyenangkan tinggal pencet remot saja. Untuk mematikannya pun tinggal pencet lagi. Saya masih bisa tetap melanjutkan menulis konten dari lantai dua tanpa harus lelah dan menunggu di garasi. Duh, bagaimana mungkin saya tidak tertarik untuk memilikinya jika fiturnya semewah ini?
Bukaan pintu mobil Kia Sonet ini terasa lembut. Berlebihan nggak, ya? Saya hanya berusaha berkata sejujurnya. Mungkin karena mobil masih baru, tidak sama dengan mobil-mobil paruh baya yang saya tangani di bengkel.
Ketika mulai masuk ke dalam, saya langsung disambut interior yang unik, terutama di bagian dashboard. Tidak seperti biasanya, speedometer dan head unit sejajar dengan dashboard. Ini seperti sengaja dibuat menonjol lebih tinggi seperti pada mobil Elgrand. Mewah! Tentu ini membuat pengendara lebih mudah mengamati beberapa fitur di tampilan layar.
Tidak hanya menampilkan indikator pintu dan bagasi yang terbuka, tampilan layar informasi pun menampilkan indikator ruang mesin yang disajikan seperti proses pemindaian. Kekinian sekali!
Loh memangnya penting? Simak nih!
Saya pernah menyaksikan sendiri tutup ruang mesin sedan mewah terhempas ketika sedang ngebut. Tentu ini karena pada layar informasi tidak menampilkan indikator tutup ruang mesin. Sudah tertutup dengan sempurna atau belum. Dengan cerdasnya, Kia Sonet menambahkan fitur kecil ini yang sebenarnya begitu diperlukan.
Di layar itu, pengendara juga bisa mengetahui tekanan angin ban secara langsung pada empat roda dalam hitungan detik. Gila! Jadi, pengendara nggak perlu khawatir kalau di tengah jalan ada orang yang memiliki niatan buruk dengan mengatakan ban kempes, padahal dia hanya ingin menghentikan laju kendaraan. Kita hanya perlu menekan tombol di stir, hingga muncul tampilan informasi tekanan angin ban. Tanpa harus menepi dan keluar dari mobil.
Dan satu hal yang tidak pernah saya pikirkan adalah adanya fitur AC di jok depan. Bukannya itu biasa saja? Bukan! Ini embusan udara dinginnya bukan dari arah depan, melainkan dari dalam jok! Iya, embusan angin dingin itu benar-benar terasa mendinginkan tubuh bagian belakang kita yang menempel dengan jok. Terlihat sederhana, tapi fitur ini sangat menunjang guna tercapainya kenyamanan pengendara. Tahu sendiri panasnya negeri ini, kan?
Lah apakah tidak malah bikin masuk angin? Tenang! Bisa dimatikan juga sehingga tidak menyebabkan efek samping seperti masuk angin.
Dan yang tak kalah cerdas, Kia Sonet dilengkapi wireless smartphone charger di console tengah. Iya, hanya dengan meletakkan di area yang dimaksud, ponsel akan terisi daya dengan sendirinya. Tidak membutuhkan kabel atau aksesoris yang semrawut.
Kia Sonet memang mobil mewah dengan berbagai fitur. Salah satunya sunroof yang bisa dibuka secara otomatis hanya dengan memencet tombol. Mobil apa coba dengan harga segitu, sudah dilengkapi sunroof juga?
Ada satu lagi yang membuat saya jatuh cinta dengan mobil ini, yaitu speaker yang jernih sekali, Bos! Katanya, Kia Sonet memang menggunakan speaker premium bermerek Bose. Wah, seru banget untuk mendengarkan musik pas pulang pergi kerja.
Untuk harga kurang dari Rp300 juta, saya pikir Kia Sonet lebih banyak memiliki kelebihan daripada mobil lain dengan harga yang sama. Apakah ini bukan ancaman bagi produsen mobil lain?
Selama tes jalan, sih, suara di dalam kabin cukup kedap suara. Ini menandakan meski harganya terjangkau, Kia Sonet bukan mobil kaleng. Tenaga dan perpindahan gigi transmisinya pun lembut. Nggak ada ndut-ndutan seperti mobil manual atau matik biasa.
Sialnya, bagi saya, uang Rp300 juta bukan uang kecil. Meminang mobil dengan lampu bergaya heartbeat ini tidak semudah membeli nasi uduk. Bahkan ponsel saya saja tidak mumpuni untuk melakukan pengisian daya dengan wireless charger di mobil ini.
Wah, memang saya belum pantas untuk memilikinya. Tidak masalah, saya yakin bila suatu hari sudah pantas, pasti ia akan saya miliki semudah mengedipkan mata, seperti halnya mendapatkan jodoh.
BACA JUGA Kia Picanto, Mobil Cewek yang Katanya Bikin Bahagia dan ulasan mobil lainnya di rubrik OTOMOJOK.