Kekurangan Innova Zenix
Banyak kekurangan Innova Zenix yang bisa kalian sebutkan satu per satu. Mulai saja dari harmonisasi desain tampilan luar. Saya pribadi hanya memberi nilai 6 untuk Innova Zenix kalau desain tandingannya adalah Innova Reborn Facelift, Venturer, atau Toyota Raize.
Saya bisa saja memberi sedikit nilai tambahan. Khususnya setelah Innova Zenix yang sudah menambahkan sedikit aksesoris after market atau mengganti velg-nya dengan ukuran sedikit lebih besar.
Anggap saja saya sedang menghargai orang yang mengaransemen ulang lagu yang dianggap kurang catchy. Soal desain, mungkin bagi sebagian orang ini bukan masalah besar selama interior nyaman, dan mesin tangguh. Lebih-lebih ini mobil yang dilahirkan oleh Toyota. Tapi bagi saya, kesan pertama dari tampilan luar itu penting.
Desain yang biasa saja
Apa yang diharapkan pengguna Innova Reborn melihat desain Innova Zenix yang sama sekali tidak otentik? Rasanya kurang sebanding, bahkan untuk berhadapan dengan desain bodi All New Avanza FWD.
Malah saya lebih senang kalau desain bodi luar Avanza FWD diterapkan kepada Innova Zenix. Innova Zenix generasi pertama ini terkesan mengambil desain bagian depan Innova Reborn. Ia lantas meng-copy paste sisi samping Nissan Juke dan meniru bokong Fortuner.
Sudah begitu, ia memaksa menggunakan list Venturer di bagian bawah yang dipasangkan dengan velg depan-belakang yang kalah menarik dibandingkan milik Innova Reborn Facelift. Bahkan velg Avanza FWD.
Sebegitu percaya dirinya Toyota melahirkan generasi Innova dengan konsep yang menurut sebagian orang lebih modern dan SUV-like sekaligus memiliki desain yang lebih segar dan modern dibandingkan generasi sebelumnya. Segar dari mananya?
Seperti yang saya katakan tadi, ini lebih seperti desain template mobil SUV dan sedikit memodifikasi agar terlihat “Toyota”. Jauh lebih gagah Honda CRV atau lebih terlihat dinamis desain dari Grand Innova. Iya, Grand Innova.
Kalau mengibaratkan Innova Zenix sebagai seorang pria, ia tidak lebih dari sosok laki-laki dandy bertubuh bantet yang menggunakan celana ¾, kaos putih, serta sandal kulit mainstream yang dijual di Buccheri, Matahari, atau Ramayana.
Mau menampilkan kesan crossover atau SUV juga tidak terlihat lebih kuat dari CRV, BRV, atau bahkan Ertiga dan Mobilio. Memang sedikit tertolong desain gril yang tegak, lampu LED ramping, dan penggunaan cladding pada beberapa bagian bodi. Ini mungkin langkah maju yang membuatnya lebih menarik. Ya, kembali lagi, angka 6 untuk desain Innova Zenix sudah terbilang bagus.
Masih banyak pengendara di Indonesia yang belum siap dengan kemajuan teknologi
Saya pribadi sudah memasang ekspektasi terlalu tinggi untuk penerus Innova Reborn. Namun, ekspektasi itu anjok, amblas terlalu dalam.
Soal fitur berkendara, Innova Zenix belum istimewa banget. Kita masih bisa menerima Toyota Safety Assistant dan segala jenis kemudahan demi keamanan pengemudi. Meski ini juga tidak bisa selamanya menjadi faktor keselamatan.
Saya bukan tidak suka dengan perkembangan teknologi. Jauh sebelum Toyota Avanza FWD, Honda City sedan, atau Innova Zenix saya coba, ada Hyundai Creta yang pernah saya kendarai. Betapa girangnya saya mencicipi teknologi yang bagi sebagian orang itu masih dirasa kurang canggih.
Walau hanya berkendara seharian bersama Hyundai Creta, saya bisa membayangkan betapa indahnya lalu lintas Indonesia bersama teknologi seperti ADAS (Advanced Driver Assistance). Teknologi, ini mulai diterapkan di beberapa mobil milik Toyota, Honda, atau Hyundai.
Tapi untuk menuju ke sana, perlu ada proses panjang, antara 4 sampai 5 tahun untuk mengedukasi pengendara menggunakan fitur seperti ADAS. Juga perlu kampanye masif dari semua stakeholder agar adab berkendara kita semakin membaik.
Yah, minimal di Ibu kota provinsi dulu. Jadi tidak ada istilah atau menormalisasi gaya berkendara orang Jogja, Jakarta, Jawa Timur, atau Sumatera. Paling tidak, di jalan besar, tol, atau protokol tiap kota pengendaranya sudah tertib dan beradab.
Belum perlunya teknologi yang terlalu canggih di Indonesia saat ini bukan berarti upaya yang dilakukan pabrikan itu tidak tepat. Mereka melakukan itu bukan tanpa alasan.
Namun, warga negara ini masih butuh waktu untuk beradaptasi. Sudah sangat bagus kalau 5 tahun ke depan, ada 70% pengendara memahami dan siap ketika ADAS digunakan. Paling tidak, paham ketika lampu sensor spion menyala itu gunanya apa dan tahu caranya menyetel teknologi yang tertanam di dalam perangkat lunak kendaraan roda 4.
Kenapa Innova Reborn masih ada di dalam jual?
Cukup soal keluhan saya. Mari kembali ke soal Innova Zenix dan ketidakpuasan saya sebagai generasi penerus Toyota Kijang ini.
Ketika masih mempertahankan Innova Reborn di daftar penjualan hingga 2025 ini, saya kok curiga Toyota sebenarnya tidak 100% yakin dengan Innova Zenix. Ia seperti masih ragu. Khususnya menghadapi kemajuan zaman, dengan tetap mengusung ide teknologi ramah lingkungan, tapi sekaligus ingin tetap bersaing di kelas diesel.
Kenapa Toyota tidak menghapus generasi Innova Reborn? Apakah permintaan pasar masih cukup tinggi paling tidak dalam proyeksi 3 sampai 4 tahun ke depan? Atau, mereka sedang uji coba menerapkan mesin diesel ramah lingkungan ke dalam generasi Innova Zenix berikutnya guna bersaing melawan mobil SUV kelas diesel lainnya?
Tapi, kalau bisa memberi masukan kepada Toyota, tolong desain ulang Innova Zenix. Semata supaya tidak terlihat gendut dan lemah. Jika ingin memangkas sedikit kenyamanan interior, menurut saya masih nggak apa-apa selama sensasi berkendara menggunakan Innova tetap dijaga.
Seandainya berani, hapus saja Innova Reborn dari daftar penjualan. Kita lihat apakah pertaruhan seperti itu mampu membuat Innova Zenix unggul dari segi penjualan atau malah akan ditinggalkan pengguna setia.
Keberanian berjudi Toyota sudah waktunya diuji. Jangan terbiasa menang di era Kijang, Grand Innova, dan Innova Reborn. Tapi jauh di lubuk hati terdalam, Toyota ketakutan ditinggalkan konsumen.
Semata karena melahirkan generasi Kijang yang dibilang sanggup mengungguli era Grand Innova tapi gagal. Mungkin Toyota juga kini sadar bahwa Innova Reborn belum habis, tapi sudah telanjur melahirkan Innova Zenix.
Penulis: Khoirul Fajri Siregar
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Innova Reborn Adalah Raja Jalanan di Indonesia yang (Mungkin) Membuat Toyota Menyesal karena Popularitas Zenix Kalah Jauh dan catatan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.












