Harga rentalnya mahal
Dari pertimbangan sopir rentalan seperti saya, saya sendiri sebenarnya tidak merekomendasikan untuk rental Innova Reborn. Ya kalau ngomongin soal budget, sih.
Model sewa mobil Innova di Jogja sendiri sudah mirip bus pariwisata. Mau sewa cuma 3 jam kek, setorannya tetep dihitung full day. Artinya, bagi sopir yang punya orderan sendiri seperti saya, akan jadi lebih mahal di sewa mobilnya.
Kalau urusan harga rental, saya masih condong ke Avanza, yang memang sudah terkenal sebagai mobil rental. Sebab, secara budget, lebih menguntungkan. Terutama jika dapat orderan keluar kota yang jaraknya relatif dekat dengan Jogja. Misalnya saja ke Semarang dan sekitarnya.
Untuk Avanza, beberapa rental di Jogja masih menggunakan sistem 12 jam. Jadi, misal berangkat ke Semarang pagi lalu sore harinya sudah ada di Jogja, setorannya jelas tak semahal Innova. Tapi yang jadi masalah, Avanza pakai bensin. Dan itu cukup kerasa sih di kantong ketimbang Innova yang pakai solar.
Nggak ramah medan sempit
Saat tiba di Tanah Merah, ada satu kejadian yang membuat saya, sebagai sopir ya bukan pribadi, makin tak minat dengan Innova Reborn. Saya akan pikir-pikir ulang lagi kalau nyetir rentalan pakai mobil tersebut.
Saat memasuki satu daerah di pelosok Madura, saya bertemu dengan mbak mbak peneliti lokal yang dengan pedenya bilang, “Masuk aja mas ke posko, mobil biasa keluar masuk.” Saya tanpa ragu mengikuti saja arahan dari si mbak-mbak tersebut. Secara, dia orang lokal, Rek. Pastinya lebih hafal medan setempat.
Tapi betapa dongkolnya saya. Pas turun dari mobil, saya dapati banyak goresan di badan mobil. Karena bodi mobil terlalu besar, sehingga ngepas untuk medan sempit Tanah Merah yang saya lewati.
“Biasanya kalau Avanza masuk loh, Mas,” ujar si mbak-mbak itu tanpa rasa bersalah. Gundulnya! Ini jelas dimensinya lebih besar toh, Mbak!
“Tapi baru ini loh Mas saya lihat sopir travel tak rah-marah masuk ke pelosok gini mas. Biasanya mereka gak mau mas apalagi jalannya begini ya Mas, tapi kalau mobilnya begini enak ya mas walaupun jalannya begini.”
“Iya, sih, Mbak. Enak buat semi offroad gini tapi ban kalau jadi boncel, terus saya disuruh ganti sama yang punya Mbak mau gantiin?” Batin saya.
Jadi jengkel gini ya
Saya dongkol dan langsung pulang begitu selesai mengisap sebatang rokok. Lagian, saya teringat harus sampai jogja sebelum berganti hari karena setoran bisa dobel kalau lewat pukul 12 malam. Tapi untunglah, saya pakai Innova yang biasa saya laju 160 km/jam kalau di tol.
Awal mikirnya sih begitu. Tapi boro-boro jalan 160 km/jam, belum sampai Mojokerto saja saya sudah keluar dari tol. Saya ingat harus benerin tuh baret halus di bodi Innova Reborn.
Biaya tol Surabaya-Colomadu itu Rp320 ribu. Lumayan buat ganti rugi. Tapi begitu keluar tol, saya jadi salah jalan. Mending saya lanjutkan lewat tol tadi.
Masuk ke jalur Ploso, Jombang, yang jalannya sempit dan banyak truk serta motor karyawan pabrik membuat sisa waktu saya menipis. Lagian ini Innova Reborn kenapa badannya bongsor, sih. Tenaga buat nyalip sih oke, tapi ya nggak membuat motor dari lawan arah sampai keluar jalur, lah.
Saya mulai bimbang. Kalau masuk tol lagi, maka Rp320 ribu melayang. Kalau saya tetap lewat sini, waktu sewa akan habis. Artinya saya juga kena biaya sewa lagi.
Makanya, ketika di depan melihat pom bensin, saya langsung masuk saja. Setelah itu, saya melipat jok tengah. Kemudian, jok Innova Reborn yang belakang, saya naikkan ke samping.
Mobil saya kunci dari dalam. Lalu, saya memasukkan anak kunci di sela-sela jok. Walaupun lantai Innova Reborn nggak datar, tapi cukup untuk saya berbaring. Saya lantas tiduran sambil nulis tulisan ini. Barangkali dimuat, buat nambah biaya sewa mobil tak iye. Semoga aja!
(Amin, ini saya muat, Rus – Editor)
Penulis: Rusli Hariyanto
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Toyota Innova Reborn, Mobilnya Orang Beradab dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.