Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Haikal Hassan Dilaporkan karena Cerita Mimpi Ketemu Nabi Jadi Bukti Indonesia Negara Hukum Sejati

Muhammad Nanda Fauzan oleh Muhammad Nanda Fauzan
17 Desember 2020
A A
Haikal Hassan Dilaporkan karena Cerita Mimpi Ketemu Nabi Jadi Bukti Indonesia Negara Hukum Sejati

Haikal Hassan Dilaporkan karena Cerita Mimpi Ketemu Nabi Jadi Bukti Indonesia Negara Hukum Sejati

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dari kasus Babe Haikal Hassan ini kita bisa belajar, di negeri ini menceritakan mimpi ketemu Nabi pun bisa jadi masalah.

Akhirnya tiba juga kita pada fase di mana untuk sekadar bermimpi pun kita harus tertib adat dan nalar. Jika tidak, bisa-bisa telikung penjara menjadi ganjaran yang setimpal.

Hm, gembira sekaligus bangga sekali rasanya, sebab ini adalah pertanda lonjakan kualitas hukum kita makin transenden dan gemilang.

Gondok saja bawaannya, kok selama ini kita bebas-bebas saja bermimpi, tanpa kenal batasan. Ada, misalnya, jenis orang yang saban tidur mimpi dinner uwuw bareng Mbak Monica Belluci, kan nggak masuk akal ya.

Ada juga senior saya, yang kini aktif di LSM, katanya mimpi Pak Jokowi berinisiatif menggelar referendum secara transparan dan damai buat masyarakat Papua.

Dih, nggak beradab banget deh, masak bunga tidur dijejali motif politis begitu.

Mimpi itu ya mesti tahu diri juga. Nggak bisa seenak udel begitu. Memangnya ini negara demokratis-liberal apa?

Beruntunglah kita punya orang-orang yang mau mereformasi kebebasan yang sudah kebablasan ini. Mereka-mereka ini bersusah-payah membersihkan mimpi dari nilai dan kepentingan tertentu, supaya Indonesia senantiasa damai.

Sebuah inisiatif yang taktis dan ajaib, bila perlu, memang harus dibikin lembaga sensor yang mengurusi perkara mimpi. Sungguh ini urgent banget!!1!1!

Adalah Hasan Shihab dan kelompoknya, pelopor yang membawa spirit pembaharu itu. Mereka, melalui laporan bernomor LP/7433/XII/YAN.25/2020/SPKT PM, menggugat Babe Haikal Hassan atas dugaan ujaran kebencian, penistaan agama, dan berita bohong yang bisa menggemparkan Republik Indonesia.

Babe Haikal dikenal pasal berlapis, dan UU ITE yang lebih melar ketimbang karet nasi uduk jelas jadi sandaran kuat.

Laporan beken itu mencuat gara-gara video yang berisi ucapan duka Babe Haikal—ketika menghadiri pemakaman 5 orang laskar FPI—beredar luas di internet, setelah sebelumnya diunggah oleh kanal Front Tv.

Dalam kesempatan berbicara yang tak lebih dari lima menit itu, Babe Haikal Hassan mengutarakan bahwa dia pernah mimpi didatangi dan diberi petuah oleh Nabi untuk senantiasa bersabar tatkala dua buah hatinya wafat.

Dan dengan penuh empati, dia juga meminta para keluarga korban berlaku selayaknya dirinya; ikhlas dan menerima, sebab orang-orang yang wafat itu telah mendapatkan tempat “bersama Rasulullah”.

Iklan

Saya mengulang sebanyak tiga kali video tersebut, dan tak merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Maksud saya, dalam momen demikian, memang sudah selayaknya kita memberi aneka ucapan sungkawa kepada famili yang tengah berduka.

Cuma, ya nganu, Indonesia adalah negara hukum sejati, semuanya mesti berjalan dalam koridor yang telah berlaku sesuai dengan amanat undang-undang.

Buktinya tidak ada satu pun kasus pelanggaran HAM yang tidak selesai dan tuntas. Iya, sebagian selesai dalam bentuk kampanye politik belaka, sebagian yang lain tuntas dalam jalur bernama kekeluargaan.

Toh intinya selesai dan tuntas, kan?

Bahkan, saat dimintai tanggapan soal kasus kekerasan yang menimpa Laskar FPI dan teror di Sigi, Pakde Jokowi meminta kita buat jangan seenak jidat.

“Dan ingat, aparat hukum itu dilindungi oleh hukum dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, tidak boleh ada warga dari masyarakat yang semena-mena,” katanya.

Intinya, hukum Indonesia kadang tidak tebang pilih, tajam ke semua lini kecuali ke pejabat, kelompok mayoritas, dan koleganya, dan untuk itulah kita harus siap mempertanggungjawabkan segala ucapan, tindakan, dan impian kita yang muluk dan utopis.

Dalam konteks Haikal Hassan, kalau yang bersangkutan berani omong di Internet pernah mimpi ketemu Nabi, ya mesti ada pembuktian empiris minimal foto resolusi HD dong.

Masak waktu mimpi gitu nggak melintas di pikiran buat sekadar selfie, kan repot jadinya. Ya wajar kalau UU ITE yang maha-canggih bisa menjerat. No Pict= hoax, Gan.

Lagian buat menghilangkan duka-lara para keluarga, kan bisa pakai kalimat-kalimat syahdu lainnya, nggak perlu lah bawa-bawa mimpi segala. Apalagi sampai mimpi ketemu Nabi.

Pertama. Misalnya, Babe Haikal Hassan bisa meyakinkan ke keluarga korban kalau negara dan seluruh aparat hukum berkomitmen untuk menuntaskan hingga ke akar kasus pembunuhan ini, hingga detail paling tersembunyi.

Atau kedua, Babe Haikal Hassan bisa saja cerita soal kebaikan-kebaikan polisi dan optimisme yang tinggi terhadap institusi ini.

Bahwa tak ada salahnya keluarga korban yakin kalau polisi akan menuntaskan banyak masalah HAM dari zaman jebot sampai zaman TikTok. Termasuk permasalahan ini. Dengan adil, bijak, baik, benar, dan sesuai alur logis pada umumnya.

Meskipun… kalau dipikir-pikir lagi, dua contoh kalimat itu tadi sebetulnya terdengar lebih nggak masuk akal ketimbang Haikal Hassan mimpi berjumpa Baginda Nabi juga sih.

Tapi toh, kalau baik-baikin polisi bakal dilaporin, paling mentok juga dilaporkan atas tuduhan berita palsu, bukan pasal berlapis ujaran kebencian + penistaan agama.

BACA JUGA Hal-hal yang Dirindukan bila FPI Bubar Beneran dan tulisan Muhammad Nanda Fauzan lainnya.

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2020 oleh

Tags: babeFPIhaikal hassanmimpi ketemu NabiPolisi
Muhammad Nanda Fauzan

Muhammad Nanda Fauzan

Mahasiswa Filsafat UIN BANTEN.

Artikel Terkait

rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Ortu kuras tabungan buat anak jadi polisi malah kena tipu. Sempat bikin stres tapi kini bersyukur tak jadi sasaran amuk tetangga MOJOK.CO
Ragam

Ortu Kuras Tabungan buat Anak Jadi Polisi malah Kena Tipu “Intel”, Awalnya Stres tapi Kini Bersyukur

6 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi! Mojok.co
Pojokan

PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi!

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.