Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Setan Kepala Manusia yang Berjatuhan dari Pohon Sukun

Muhammad Nanda Fauzan oleh Muhammad Nanda Fauzan
9 April 2020
A A
Setan Kepala Manusia kuntilanak pocong cerita horor MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Buuuk! Kepala manusia baru saja jatuh dari pohon sukun! Tidak cuma satu, tapi dua, lalu tiga, berjatuhan. Setan kepala manusia itu sukses bikin saya pengin ngompol!

Seperti kebanyakan anak desa, saya sering menyusuri jalan perkampungan untuk belajar ngaji. Perlengkapan yang saya bawa ya seadanya; senter, Iqra jilid enam, lidi untuk menunjuk huruf Hijaiyah, dan autan—di majelis, nyamuk tampak selalu lapar.

Rutinitas itulah yang membawa saya bersentuhan langsung dengan pengalaman mistis. Pernah suatu kali, saat melintasi pemakaman tua, saya melihat seekor anjing mengorek-ngorek gundukan tanah di kuburan. Ia seolah-olah tengah berusaha membebaskan jasad seseorang di dalamnya.

Tak jarang pula saya berjumpa tiga sampai empat anak kecil berkepala plontos berkeliaran. Padahal, di kampung saya, tak ada satu pun anak yang siap mental untuk dirisak karena kepalanya mirip cilok. Jelas, mereka juga bukan Dedy Corbuzier cilik.

Singkat kata, ada banyak demit, beragam gen, yang sering menampakkan diri. Dari hantu yang memang sudah menjadi ciri khas Nusantara macam kuntilanak, pocong, genderuwo, banaspati, hingga hantu yang kehadirannya temporal, macam pocong anrok (baca: rok), cocokel, setan kayang, dan sebagainya.

Sampai kemudian, waktu itu tiba juga. Saya ketemu sama demit yang cutting edge pada zamannya. Pengalaman langka ini, oleh teman saya, diberi nama setan hulu (baca: kepala) sukun. Kamu mungkin mengenalnya sebagai setan kepala manusia!

Begini ceritanya….

Di desa saya, belum semua rumah dialiri listrik. Sebagian masih mengandalkan cempor untuk penerangan. Jarak antara satu rumah dengan lainnya cukup berjauhan. Penduduk belum sepadat sekarang. Sepi, gelap, dan mencekam.

Saya diteror setan kepala manusia tepat di hari Sabtu. Fyi, biasanya di hari Senin sampai Kamis, saya akan pulang diantar kawan-kawan seperguruan. Mereka ikut sampai rumah sebab di sana ibu-ibu sedang melangsungkan nobar Cinta Fitri.

Maklum, televisi masih terbilang langka dan mereka nggak mau melewatkan sinetron legendaris itu. Tapi di hari Jumat dan Minggu, bertepatan dengan liburnya Shireen Sungkar dari layar kaca, ibu-ibu juga libur bertamu. Tak ada satu pun kawan yang sudi mengantar saya pulang. Huh, kesetiaan kok cuma didasari sama sinetron Cinta Fitri.

Akhirnya saya pulang mengaji sendirian. Waktu itu, pakaian saya udah kayak juara Pildacil. Saya pede, dong. Mana ada setan yang berani sama juara Pildacil. Apalagi di tangan saya terjinjing iqra jilid enam, di sampul belakang ada gambar K.H. As’ad Humam. Insyaallah setan doang mah auto-respect.

Jarak antara rumah saya dan majelis sekitar sepuluh menit berjalan kaki. Tak terlalu jauh sebetulnya. Tetapi, malam yang gelap di tengah perkampungan dengan jumlah warga yang masih bisa dihitung jari tangan, jelas bikin jarak tempuh “terasa panjang”.

Di sepanjang jalan, saya hanya bisa menunduk. Takut….

Pohon-pohon rindang masih mudah ditemukan dan rumah bagi segala jenis hantu ini semakin terlihat kokoh di malam hari. Ketika dedaunannya ditampar angin malam atau ranting dan dahan patah karena alasan tertentu, buluk kuduk saya langsung berdiri.

Iklan

Belum lagi suara saling bersahutan dari kejauhan. Dari kejauhan pula, bunyi ombak terdengar lamat-lamat. Rumah saya memang tak begitu jauh dari pantai. Semuanya menambah kesan mistis. Aroma garam terus merangsek memasuki kedua lubang hidung, udara menjadi dingin dan angin datang tak teratur.

Sepanjang jalan, sembari terus menundukkan pandangan, saya tiba-tiba terpikir. Saat Ultraman berhasil menggasak monster, kira-kira ia biasanya terbang ke mana, ya? Ketika asik berpikir, tepat di bawah pohon sukun, tiba-tiba senter yang saya jinjing tidak mengeluarkan cahaya.

“Beduuual!”

Sontak saya mengeluarkan makian khas Banten Selatan yang artinya “babi hutan”. Terdengar mantap dan gurih, “Baterai habis rupanya.”

Nasib saya bergantung pada cahaya bulan, di luar daripada itu, tak ada sedikit pun sumber cahaya yang bisa diharapkan. Sayang, cahaya bulan tak bisa sepenuhnya diandalkan. Pohon-pohon rindang menahan sinarnya. Hanya cahaya kecil yang berhasil menyelinap di antara dedauan yang membantu maneuver saya melewati jalakan desa yang gelap itu.

Saya bergerak berdasarkan insting. Rasanya pengin lari, tapi takut tersandung “sesuatu”. Dari tempat saya berjalan, saya merasa beberapa pasang mata seperti mengawasi. Mata yang tajam dan penuh Hasrat. Mata yang terus bergerak, mengintai, dan waspada. Persis seperti tatapan Xavi Hernandez sebelum melepas umpan terobosan mematikan.

Tiba-tiba suara berdebum terdengar. Nyaring. Satu kepala manusia jatuh, tepat beberapa inci di hadapan saya. Setan kepala manusia itu berlubang di sana-sini. Dari lubang itu keluar ulat yang merayap. Dagingnya meleleh menjijikkan.

Sebenarnya, setan kepala manusia dengan anatomi seperti ini nggak bakal aneh-aneh, lha wong cuma kepala. Tapi jika kamu menatap bibirnya itu, dengan bentuk yang sudah aur-auran, niscaya kamu akan panik juga. Bibirnya seperti menagih sesuatu, seperti meminta pertolongan tapi tak lagi kuasa untuk berucap.

Pengin ngompol ya, Allah….

Saya berusaha memalingkan pandangan dari setan kepala manusia itu. Tetapi, bunyi-bunyi serupa kembali terulang. Satu…dua…tiga…seluruhnya terdengar dari belakang saya. Mereka seperti mengawasi punggung saya, yang semenjak kepala pertama jatuh, telah banjir keringat dingin. Saya segera lari terbirit-birit, tetapi kok rasanya diam di tempat, astaga naga!

Beruntunglah saya sampai di rumah dengan selamat….

Keesokan harinya, tiga orang kawan menyambangi rumah saya, kami memang punya “rutinitas kebudayaan”. Selain Cinta Fitri, kami rutin nonton bareng Power Rangers. Kepada mereka saya bercerita soal setan kepala manusia, sebab bercerita kepada orang-orang tua kadang menjemukan.

“Beduaaal!” Maki kawan saya yang sejak dari tadi pengin banget jadi Rangers Merah, sesaat setelah mendengar cerita saya secara mendetail.

“Dulu, kata Mamangku, di bawah pohon sukun yang sama, ada kakek-kakek yang meninggal setelah tertimpa satu buah sukun besar. Mayatnya ditemukan pagi-pagi.”

Kami terdiam beberapa saat. Ibu saya datang, membawa satu nampan besar camilan. Camilan yang masih mengepul tanda baru dianggat dari penggorengan itu ditemani empat gelas susu hangat.

Ibu saya yang baik itu menyuguhi kami sepiring sukun goreng yang masih panas.

“Beduaaaaaal!”

kami berempat serempak mengumpat, lebih dalam dan khusyuk, penuh ketakjuban.

BACA JUGA Hantu Tanpa Kepala yang Seliweran di Kamar Mandi Pondok Putra atau tulisan mengagetkan lainnya di rubrik MALAM JUMAT HI HI HI….

Terakhir diperbarui pada 9 April 2020 oleh

Tags: buah sukundeddy corbuzierkepala manusiakuntilanakpocongpohon sukunsetan di pohon sukunsetan gundulsetan kepala manusia
Muhammad Nanda Fauzan

Muhammad Nanda Fauzan

Mahasiswa Filsafat UIN BANTEN.

Artikel Terkait

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Pocong dan Bau Amis Darah: Puncak Teror di Sleman Utara MOJOK.CO
Malam Jumat

Kegilaan dari Teror yang Tak Kunjung Usai di Kontrakan Pocong Ring Road Utara Sleman

25 Januari 2024
Teror Kuntilanak dan Hantu Serdadu KNIL di Gang Kubur Jakarta MOJOK.CO
Malam Jumat

Teror Kuntilanak dan Hantu Serdadu KNIL di Gang Kubur Jakarta

25 Mei 2023
Warisan Ibu dan Kemampuan Khusus dari Keluarga di Tegal MOJOK.CO
Malam Jumat

Warisan Ibu dan Kemampuan Khusus dari Keluarga di Tegal

18 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.