Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Pocong Bermuka Dua Bergelantungan Terbalik di Bangunan Bekas Kantor Desa Itu Selalu Mengganggu Para Petugas Ronda

Alfath Ramadhan oleh Alfath Ramadhan
17 Desember 2020
A A
Pocong Bermuka Dua bergelantungan Terbalik di Bangunan Bekas Kantor Desa Itu Selalu Mengganggu Para Petugas Ronda

Pocong Bermuka Dua bergelantungan Terbalik di Bangunan Bekas Kantor Desa Itu Selalu Mengganggu Para Petugas Ronda

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Awalnya saya mengira yang dimaksud pocong bermuka dua itu adalah pocong munafik. Ternyata saya salah, pocong itu benar-benar memiliki dua wajah.

Sebagai “warga panutan” yang selalu pasrah kalo ditunjuk Pak RT untuk shift 3 alias jaga ronda, saya nggak pernah nyangka bisa mendapat kehormatan untuk melihat pocong yang punya duplikat wajah itu.

Beberapa waktu silam, para penduduk di desa kami digegerkan dengan kemunculan monyet liar yang meneror dan mengganggu masyarakat. Oleh karena itu, Pak RT, selaku kapten menerapkan kembali sistem ronda yang sudah cukup lama nggak diberlakukan. Maklum, selama ini desa kami termasuk desa safe from thieves alias aman dari maling.

Saat itu, saya mendapat giliran ronda di hari Rabu bersama empat orang lainnya. Demi memuaskan hasrat dan dendam Pak RT terhadap monyet liar yang pernah menjenggut rambut indah putrinya itu, saya dan tim bertekad untuk membawa monyet itu ke hadapan Pak RT dalam keadaan hidup atau mati.

Bagaimana tidak, Pak RT pernah berjanji. Barang siapa yang dapat menangkap monyet itu, akan ditraktir makan nasi padang selama tiga kali dalam sehari.

Namun sayang, sejak hari pertama diberlakukan ronda, tidak ada satu tim pun yang berhasil melaporkan keadaan dan keberadaan si monyet terhadap Pak RT. Sebaliknya, laporan yang diterima Pak RT justru tentang hal yang nggak diduga-duga. Yakni laporan adanya petugas ronda yang demam tinggi setelah melihat sosok pocong bermuka dua yang menampakan diri di teras bangunan bekas kantor desa.

Menurut laporan yang saya tahu, bekas kantor desa itu ditinggalkan karena tempatnya yang angker serta banyaknya interaksi makhluk halus yang kerap mengganggu para staf. Rumput dan ilalang yang tumbuh rimbun, serta bangunan yang mulai kumuh dan tidak terawat itu menambah kesan angker.

Hingga sampailah pada hari di mana saya bertugas. Kami memulai operasi pada pukul 23.00 sampai subuh. Di pos ronda, kami mulai berkumpul dan menyusun strategi operasi tangkap tangan kepada monyet yang selama ini buron.

Kami berkeliling pada pukul 12 tengah malam. Kami berpencar, tiga orang termasuk saya mulai patroli sementara dua orang lainnya jaga kandang.

Di perjalanan, salah satu teman saya bilang kalau orang yang pernah melihat pocong itu menuturkan bahwa si pocong itu bermuka dua. “Kata Pak Muji, pocong yang dia liat itu bermuka dua.”

“Bermuka dua? Pocong munafik kali,” celetuk saya.

Setelah hampir satu jam, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke pos ronda untuk melaporkan kepada dua orang teman kami kalau keadaan kampung aman dan monyet masih belum bisa ditemukan. Akhirnya pukul dua, giliran dua orang teman saya yang bergantian berkeliling. Sementara kami bertiga di pos asyik bermain kartu remi sambil ngopi-ngopi santai.

Belum ada setengah jam, salah satu dari teman kami yang patroli sudah kembali ke pos ronda dengan wajah kebingungan.

“Lah, kok sendirian. Pak Eko kemana?” Tanya salah satu teman saya.

Iklan

“Saya nggak tahu, tadi waktu jalan lewat depan bangunan bekas kantor desa dia pucat terus tiba-tiba minta izin untuk pulang.”

Mendengar alasan itu, beberapa dari kami berspekulasi bahwa Pak Eko sudah melihat sesuatu yang selama ini hangat diperbincangkan. Ya, tentang pocong bermuka dua yang kerap menampakkan diri di bangunan desa itu.

Tanpa basa-basi, saya langsung telfon Pak Eko untuk mendengar penjelasannya secara langsung. Dari penuturannya, benar, dia telah melihat sosok pocong tersebut dan minta maaf karena udah nggak sanggup melanjutkan ronda. Oke, Pak Eko gugur.

Dengan sifat yang sok berani sekaligus penasaran dengan yang Pak Eko katakan, akhirnya saya mengajak teman-teman untuk menghampiri bangunan angker tersebut, secara bersama-sama tentunya. Karena kalau sendirian saya jelas nggak berani.

Saat berjalan menuju bangunan, tercium bau busuk yang menyengat. Salah satu teman saya mencurigai bahwa bau tersebut adalah bau makhluk yang selama ini mengganggu para petugas ronda. Dengan demikian, teman-teman saya mengajak saya kembali ke pos ronda karena takut terjadi hal yang nggak diinginkan.

Namun entah kenapa, saya bersikukuh untuk tetap terus mencari sumber bau busuk tersebut. Awalnya saya mengira bahwa bau busuk itu adalah bau bangkai hewan. Harapan saya adalah itu bau monyet yang selama ini buron. Siapa yang bisa menolak godaan makan nasi padang tiga kali dalam satu hari!

Kami menyusuri semak-semak belukar di halaman sampai dalam bangunan yang telah kosong dan tak terawat itu. Bau busuk kian menyengat ketika kita berjalan mendekati bekas ruangan Kepala Desa. Setelah kami membuka pintu ruangan yang sudah agak reot itu, betapa kagetnya saat kami mendapati sosok pocong yang menggantung terbalik.

Pocong bermuka dua itu berukuran sekitar dua meter dengan bau busuk yang sangat menyengat. Pocong itu menggantung terbalik sehingga kepalanya berada di bawah, dengan dua wajah yang gosong dan rusak di depan dan di belakang kepalanya. Kain kafan pocong itu kotor sekali. Bola mata yang merah memelototi kami. Sontak, empat pria tangguh menjerit ketakutan, sampai lari kalang kabut.

Saya yang saat itu berada di paling depan sangat jelas sekali melihat penampakan tersebut. Kehadiran si pocong sialan itu membuat kami semua auto lemes sebadan-badan.

Teman saya yang melihat pocong tersebut dari sisi yang berbeda berkata bahwa di belakang muka si pocong, ada muka lagi. Tapi yang terlihat hanya mata yang melotot saja. Tanpa hidung, dan tanpa mulut seperti wajah yang ada di bagian depannya.

Dengan keadaan yang masih merinding dan setengah boyo, kami kembali ke pos ronda dengan berjalan cepat.

“Sialan, itu pocong bener-bener punya muka dua” tutur saya.

“Bener, ‘kan saya bilang. Pocong itu bukan pocong munafik, pocong itu bener-bener punya dua wajah!”

Dari kejauhan kami melihat pergerakan-pergerakan misterius di pos ronda. Setelah kami intai dengan hati-hati, ternyata di pos ronda ada si monyet yang lagi makanin kacang dan makanan-makanan yang kami bawa.

Ahhh, sialan. Walaupun udah gondok setengah mati sama si monyet, tapi kami udah nggak selera mengejar dan menangkap buronan tersebut. Yaaa, itu karena rasa yang udah nggak karuan setelah kami dilabrak pocong bermuka dua tersebut.

Tapi anehnya, si pocong bermuka dua cuma nampakin diri sama para petugas ronda. Sementara sama orang-orang yang pulang kerja, atau pedagang yang berlalu-lalang di depan bangunan tersebut nggak ada satu pun yang ngaku pernah liat si pocong munafik tersebut.

Apess, hari ini ronda kami nggak membawakan hasil selain sandal saya yang putus gegara semalem lari ngibrit.

BACA JUGA Ditemani Tidur Pocong yang Mata Kirinya Hampir Copot dan cerita menyeramkan lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2020 oleh

Tags: cerita hororMalam Jumatpocongpocong bergelantunganpocong bermuka duapocong terbalik
Alfath Ramadhan

Alfath Ramadhan

Lahir di Bogor. Suka hujan-hujan.

Artikel Terkait

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Asrama Horor di Sudut Magelang MOJOK.CO
Malam Jumat

Asrama Horor di Sudut Magelang: Tentang Bisikan Dingin yang Tidak Terjawab

6 Maret 2025
Horor di Stasiun Tugu Jogja: Semakin Dicari Sisi Logisnya, Semakin Seram Ceritanya.MOJOK.CO
Ragam

Horor di Stasiun Tugu Jogja: Semakin Dicari Sisi Logisnya, Semakin Seram Ceritanya

14 Januari 2025
Homestay Horor di Pusat Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Homestay Horor di Pusat Kota Jogja: Tentang Dia yang Mengintip dari Celah Pintu

9 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.