Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Leak Mencari Pewaris, Pengalaman Menyeramkan Menyaksikan Nenek Sakratulmaut

Aliurridha oleh Aliurridha
17 September 2020
A A
Leak Mencari Pewaris, Pengalaman Menyeramkan Menyaksikan Nenek Sakratulmaut MOJOK.CO

Leak Mencari Pewaris, Pengalaman Menyeramkan Menyaksikan Nenek Sakratulmaut MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya menyesal mengiyakan ajakan Bogel untuk menonton seorang nenek yang tengah sakratulmaut. Saya tidak tahu kalau si nenek itu adalah leak yang tengah mencari pewaris!

Pengalaman paling menyeramkan yang pernah saya rasakan adalah ketika hampir menjadi pewaris leak. Suatu kali, seorang teman mengajak saya untuk menonton nenek yang tengah sekarat. Bodohnya, saya mau saja ikut ajakannya.

Kejadian ini terjadi ketika sama masih SMA. Hampir setiap hari, saya bermain ke rumah salah satu teman. Bogel namanya. Bogel tinggal di salah satu kampung di pusat Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sebuah kampung di tengah kota, di mana masyarakatnya masih percaya dan melakukan berbagai ritus mistis.

Ketika sedang berkunjung, Bogel bilang ada seorang nenek yang sedang sakratulmaut. Bogel mengajak saya untuk melihat proses itu. Memang agak aneh teman saya ini. Ada orang sedang sekarat malah jadi tontonan. Dia agak memaksa saya untuk menemani menonton karena katanya, nenek ini adalah leak. Penasaran, saya mau saja ikut menemaninya.

Ada satu hal yang perlu saya luruskan. Leak di sini bukan sekadar hantu. Sebetulnya, dia adalah manusia jadi-jadian yang “salah pergaulan”. Nenek ini, dulunya, ingin terlihat cantik dengan cara instan. Bukannya perawatan wajah dan olahraga, nenek ini malah pakai susuk. Efek samping yang dia rasakan lebih mengerikan ketimbang efek merkuri pada kulit manusia. Nenek ini malah menjadi leak ketika sedang tidak sadar.

Dari cerita yang beredar, ketika pengguna susuk ini sedang tidak sadar, mereka berubah menjadi leak, sosok “ hantu minimalis”. Hanya berupa sepotong kepala dengan jeroan tubuh yang tergantung di kepala itu. Meskipun minimalis, saya akui, tingkat keseraman leak itu paling maksimal. Bayangin, ada sepotong kepala dengan jeroan tubuh terbang mendekatimu. Iya, terbang!

Waktu operasional leak adalah malam hari. Sama kayak hantu lainnya. Mereka suka mencari ari-ari bayi yang baru dikuburkan. Ada juga yang bilang mereka suka mengobrak-abrik tempat sampah. Selain seram, mereka juga jorok dan bikin repot tukang sapu jalan saja.

Kembali ke soal nenek yang tengah sakratulmaut itu….

Kata tetangga Bogel, nenek itu sudah tidak tertolong lagi. Bahkan katanya, dia ingin segera meninggal. Namun, karena belum memiliki “pewaris”, dia tidak bisa “pergi” begitu saja. Dia harus mewariskan ilmu leak. Jika tidak diwariskan, dia tidak akan bisa meninggal dengan tenang.

Papuq Ning, nama nenek itu, tidak memiliki anak, apalagi cucu. Anak-anaknya sudah meninggal sejak kecil. Jadi, Papuq Ning hidup sebatang kara. Untungnya, tetangganya baik hati. Mereka sering membantu Papuq Ning, bahkan menemaninya ketika sakratulmaut.

Tetangga Bogel sudah menunggu proses sakratulmaut itu selama berjam-jam. Makin lama, makin banyak orang yang datang menonton. Aduh, bodoh betul mereka. Bodohnya, saya juga ada di antara kerumunan penonton itu.

Rasa penasaran di dalam diri saya begitu kuat. Saya ingin melihat langsung proses meninggalnya seseorang yang bisa berubah menjadi leak.

Awalnya saya bersemangat juga ingin menonton. Namun, sesampainya di sana, rasa miris yang muncul. Saya melihat seorang nenek tua, kurus sekali, sedang terbaring tak berdaya di sebuah ranjang.

Papuq Ning hampir kehilangan seluruh daging di tubuhnya. Membuatnya terlihat sangat menyeramkan, seperti tulang berlapis kulit. Wajahnya terlihat mengerikan, dengan mata cekung karena daging di sekitar wajah itu sudah nyaris habis.

Iklan

Papuq Ning benar-benar seperti tengkorak yang dilapisi kulit, dengan rambut-rambut tipis yang mulai jarang terurai berantakan. Tiba-tiba saya merinding.

Terdengar suara rintihan timbul dan tenggelam dalam ketidaksadaran. Tetangga Bogel yang ikut menonton terlihat sangat tenang dan khidmat. Sekilas saya melihat Bogel mengobrol dengan seseorang menggunakan bahasa Sasak khas kampungnya.

Sebagai orang Lombok, kadang saya merasa bahasa Sasak itu menyebalkan. Mohon maaf, ya. Beda desa pasti beda dialek. Apalagi bahasa Sasak saya pas-pasan, ditambah bahasa Sasak dari kampungnya Bogel yang agak rumit. Saya tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Setelah Bogel mendekati saya, barulah saya bertanya karena penasaran.

“Hep, apa ente omongin?”

“Katanya temen ane itu, dia ndak punya pewaris Papuq ini makanya sekarat. Sudah tiga hari dia begitu. Sepertinya harus ada pewarisnya dulu baru bisa meninggal.”

“Ente aja kalau begitu jadi pewarisnya. Sebagai tetangga yang baik gitu.”

“Acong!” Bogel mengumpat karena kesal. Untung saja saat itu dia masih menahan diri tidak terlalu keras mengumpatnya.

“Terus gimana kata temen ente itu?”

“Katanya kalau sudah datang waktunya, jaq siapa-siapa yang ada di sini bisa jadi pewarisnya.”

“Jadah! Pulang, dah, ane kalau begitu.”

“Ndaklah hep. Cewek biasanya yang jadi pewaris. Aman kite-kite yang laki ini.”

Tiba-tiba seolah membantah kalimat Bogel, Papuq Ning mengoceh tidak jelas. Beberapa detik kemudian, dia bangkit dan duduk di ranjangnya. Matanya melotot. Seperti mau lepas dari tengkorak. Matanya nyaris putih semua dengan bagian hitam terlihat sedikit di bagian atasnya. Dia berkata sesuatu yang tak mungkin saya lupakan seumur hidup.

“Iye… iya… iye wah… saq jarin penerusku.”

Semua orang di ruangan itu memalingkan wajahnya memandang ke arah saya. Melihat saya dengan wajah ngeri.

Lidah saya kelu. Tiba-tiba mulut saya terasa pahit. Jantung saya berdegup kencang. Keringat dingin membanjiri badan karena perasaan ngeri melihat telunjuk Papuq Ning mengarah tepat menuju saya. Papuq Ning berkata dengan bahasa Sasak yang begitu lancar. Tidak terlihat seperti seseorang yang sedang sakratulmaut. Dia berkata bahwa saya akan menjadi penerus leak yang bersemayam di dalam tubuhnya.

Tercekat, saya hampir tidak bisa bernapas. Tidak sampai satu menit, dia kehilangan kesadaran. Setelah bisa menarik napas, saya langsung lari meninggalkan rumah sialan itu. saya berlari menuju rumah Bogel tanpa menunggunya menyusul. Saya ambil motor dan langsung pulang. Sepanjang perjalanan, saya mengumpat, menyesal sudah mampir ke rumah Bogel.

Sesampainya di rumah, saya masih saja mengumpat mengingat kejadian itu. Ada beberapa pesan masuk dari Bogel yang menyayangkan reaksi saya. Katanya, saya berlebihan. Dia mengatakan tidak enak sama tetangganya. Saya menelponnya dan mengumpat lebih keras lagi. Dia tertawa-tawa, katanya cuma bercanda.

Malamnya saya dikejutkan lagi dengan pesan dari Bogel.

“Hep, Papuq Ning baru saja meninggal.”

Basong!

BACA JUGA Leak yang Meneror Kontrakan Ternyata Orang yang Saya Kenal atau pengalaman menyeramkan lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2020 oleh

Tags: cerita hororhantu kepalaleakMalam Jumatpenerus leak
Aliurridha

Aliurridha

Artikel Terkait

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Toko Buah Horor di Sudut Kota Jogja: Tentang Sosok Hantu Perempuan yang Muncul dari Tempat yang Tidak Terduga

22 Mei 2025
Asrama Horor di Sudut Magelang MOJOK.CO
Malam Jumat

Asrama Horor di Sudut Magelang: Tentang Bisikan Dingin yang Tidak Terjawab

6 Maret 2025
Horor di Stasiun Tugu Jogja: Semakin Dicari Sisi Logisnya, Semakin Seram Ceritanya.MOJOK.CO
Ragam

Horor di Stasiun Tugu Jogja: Semakin Dicari Sisi Logisnya, Semakin Seram Ceritanya

14 Januari 2025
Homestay Horor di Pusat Kota Jogja MOJOK.CO
Malam Jumat

Homestay Horor di Pusat Kota Jogja: Tentang Dia yang Mengintip dari Celah Pintu

9 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.