Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Ketiduran di Kuburan karena Ulah Ojol Gaib

Alfath Ramadhan oleh Alfath Ramadhan
16 Juli 2020
A A
Ketiduran di Kuburan karena Ulah Ojol Gaib

Ketiduran di Kuburan karena Ulah Ojol Gaib

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya kaget setelah menyadari pengemudi ojol yang asli mencari saya. Saya makin curiga jangan-jangan yang di depan saya ini ojol gaib.

Kejadian ini saya alami ketika terpaksa pesan ojol karena suatu tragedi tidak terduga. Hingga akhirnya saya menyadari saya sudah salah numpang ojol gaib.

Saat sore menjelang malam, saya hendak berangkat ke kampus untuk kuliah malam. Jarak dari rumah ke kampus cukup jauh, sehingga saya mengendarai sepeda motor. Apes bagi saya, saat sedang santai di perjalanan, tiba-tiba saya dikejutkan oleh emak-emak yang menyalip dengan brutal. Tak sampai disitu, ia pun secara tiba-tiba berbelok memasuki gang tanpa menyalakan lampu sein.

Saya yang terkejut refleks menekan rem dengan kuat, hingga ban motor selip dan saya pun terjatuh cukup keras menghantam trotoar.

Alih-alih meminta maaf, emak-emak tersebut hanya menoleh sesaat sebelum ia melanjutkan perjalanannya kembali.

Sepeda motor saya rusak cukup parah sehingga tak bisa dikendarai. Demi tetap kuliah, saya langsung memesan ojek online untuk mengantarkan saya ke kampus, sementara sepeda motornya saya tinggalkan di bengkel terdekat.

Sesampainya di kampus, saya melakukan aktivitas dengan normal seperti biasanya. Nggak ada yang aneh, kecuali saat pulang dari aktivitas perkuliahan. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan satu persatu teman melakukan salam sayonara alias lekas kembali kerumah masing-masing.

“Mau gue antar pulang, nggak?” salah satu teman saya menawarkan tumpangan. Namun, karena jarak dari kampus ke rumah saya cukup jauh, saya pun menolak tawaran tersebut dengan alasan tidak enak hati sekaligus takut merepotkan (padahal kalau maksa, saya pasti mau. Sayangnya dia nggak maksa).

Saya kembali memesan ojek online, driver mengonfirmasi akan datang sepuluh menit kemudian. Ketika saya menunggu, tak kurang dari lima menit ojek online yang dimaksud ternyata sudah datang, lebih cepat dari dugaan saya. Saya langsung mengambil helm dan segera menaiki sepeda motornya tanpa basa-basi dan tanpa rasa curiga secuil pun.

Awalnya sih nggak ada yang aneh, semuanya terasa normal-normal aja. Hanya saja malam itu udara lebih dingin dari biasanya dan kondisi jalan tampak sepi. Untuk mencairkan suasana, saya mencoba sok akrab dengan mengajak ngobrol supir ojol tersebut.

“Pak, Bapak tinggal disekitar daerah ini ya? Kok cepet banget Bapak jemput saya?”

Tapi dia nggak menjawab pertanyaan saya, dia cuma diam nggak besuara. Pertanyaan-pertanyaan saya selanjutnya pun sama aja, nggak di hiraukan sama sekali, malah berasa lagi melakukan monolog.

Setelah beberapa menit di perjalanan, hape saya bergetar. Ternyata ada chat masuk dari pengemudi ojol.

“Mas dimana, ya? Saya sudah sampai di lokasi, nih.”

Iklan

Saya kaget setengah modar, karena nomornya sama persis dengan pengemudi ojek online yang saya pesan tadi. Lalu siapa pengemudi ojek online yang ada di depan saya? Saya pikir ini pasti ada yang salah. Meskipun masih bingung saya mencoba kalem.

Berkali-kali saya mencoba menghela napas, namun samar-samar saya menyadari ada bau amis dan anyir dari pengemudi ojek online di depan saya. Saya makin curiga jangan-jangan yang di depan saya ini ojek online gaib.

Saya sempat berniat untuk nekat melompat dari motor, karena sang pengemudi hanya diam dan tak merespons sedari tadi. Namun tubuh saya seolah-olah berat dan sulit digerakkan. Saya mulai pasrah dengan apa yang akan terjadi, yang bisa saya lakukan saat itu hanya berdoa terus menerus dan berharap ini hanya mimpi.

Anehnya, setiap saya mencium bau amis tersebut saya merasa ngantuk, semakin menyengat baunya maka saya semakin mengantuk, seterusnya seperti itu. Selanjutnya saya nggak tahu apa yang terjadi, saya tertidur di motor, pules banget kayak habis begadang. Rasanya nggak sampai sepuluh menit saya khilaf tertidur, namun apa yang terjadi setelahnya sungguh diluar logika.

Saat bangun, saya menyadari bahwa saya berada di tempat pemakaman umum sendirian, ojol yang saya tumpangi pun sudah tidak ada. Sekeliling saya hanya ada lahan kuburan yang sangat panjang kali lebar, alias luas. Fix, saya tadi dibonceng ojol gaib.

Saat itu saya lihat ponsel ternyata pukul tiga dini hari, langit sangat gelap. Dengan kondisi yang masih lemas sekaligus bingung, saya mencoba meminta pertolongan siapa tahu ada yang mendengar teriakkan saya, namun hal itu tidak membuahkan hasil.

Kalau dipikir-pikir, percuma juga teriak-teriak karena mana mungkin ada orang yang berada di kuburan jam tiga pagi. Perasaan saya saat itu campur aduk.

Sambil sempoyongan, saya mencoba berjalan mencari tempat yang sekiranya aman. Dari kejauhan saya lihat gubuk kecil di sudut wilayah tempat pemakaman, saya memutuskan untuk berdiam diri disana dan menunggu sampai waktu pagi tiba. Waktu terasa sangat lama dan saya hanya dapat meratapi kejadian yang menimpa saya ini sembari nyanyi lagu “Hachi anak yang sebatang kara” buat menghibur diri.

“Semoga ini cuma prank.”

“Para penghuni kuburan, bapak-bapak, ibu-ibu, semua yang ada disini, tolong jangan ganggu saya, saya mau tidur, saya ngantuk!” Sok asik padahal takut.

Akhirnya suara-suara dari musala disekitar pemakaman pun terdengar, saya sedikit tenang. Sesaat menjelang adzan subuh bukannya siap-siap sholat, saya malah tertidur kembali, maklum saya ngantuk banget.

Tidak berapa lama, seseorang kemudian membangunkan saya. “Mas, ngapain disini?”

Namanya Pak Yanto, usianya kurang lebih enam puluh tahun dan ternyata beliau merupakan penjaga makam. Saya menceritakan semua kejadian yang saya alami semalam. Namun dengan tenang Pak Yanto mengatakan bahwa kejadian ini sudah terulang sebanyak tiga kali.

Edan, tiga kali dong! Artinya bukan hanya saya yang mengalami kejadian aneh dibonceng ojol gaib.

Melihat saya yang masih menggigil dan kaget, Pak Yanto memberikan air putih dan menyarankan agar saya segera pulang kerumah dan beristirahat.

Salah satu pelajaran yang saya dapatkan dari apesnya dibonceng ojol gaib adalah menghindari sejauh mungkin emak-emak pengendara motor dengan gaya kecoa terbang, sebab setelahnya ada hal menakutkanyang bisa terjadi.

BACA JUGA Horor Mesin Jahit yang Beroperasi Sendiri Tiap Menjelang Subuh atau artikel lainnya di MALAM JUMAT.

Terakhir diperbarui pada 16 Juli 2020 oleh

Tags: driver ojolKuburan
Alfath Ramadhan

Alfath Ramadhan

Lahir di Bogor. Suka hujan-hujan.

Artikel Terkait

Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Driver ojol di Simpang Lima Semarang terlalu Ramah. MOJOK.CO
Catatan

Pelajaran Hidup dari Seorang Driver Ojol di Semarang yang Suka “Yapping”: Tak Lupa Membantu Sesama di Tengah Tekanan Hidup

6 November 2025
Driver ojek online (ojol) Semarang cari untung di tengah kebingungan penumpang MOJOK.CO
Ragam

Siasat Ojol Semarang Mencari Keuntungan di Tengah Kebingungan Penumpang

5 November 2025
Indomaret Pasteur, Saksi Penderitaan Orang Kecil di Bandung MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Penderitaan dan Perjuangan Orang Kecil di Bandung dari Bawah Neon Putih-Biru-Merah Indomaret Pasteur

31 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.