Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Para Perempuan Kuat yang Mencoba Bertahan Hidup di Kerasnya Terminal Jombor Jogja

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
6 September 2023
A A
perempuan terminal jombor jogja.MOJOK.CO

Ilustrasi perempuan kuat di Terminal Jombor (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang perempuan yang hidup dari Terminal Jombor sejak usia 11 tahun

Setelah mengisi perut, saya ingin bertemu dengan pengasong makanan ringan seperti arem-arem dan gorengan yang tadi sempat saya lihat. Namun, setelah mengelilingi ruang tunggu penumpang, batang hidung mereka tak tampak lagi.

Di saat itulah, saya melihat seorang perempuan membawa ukulele sedang berjalan menuju bus Sumber Waras yang sedang menunggu penumpang. Dari kejauhan ia tampak mulai memainkan gitar kecil tersebut di muka pintu masuk bus.

Rampung membawakan satu lagu, pengamen itu melenggang masuk berharap ada satu dua penumpang yang berbagi uang kecil. Bus berukuran sedang itu terisi tak sampai sepuluh penumpang sehingga hanya sekitar satu menit pengamen berjilbab hitam itu sudah keluar kembali.

Saya mencoba mencegatnya saat ia hendak melintas di ruang tunggu. Ia sempat kaget dan curiga. Raut khawatir terlihat di wajahnya.

“Wah takut aku Mas,” ujarnya. Ia mengira saya kepanjangan tangan dari Satpol PP yang hendak menjaring sasaran razia.

Beruntung, usai menjelaskan sejenak niat saya untuk mendengar cerita, perempuan ini berkenan untuk berbincang. Sebut saja namanya Siti* (31), ia mengaku tak ingin nama aslinya termuat di tulisan.

Terminal Jombor dalam hidup Siti adalah tempat yang begitu penting dan penuh makna. Sepertiga hidup ia habiskan dengan mencari rezeki di tempat ini.

“Terminal Jombor udah jadi tempatku mencari makan sejak usia sebelas tahun,” kenangnya.

Perempuan asal Pingit, Jogja ini terpaksa harus hidup di jalan sejak belia lantaran permasalahan yang kedua orangtuanya alami. Kondisi itu terjadi karena bapak dan ibunya bercerai. Keduanya sama-sama berasal dari latar belakang ekonomi tidak mampu.

“Jadi ya aku harus cari makan sendiri,” ucapnya.

Keras kehidupan terminal

Siti tak lulus SD. Sehingga ia pun tak punya banyak pilihan lain untuk bekerja. Mengamen dari jam delapan pagi sampai tiga sore ia pertahankan sebagai salah satu sumber pemasukan bagi dua buah hati yang ia miliki saat ini.  Namun, sepulang bekerja ia kadang mengerjakan pesanan jahitan di rumah kontrakannya yang terletak di Turi, Sleman.

“Kalau cuma ngamen ya nggak cukup. Sehari paling dapat 30 ribu,” ujarnya.

terminal jombor.MOJOK.CO
Terminal Jombor menyimpan banyak cerita perjuangan warga (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Selain mengamen, Siti juga sesekali membantu mengurus kebersihan di area Terminal Jombor Jogja. Menyapu dan mengepel beberapa ruangan.

Bertahun-tahun hidup di terminal membuatnya kuat. Ia tak memungkiri bahwa ada banyak hal yang awalnya membuat hati tak nyaman.

Iklan

“Kadang ada yang saru. Instingnya nakal. Maklum kan isinya laki-laki, orang jalanan, jadi omongannya suka ceplas-ceplos,” ujarnya.

Namun, demi bertahan, ia mencoba menyesuaikan diri dengan beragam watak orang yang ia temui di kawasannya mencari nafkah. Siti sudah tahu caranya menjaga diri di lingkungan yang didominasi para lelaki.

Kejujuran adalah kunci bertahan

Baginya, salah satu kunci bertahan di kehidupan terminal adalah berlaku jujur dan tidak banyak tingkah. Ia mencoba untuk bergaul dengan sebanyak mungkin orang untuk mendapat kepercayaan.

“Pokoknya jujur. Aku begini ini nggak ngemis. Nggak maksa kalau ngamen. Kalau ada barang ketinggal di bus pun aku cari pemiliknya,” paparnya.

“Jujur itu jadi tenang hatinya. Bagaimana pun ini tempat kerjaku, kalau aku nggak bener nggak bisa awet di sini,” imbuhnya.

Terkadang, Siti mengaku sedih kalau saat mengamen ada yang merekamnya tanpa izin. Ia sebetulnya tak keberatan secara personal. Namun, ia khawatir jika video itu terunggah ke media sosial.

Hal itu lantaran anak pertamanya kini duduk di bangku SMP. Sebenarnya sang anak tahu bahwa sang ibu berprofesi sebagai pengamen. Namun, anggapan orang di lingkungan anaknya tak bisa Siti kontrol.

“Aku kasihan sama anakku kalau teman-temannya tahu. Pernah ada yang ngerekam terus upload ke YouTube,” curhatnya.

Siti mengaku ingin berhenti mengamen setelah bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA. Dulu cukup banyak pengamen di Terminal Jombor. Namun, saat ini, menurut Siti, tinggal ia dan satu temannya yang masih bertahan.

“Lainnya sudah tua, pada berkeluarga terus berhenti,” ucapnya.

Di tengah perbincangan, sebuah bus kembali datang. Siti harus segera menghampiri untuk memainkan lagu dengan ukulele miliknya.

Saat hendak beranjak, saya mengulungkan sedikit uang dengan maksud mengganti sedikit waktunya yang teralihkan dari mengamen. Namun Siti hanya menggeleng dan tersenyum, lalu berujar, “Nggak usah. Tadi Masnya sudah jujur menyampaikan maksud untuk ngobrol. Di terminal, semua harus saling bantu.”

Kalimat yang membuat saya terhenyak dan menatap matanya. Ia membalasnya dengan senyum, mengajak salaman, lalu melenggang pergi.

Penulis : Hammam Izzuddin
Editor  : Agung Purwandono

BACA JUGA Cerita Sedih dari Orang-orang di Terminal Bungurasih, Gerbang Utamanya Surabaya

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 7 September 2023 oleh

Tags: JogjakondekturPengamenTerminalterminal jombor
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.