Pada 2023, terpikirlah dia buat membuka usaha di Jogja, berupa coffee shop kecil-kecilan. Pertimbangannya, dengan membuka bisnis sendiri, ia bisa lebih fleksibel mengatur waktu kerja. Nongkrong bareng teman pun juga bisa tetap digas.
“Kebetulan kan aku suka nongkrong, suka ngopi bareng teman. Makanya kepikiran buat buka coffee shop. Kecil aja nggak apa-apa, yang penting bisa ada penghasilan tapi nongkrong juga jalan.”
Nanda ingat betul, saat itu modalnya cuma Rp400 ribu. Ia pun tak bisa menyewa ruko. Oleh karena itu, ia memutuskan membuka coffee shop dengan gerobak sederhana yang ditaruh di atas motornya. Ia menamai coffee shop barunya “Rue Kopi”.
View this post on Instagram
Untuk lapaknya sendiri, ia memakai emperan Kedai Pramuka–toko yang menjual alat sekolah di Jalan Jogja-Solo, dekat Ambarrukmo Plaza (Amplaz). Tentu sudah seizin pemilik.
“Semua aku jalanin sendiri. Mulai bikin kopi, melayani pembeli, semuanya,” kata dia. “Namanya usaha di Jogja ini baru, sepi udah pasti. Tapi prinsipku mau sepi atau ramai tetep harus buka.”
Buka tiga cabang dengan omzet Rp3 juta sehari
Pada awalnya, pelanggan Rue Kopi hanya berasal dari circle-nya sendiri. Namun, lambat laun coffee shop-nya mulai dilirik, terutama oleh “anak-anak skena” mengingat tampilan Rue Kopi yang “kalcer” banget.
Hanya dalam setahun membuka usaha di Jogja, bisnis itu makin melejit. Tak kurang 150 cup besar dan 50 cup kecil habis dalam sehari. Saking banyaknya pembeli yang datang buat ngopi dan nongkrong, Nanda pun kewalahan. Ia pun meminta bantuan kepada temannya untuk mengelola Rue Kopi.
“Tetap digaji, karena mau bagaimana pun mereka di sini tetap bekerja,” ungkapnya.
Karena semakin menjanjikan, Nanda pun memberanikan diri buat buka cabang. Kini, total ada tiga kedai Rue Kopi di Jogja. Yang pertama ia namai Anak Street. Lokasinya ia pindah dari yang awalnya berada di Jalan Solo-Jogja ke bawah Flyover Janti.
Cabang kedua adalah Anak Kolong yang berada di bawah Jembatan Baru UGM, Sinduadi, Mlati, pinggir Kali Code. Sementara cabang ketiga adalah Anak Rumah, lokasinya di Jalan Waringin, Banguntapan.
Nanda pun mengakui, kalau digabung, rata-rata omzet harian Rue Kopi dari ketiga cabang itu mencapai Rp3 juta per hari. Ia pun tak menyangka, dari yang awalnya bisnis modal nekat, kini bisa sangat menghasilkan. Dan, yang terpenting lagi, ia bisa berbisnis tapi tak kehilangan waktu nongkrong bersama teman-temannya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Nekat Merantau dari Jakarta ke Solo untuk Bangun Usaha Sendiri, Kini Hidup Jauh Lebih Tenang dengan Gaji Berkecukupan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












