Seperti lagu Susan Punya Cita-cita, saat ditanya kalau besar mau jadi apa? Kebanyakan anak akan menjawab dokter. Profesi ini, selain dianggap mulia, juga menjamin masa depan yang cerah. Begitu pula yang diinginkan Jessica Mawar Putri (22) hingga remaja. Sebab realitanya saat dewasa, kehidupan tak selalu mulus sesuai rencana. Ia pilih banting jurusan di Surabaya sampai bisa kerja di Toyota. Sebuah produsen mobil terbesar di dunia asal Jepang.
***
Jessica harus menelan kenyataan pahit saat dirinya dinyatakan tidak lolos SBMPTN maupun SNMPTN di Jurusan Kedokteran. Sebuah jurusan yang dianggap prestisius karena jaminan masa depan yang cerah.
Selain bisa kerja di bidang klinis dengan gaji yang bagus, lulusannya bisa membuka praktik sendiri atau berkarier di instansi pemerintah seperti Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Search and Rescue (SAR), hingga Badan Intelijen Negara (BIN).
Jessica sendiri tak muluk-muluk, ia ingin menjadi dokter untuk membantu pasien yang sakit. Sayangnya, impian itu harus kandas sejak awal. Padahal, perempuan asal Jakarta itu mengaku sudah belajar mati-matian agar lolos Jurusan Kedokteran. Alih-alih terpuruk, Jessica malah menemukan pintu lain yang terbuka lebar.
Jessica mengaku, kegagalan untuk menjadi dokter justru membuat dia tersadar akan minatnya yang lain. Di mana, ia lebih suka belajar soal marketing, komunikasi, dan analisis sistem. Walaupun di satu sisi ia tidak suka dengan fisika atau kimia, tapi ia tetap memilih Jurusan Teknik Industri sebagai angkatan pertama di Universitas Airlangga (Unair).
Setelah berhasil menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun, ia langsung direkrut oleh perusahaan otomotif asal Jepang, Toyota.
Merelakan mimpi jadi dokter dan kuliah di Surabaya
Sebetulnya, Unair bukanlah pilihan prioritas Jessica. Ia sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Jakarta. Namun, Jessica melihat kalau Unair punya daya tarik tersendiri. Oleh karena itu, ia langsung saja mendaftar di Jurusan Teknik Industri lewat jalur Mandiri.
“Unair adalah powerhouse akademik dengan reputasi yang mentereng. Kuliah di Unair itu seperti jembatan emas antara logika teknik dan kreativitas manajemen,” kata Jessica kepada Mojok, Selasa (24/6/2025).
Baca Halaman Selanjutnya
Culture shock tinggal di Surabaya












