Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Sosok

Kisah Alumnus Polinema Ajak Ibu-ibu Rumah Tangga “Menyulap” Tempe hingga Mencari Hibah Sampai ke Hongkong

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
18 Maret 2025
0
A A
Alumnus POLINEMA ajak perempuan di Kampung Sanan, Malang berinovasi tempe. MOJOK.CO

Salamatul Hifdiyah (23), alumnus POLINEMA yang memberdayakan perempuan di Kampung Sanan, Kota Malang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi Salamatul Hifdiyah (23) tempe bukan sekadar makanan, tapi punya potensi luar biasa untuk membangun perekonomian. Alumnus Politeknik Negeri Malang (Polinema) itu berhasil memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Sanan, Kota Malang lewat komunitas SOYGOO dan membuat produk Rainbow Tempe Ketawa yang ramah lingkungan.

Mewakili Polinema untuk PIMNAS

Salamatul Hifdiyah atau yang akrab dipanggil Salma merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Malang. Semasa kuliah, Salma dan empat orang temannya yakni Valen, Zahro, Lia, Rizbag mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat atau PKM-PM untuk ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2021.

Dari ajang tersebut, Salma dan teman-temannya mengajak ibu-ibu rumah tangga di Kampung Sanan yang terletak di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang untuk mengolah produk tempe agar memiliki daya jual tinggi. Sejatinya, kampung itu terkenal sebagai pusat produksi dan penjualan keripik tempe.

Mulanya, hanya ada 10 orang ibu rumah tangga yang mau menjadi mitra pertama. Setelah berdiskusi dan melakukan berbagai percobaan, mereka berhasil membuat produk tepung dari kulit ari keledai. Produk itu kemudian berkembang jadi Rainbow Tempe Ketawa. Keripik tempe yang berasal dari kedelai warna-warni, tanpa pewarna buatan dan murni dari alam. 

Salma dan ibu-ibu SOYGOO. MOJOK.CO
Salma (kiri) bersama ibu rumah tangga di Kampung Sanan, Kota Malang. (Dok.Pribadi)

Setelah bertahun-tahun merintis, Salma dan teman-temannya Polinema sempat mengalami pasang surut karena tak lolos PIMNAS. Mereka sempat maju mundur untuk meneruskan ide tersebut, karena khawatir dengan kesibukan kuliah masing-masing. Akhirnya, mereka mulai vakum pada tahun 2022.

“Karena nggak semua orang bisa diajak berjuang berdarah-darah, apalagi masih tergolong start up,” kata Salma kepada Mojok, Senin (17/3/2025).

Upaya memberdayakan ibu-ibu rumah tangga

Satu tahun berikutnya, Salma tak sengaja melihat program Women Space Movement dari Paragon yang mendanai ide kreatif para peserta ketika lolos. Mimpi yang ia pendam sebelumnya pun bangkit kembali, hingga akhirnya ia mendaftarkan ide Rainbow Tempe Ketawa-nya.

“Hati kecilku masih ada mimpi memberdayakan perempuan, ternyata alhamdulillah aku lolos dan dapat hibah,” kata Salma.

Dari hibah itu, Salma dapat membeli seperangkat alat yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis tempenya, mulai dari 30 oven, 30 blender, dan 30 mixer untuk dipakai para ibu rumah tangga di Kampung Sanan, Kota Malang yang tergabung dalam komunitas SOYGOO. 

Sejak mendapatkan pendanaan tersebut, mulai banyak ibu-ibu yang tergerak menjadi pengrajin inovasi tempe. Mereka yang mulanya hanya pengrajin tempe, kini ikut mengolah limbah dari hulu ke hilir. Sebagai seorang sarjana pertama di keluarga, Salma memang punya keinginan untuk membantu perempuan agar bisa mandiri dan mengeluarkan segala potensi yang mereka miliki.

Ibu-ibu rumah tangga yang tergabung di SOYGOO. MOJOK.CO
Ibu-ibu rumah tangga di Kampung Sanan, Kota Malang yang tergabung di SOYGOO. (Dok.Pribadi)

“Di titik ini asli terharu banget. Mungkin niat awalnya kami hanya lomba PKM, tapi bisa beneran jadi akselerator hidup untuk ibu-ibu di Kampung Sanan, Kota Malang,” kata alumnus Polinema tersebut.

Dari sana, mereka pun semakin semangat untuk melanjutkan produk tersebut. Salma yang pernah gagal mendaftar di ajang Pertamina Foundation 2020, akhirnya mengajak teman-temannya Polinema yakni Valen dan Zahro untuk mendaftarkan Rainbow Tempe ke Pertamina Foundation tahun 2024.

“Setelah mengevaluasi beberapa kegagalan dan mengikuti seleksi ketat, alhamdulillah kami lolos dan dapat hibah lagi,” ujar Salma. 

Alumnus Polinema jadi founder SOYGOO

Namun, berbisnis bukanlah hal yang mudah. Ia pun pernah mengalami keterbatasan modal, diremehkan oleh orang-orang sekitarnya, bahkan harus berjuang sendirian di tengah perjalanan. Ia akhirnya menjadi founder tunggal yang tersisa.

Saat ini, sudah ada tujuh varian produk Rainbow Tempe Ketawa, yaitu nugget, pudding, macaroon, cookies, brownies, stik, hingga sagu. Ia juga berharap SOYGOO dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyelamatkan lingkungan.

Produk tempe dari SOYGOO. MOJOK.CO
Beragam produk tempe dari SOYGOO. (Dok.Pribadi)

Rainbow Tempe Ketawa yang awalnya hanya dijual secara non produktif. Kini, sudah memiliki hak merek tersendiri dan diberdayakan melalui SOYGOO. Berkat kegigihan Salma, produk tersebut juga kerap mendapatkan hibah, yakni:

  • Fully funded One Million Leaders Asia (OMLAS) fellowship 2025
  • Fully funded One Earth Next Generation Hongkong by Temasek Foundation 2025
  • PFMuda Award 2024 by Pertamina Foundation
  • Winner Women Space Movement by Paragon Corp

Akhir Maret 2025 ini, Salma akan pergi ke Hongkong untuk One Earth Summith. Ia berharap perjalanannya kali ini dapat membuka jalan untuk SOYGOO bisa mengekspor produk-produknya.

“Setiap pencapaian ini bukan sekadar penghargaan, tapi bukti bahwa mimpi yang diperjuangkan dengan sungguh-sungguh akan menemukan jalannya,” kata alumnus Polinema tersebut.

“Jangan takut memulai, sekecil apa pun langkahmu. Kamu boleh gagal, tapi jangan berhenti. Orang boleh meragukan bahkan meninggalkanmu, tapi jangan biarkan dirimu sendiri ikut ragu,” lanjutnya.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Kala Aksara Jawa Tak Lagi Menarik di Kalangan Anak Muda Indonesia, tapi Eksis di Dunia atau Liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2025 oleh

Tags: alumnus POLINEMAinovasi tempeKampung SananMalangpemberdayaan perempuan
Iklan
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Beasiswa, UB Malang.MOJOK.CO
Kampus

Menolak Berbagai Beasiswa PTS demi Kuliah di UB Malang: Dulu Menyesal, Kini Bersyukur Dapat Banyak “Berkah”

22 September 2025
Dari kasus dosen guling-guling, kuliah di UIN Maliki Malang memang harus siap ketemu dosen-dosen absurd MOJOK.CO
Kampus

Tak Cuma Dosen Guling-guling, Ujian Mahasiswa di UIN Maliki Malang Harus Tahan Hadapi “Dosen-dosen Absurd”

19 September 2025
Kuliah di PTN Malang termakan gengsi. Sewa kos mahasiswa mahal ber-ac demi gaya, sementara orangtua di rumah hidup serba sekadarnya MOJOK.CO
Ragam

Anak Kuliah di PTN Malang Sewa Kos Mahal Ber-AC demi Gengsi dan Hidup Enak, Sementara Ortu Hidup Ala Kadarnya

24 Agustus 2025
Malang Nyatanya Nggak Santai kayak Lagu Sal Priadi MOJOK.CO
Esai

Malang Nggak Suantai, Sayang! Sal Priadi Kudu Sadar kalau Malang Makin Macet, Ruwet, Semrawut, dan Permasalahan Tata Kotanya Makin Amburadul

20 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar




Terpopuler Sepekan

BPBD Kota Semarang gercap tanganai bencana belakangan ini MOJOK.CO

Kerja Keras Menangani Banjir dan Bencana Alam di Kota Semarang akibat Cuaca Ekstrem

17 September 2025
Surat Pernyataan MBG di Brebes Bikin Kesan Pemerintah Ngejalanin Program kayak Tukang Parkir Liar

Surat Pernyataan MBG di Brebes Bikin Kesan Pemerintah Ngejalanin Program kayak Tukang Parkir Liar

17 September 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Beasiswa, UB Malang.MOJOK.CO

Menolak Berbagai Beasiswa PTS demi Kuliah di UB Malang: Dulu Menyesal, Kini Bersyukur Dapat Banyak “Berkah”

22 September 2025
Traffic Jam, band asal Solo menuju panggung besar Pestapora. MOJOK.CO

Mimpi Nyata Band Eskul SMA Asal Solo “Traffic Jam” ke Panggung Besar Musik Ibu Kota

21 September 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.