Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Seni

Merawat Semangat Senang-senang agar Jurnalisme Musik Tetap Hidup

Sidratul Muntaha oleh Sidratul Muntaha
13 Agustus 2023
A A
jurnalisme musik mojok.co

Ilustrasi jurnalisme musik (Ega Fanshuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Media musik hari ini

“Dulu kita bisa membayangkan ada majalah Rolling Stone, Hai, Trax. Kalau sekarang bisa dibilang udah nggak ada,” ujar Nuran.

Lalu, bagaimana media musik hari ini? Nuran menyebut kebanyakan media musik saat ini, secara ekonomi, ditopang oleh industri rokok. Selain itu, mereka lebih mengandalkan penulis lepas. Beberapa di antaranya bahkan tak memiliki penulis in house. Hal ini bisa dibilang jadi perbedaan utama media musik hari ini dan sebelumnya.

Di samping itu, jurnalisme musik kebanyakan mewujud dalam bentuk kolektif daripada institusi media profesional. “Tapi ini jenis media yang hanya bisa digarap dengan passion. Kelemahannya adalah ketika dihadapkan urusan dapur dan perut, bentrok,” terang Nuran.

Lagipula, dapur tak mengepul ternyata bukan fenomena unik di Tanah Air. Nuran sempat bercerita, media musik di Eropa pun mengalami hal serupa. Salah seorang wartawan Metal Hammer, media musik asal London, konon pernah bercerita pada Nuran bahwa jurnalisme musik tak bisa memenuhi urusan perutnya sendiri.

“Gajiku lebih rendah daripada pekerja McD,” tegas wartawan tersebut, sepenuturan Nuran.

Agak berbeda dengan Nuran, Ipang menyebut tantangan terbesar media musik hari ini bukan semata ekonomi, melainkan konsistensi. Pernyataan ini kiranya didasarkan pada pengalamannya di jurnalisme musik.

Sejak awal berkarir di jurnalistik, Ipang memang tak hanya hidup dengan meliput musik, tapi juga ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. “Mau nggak mau, tapi itu justru yg jadi pegangan,” pendek Ipang.

Lanskap yang berubah

Selain problem tersebut, Nuran juga memaparkan bagaimana lanskap jurnalisme musik berubah setelah era cetak runtuh. Menurutnya, jurnalisme musik masa kini mewujud dalam bentuk yang lebih personal.

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya kanal musik yang lebih menonjolkan figur perorangan. Sebut saja Ngobryls dengan figur Jimi Multazham, Soleh Solihun, dan lain sebagainya. Memang, sejak era internet dan media sosial, semua orang bisa memiliki platform sendiri.

Perbedaan lainnya, jurnalisme musik masa kini mulai beralih ke berbagai medium seperti video, tak seperti dulu yang dominan teks.

Lanskap ini tentu bisa jadi peluang dan hambatan secara bersamaan. Ipang tampaknya memilih untuk lebih optimis. Selain lanskap baru yang dipaparkan Nuran, Ipang menjelaskan ada fenomena baru di media digital yang patut dianggap sebagai peluang.

Fenomena itu ialah tumbuhnya media hiperlokal. Menurut Ipang, munculnya media macam ini bisa jadi medium buat jurnalisme musik, terutama yang membahas musik lokal.

Hal inilah yang kiranya hendak disambut oleh Cherrypop. Di festival keduanya pada 19-20 Agustus besok, Cherrypop hendak mengadakan lokakarya jurnalisme musik yang berkaitan dengan lokalitas. Lokakarya tersebut bernama Penaskena,

Lokakarya yang diadakan Cherrypop bersama Mojok.co ini merupakan kelanjutan program Rekam Skena. Ia merupakan program yang diusung Cherrypop pada festivalnya yang pertama. Alhasil, program tersebut menelurkan lima film dokumenter tentang beberapa skena musik di Jogja pada periode tertentu.

Iklan

“Tahun ini, tahun kedua, Penaskena idenya sama, tapi formatnya tulisan,” tutup Kiki.

Penulis: Sidratul Muntaha
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Generasi Baru Musik Jogja: Tumbuh Bersama Komunitas Meski Pagebluk Menghantam

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2023 oleh

Tags: cherrypopcherrypop festivalJurnalisme musikPenaskenarekam skena
Sidratul Muntaha

Sidratul Muntaha

Kadang ngedit, kadang ngudud, kadang ngeliput. Seringnya senang-senang.

Artikel Terkait

captain jack.MOJOK.CO
Panggung

Captain Jack: Antara Debu, Air Mata, dan Anthem Masa Muda

19 September 2025
Cherrypop 2025 di Yogyakarta deklarasikan diri sebagai gelanggang musik lintas genre. (Purnawan Setyo Adi/Mojok.co)
Kilas

Cherrypop 2025 Deklarasikan Diri sebagai Gelanggang Musik Anak Muda Lintas Genre

2 Agustus 2025
Menutup CherryPop 2024 dengan Seringai dan Ingatan Masa-Masa Gemar Tawuran.MOJOK.CO
Panggung

Menutup CherryPop 2024 dengan Seringai dan Ingatan Masa-Masa Gemar Tawuran

12 Agustus 2024
cherrypop jogja.MOJOK.CO
Seni

Merayakan Album Monumental yang Menemani Jatuh Bangun Hidup Anak Muda Jogja di Cherrypop Festival

10 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.