Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Warga Dusun Melikan Banjarnegara yang Tolak Direlokasi dari Hutan Rawan, Kampung Sebelahnya Sempat Rata dengan Tanah

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
17 April 2024
A A
Dusun melikan banjarnegara.MOJOK.CO

Ilustrasi Dusun Melikan Banjarnegara (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dusun Melikan Banjarnegara yang berada di antara hutan terus bertahan meski ada anjuran relokasi. Mereka menolak pindah, meski kampungnya memiliki risiko mirip kampung sebelahnya telah tenggelam akibat longsor besar 2006 silam.

***

Dusun itu bernama Melikan yang terletak di Desa Kendaga, Banjarmangu, Banjarnegara. Meski masuk ke dalam kawasan administratif Desa Kendaga, tidak ada akses jalan kendaraan bermotor lewat desa tersebut. Area Dusun Melikan dengan dusun lain di Desa Kendaga dibatasi oleh hutan.

Sehingga, saat hendak berkunjung ke Dusun Melikan harus melewati rute lebih jauh. Pintu masuknya berada di Desa Sijeruk yang berjarak sekitar lima kilometer dari Desa Kendaga.

Sebelum berkunjung ke desa tersebut, Rohim (33), warga Desa Kendaga bercerita soal Dusun Melikan yang penghuninya dikenal ramah. Salah satu alasannya, karena dusun itu letaknya paling terpencil di desa.

“Mungkin karena aksesnya sulit, jarang ada yang berkunjung, jadi kalau ada yang datang mereka semedulur (bersahabat),” ungkapnya.

Kisah dari Rohim membuat saya memutuskan berkunjung ke Dusun Melikan Banjarnegara pada Sabtu (13/4/2024) siang. Saat hendak masuk gang menuju dusun tersebut, saya melewati pintu kawasan Gunungraja yang dulu diluluhlantakkan oleh tanah longsor besar pada 2006.

jalan menuju dusun melikan banjarnegara.MOJOK.CO
Potret salah satu sudut jalan menuju Dusun Melikan Banjarnegara (Hammam/Mojok.co)

Setelah melewati jalan aspal yang rusak, memasuki area kebun salak yang padat, jalanan kemudian berganti dengan cor-coran semen. Semakin jauh ke dalam, area kebun salak perlahan dikelilingi dengan vegetasi hutan dengan pepohonan tinggi.

Dusun Melikan Banjarnegara, saksi gemuruh longsor yang dahsyat

Kebun salak di area dusun, sebagian besar dikelilingi pagar pembatas dari bambu hingga seng. Terutama yang berbatasan langsung dengan hutan. Salah satu alasannya, untuk menghalau babi yang biasa memakan buah salak.

Dusun Melikan Banjarnegara memang berada persis di bawah Bukit Pawinihan. Hal yang membuatnya rawan longsor seperti dusun sebelahnya.

Meski sempat khawatir tersesat, akhirnya permukiman tampak di antara kebun salak dan vegetasi hutan. Siang itu, suasananya sepi. Setelah berkeliling, saya akhirnya bertemu dengan seorang lelaki yang sedang menata panenan salak di halaman rumahnya.

Lelaki bernama Maryono (62) itu kemudian menerima kami di antara tumpukan keranjang salak. Ia, sejak lahir memang sudah tinggal di dusun ini.

Maryono bercerita, sebelum kelahirannya sudah ada generasi yang tinggal terlebih dahulu di kawasan terpencil ini. Bahkan, dulu ada cerita turun temurun kalau Dusun Melikan jadi tempat bersembunyi di masa penjajahan.

“Tapi itu cuma cerita, saya belum lahir jadi nggak tahu pastinya,” kelakarnya.

Iklan

Seingatnya, media tahun 1970 hingga 1980-an, dusun ini terasa ramai meski terpencil. Akses jalan saat itu jelas belum memadahi dan listrik pun belum mengaliri. Namun, mereka hidup berkecukupan dari bertani.

Selepas itu, tahun demi tahun memang ada keluarga yang pindah dari sana. Namun, gelombang perpindahan yang agak besar terjadi pada 2006 saat tanah longsor menenggelamkan kampung sebelahnya.

hutan di dusun melikan.MOJOK.CO
Di balik permukiman, bukit hutan tampak jelas (Hammam/Mojok.co)

Longsor di Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk itu memakan 90 korban yang terdiri dari 76 tewas dan 14 sisanya hilang terkubur tanah. Peristiwa nahas itu terjadi di waktu subuh.

“Dulu itu ya habis salat subuh. Dari sini suara gemuruhnya terdengar jelas sekali. Kami panik dan kaget,” kenangnya.

Kejadian itu membuat Dusun Melikan Banjarnegara juga jadi sorotan. Pasalnya, lokasinya sama-sama berada di lereng Bukit Pawinihan yang memiliki tingkat kerawanan longsor tinggi.

Bertahan menolak relokasi meski diberi rumah baru

Pascabencana tanah longsor, korban selamat dari Gunungraja kemudian mendapat bantuan rumah baru di area Desa Kendaga yang lebih aman. Warga Dusun Melikan yang juga lokasinya rawan pun mendapat bantuan rumah di tempat yang sama. Namun, sebagian besar di antara mereka, termasuk Maryono memilih terus menetap.

“Pas 2006 itu di sini ada sekitar 18 rumah, 4 di antaranya memilih kemudian pindah jadi sekarang tersisa 13 rumah,” jelasnya.

Sebenarnya, mereka yang memilih menetap pun tetap mendapat bantuan rumah. Namun, mereka memilih menghuni kediaman di dusun kelahirannya. Maryono misalnya, rumah bantuan itu kini dihuni oleh anaknya.

Padahal sebelum 2010, akses jalan ke Dusun Melikan Banjarnegara masih tanah dan bebatuan. Listrik pun baru benar-benar mengaliri dusun ini sejak lima tahun silam. Dulunya, mereka menyambung listrik mandiri dari dusun sebelah.

“Jalan cor-coran itu belum lama, belum ada sepuluh tahun,” katanya.

Bagi Maryono, memilih menetap di sini lantaran sudah nyaman. Lebih dekat ke kebun yang jadi sumber mata pencaharian dan kehidupan mereka.

“Ya rumah kami di sini juga sudah nyaman. Rumah bantuan kan seadanya, jadi kami memutuskan menetap,” tuturnya.

warga dusun melikan banjarnegara.MOJOK.CO
Sosok Maryono, warga Dusun Melikan (Hammam/Mojok.co)

Saat kami berbincang, tiba-tiba mobil pick up datang untuk mengangkut salak-salak panenan kebun Maryono. Bundelan uang pecahan Rp50 ribu diberikan oleh pedagang kepadanya. Lewat salak yang belakangan harganya turun drastis ini mereka memenuhi berbagai kebutuhan hidup.

Lantas, saya coba bercerita tentang orang dari dusun lain mengenai warga Melikan yang ramah. Maryono tertawa. Menurutnya, kesan itu memang benar adanya. Bahkan, terkadang ketika bertemu warga dari tempat lain yang sedang mencari rumput di hutan, tak segan untuk mengajaknya ke Dusun Melikan Banjarnegara. Untuk sekadar meminum kopi atau diajak makan siang.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Dieng, Dataran Tinggi Indah yang Sering Memicu Perselisihan Orang Wonosobo dengan Banjarnegara

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 19 April 2024 oleh

Tags: banjarnegaradusun melikandusun melikan banjarnegaragunungrajatanah longsor
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Dieng Culture Festival digelar di Banjarnegara, Jawa Tengah. MOJOK.CO
Kilas

Pemprov Jawa Tengah Siapkan Infrastruktur dan Destinasi Penunjang guna Dukung Pengembangan Wisata Dieng hingga Dikenal Dunia

25 Agustus 2025
moro mall purwokerto.MOJOK.CO
Ragam

Kenangan Moro Mall Purwokerto yang Dulu Bikin Orang Kabupaten Sekitar Rela Naik Bus Berjam-jam Demi Cari Hiburan

25 Juni 2024
Dari Tukang Cuci Steam di Cikarang Jadi Orang Hebat di UPNVJ MOJOK.CO
Kampus

Lulus SMP Jadi Tukang Cuci Steam di Cikarang, Dulu Direndah-rendahkan Kini Jadi Orang Super Sibuk di UPNVJ, Sementara Si Penghina Entah Apa Kabarnya

28 Mei 2024
Sarjana Akuntansi Jualan Penyetan, Cuannya di Atas Gaji PNS MOJOK.CO
Ragam

Bangganya Cewek Punya Pacar Cowok Bisa Masak yang Jadi Juru Masak di Jogja, Tak Dituntut Belajar Masak Malah Dimasakin, Orang Tua Tak Ragu Kasih Restu

28 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.