Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Terhina Saat Masuk Tunjungan Plaza Surabaya, Pegang Barang Mahal Langsung Disindir SPG Nggak Bakal Mampu Beli Gara-gara Tampang Ndeso

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
15 Maret 2024
A A
Terhina di Tunjungan Plaza Surabaya MOJOK.CO

Ilustrasi mal Tunjungan Plaza Surabaya (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ada cukup banyak mal di Surabaya. Namun, Tunjungan Plaza menjadi yang paling ikonis. Sebab, Tunjungan Plaza menyandang status sebagai mal terbesar di Surabaya.

Ya bayangkan saja, mal ini terdiri dari enam gedung besar. Bahkan satu di antara gedungnya, yakni TP V tercatat sebagai gedung tertinggi di Surabaya, seperti yang Mojok kutip dari Tempo. Sebab, Tunjungan Plaza V memiliki The Peak Residence yang terdiri dari 52 lantai.

Namun, bagi narasumber yang bercerita kepada saya, Tunjungan Plaza merupakan mal paling diskriminatif di Surabaya. Pasalnya, hanya karena tampang dan style fashion biasa saja, tapi seolah langsung mendapat cap miskin saat masuk ke Tunjungan Plaza.

Sebagai mal terbesar dan termewah di Surabaya, tentu saja Tunjungan Plaza menjadi jujukan orang-orang kaya; crazy rich-crazy rich Surabaya, yang kalau mau beli barang tinggal ambil tanpa harus mengecek label harganya.

Mal yang bikin aura miskin memancar

Alwi (27) berkali-kali berdecak sembari mendengus tipis sebelum menceritakan pengalamannya masuk Tunjungan Plaza Surabaya. Baginya, lucu saja tiap mengingat momen saat pertama kali masuk Tunjungan Plaza Surabaya.

“Aku kayaknya cuma dua kali ke Tunjungan Plaza Surabaya,” beber Alwi memulai ceritanya, Jumat, (15/3/2024) pagi WIB.

Pria asal Tulungagung, Jawa Timur itu sebenarnya sudah cukup tahu diri. Bagi orang dengan gaji di bawah UMR Surabaya sepertinya, kalau mau ngemal tentu tak perlu effort ke Tunjungan Plaza Surabaya. Ngemal di Royal Plaza atau mal-mal kecil lain di Surabaya rasa-rasanya sudah cukup.

Tunjungan Plaza, Mal Crazy Rich Surabaya MOJOK.CO
Tunjungan Plaza, mal terbesar di Surabaya. (Wikimedia Commons)

Namun, ada satu momen yang membuatnya mau tidak mau harus masuk ke Tunjungan Plaza Surabaya. Ia diminta menemani temannya untuk membeli sejumlah barang.

“Kalau temenku memang anak orang kaya. Cuma memang sudah akrab sejak kuliah,” jelas Alwi.

Alwi mengikuti langkah temannya tersebut dengan perasaan ciut. Bagaiamna tidak, ia berada di lautan manusia yang dari tampilan luarnya saja sudah terlihat kaya. Terutama yang paling banyak adalah dari kalangan etnis Tionghoa.

Mereka tampak semringah dengan langkah kaki yang mantap sembari menenteng barang belanjaan. Seperti tidak ada beban karena sudah merogoh banyak uang.

“Dan kayak nggak ada beban pikiran, besok harus ngoyo cari duit lagi,” tutur Alwi. Sontak saja Alwi menjadi orang yang plengeh. Ia merasa aura miskinnya makin memancar. Lebih-lebih saat ia berkeliling ke gerai-gerai mal.

Penghinaan dari SPG Tunjungan Plaza Surabaya

Saat temannya tengah sibuk memilih-milih jam, Alwi pamit pada temannya untuk berkeliling. Karena pada dasarnya Alwi tak betah jika harus menunggu sambil berdiam diri.

“Jangan jauh-jauh, nanti nyasar,” begitu pesan teman Alwi yang saat itu membuat wajah Alwi memerah karena malu. Maksud Alwi, memang Alwi tak pernah ke Tunjungan Plaza Surabaya, tapi mbok jangan ada penegasan semacam itu.

Iklan

Kalau kedengaran oleh orang-orang yang lewat kan terdengar lucu dan katrok sekali: nyasar di Tunjungan Plaza. Byuh, menggelikan sekali.

Alwi mencoba bersikap layaknya orang berduit: berjalan mantap sembari menyisir dari outlet ke outlet. Namun, Alwi justru merasa makin terhina karena kemiskinannya.

“Sumpah, aku nggak mengada-ada. Nggak ada satupun SPG outlet yang nawarin poduknya,” gerutu Alwi.

Sebagaimana umumnya di mal-mal, setiap ada pengunjung yang melintas di depan sebuah outlet, pasti para SPG-nya langsung menyapa dengan ramah sembari menawarkan si pengunjung untuk mampir. Tapi hal itu tidak terjadi pada Alwi saat ke Tunjungan Plaza Surabaya.

Seturut pengakuannya, SPG-SPG itu hanya melihatnya sesaat untuk kemudian berpaling dan menyapa pengunjung lain yang dari tampang jauh lebih meyakinkan dan terlihat berkantong tebal.

Dianggap tak mampu beli barang mahal

Tak berhenti sampai situ, Alwi pun akhirnya iseng-iseng mampir ke salah satu outlet sepatu. Ia lantas bergaya memegang dan melihat-lihat sepatu.

Dari gestur dan gerak tubuh, Alwi sudah mencoba berlagak seolah-olah ia memang mau beli sepatu dari outlet tersebut. Meskipun tampangnya tetap saja tampang-tampang ndeso.

“Saat ngecek harga, wah, edan Cuk, nggak mungkin kebeli sih kalau aku,” ungkap Alwi.

“Itu sebenarnya serie lama, Kak. Cuma memang harganya segitu,” ucap karyawan outlet saat mengetahui Alwi membolak-balik label harga. Dalam hati, Alwi pun tersentak.

“Cuk! Seterlihat miskin itukah aku, sampai-sampai pas lihat label harga aja sampai dapat sindiran dan peringatan halus kalau aku nggak mungkin sanggup beli,” batin Alwi saat itu.

Baca halaman selanjutnya…

Dapat tatapan aneh gara-gara pakaian

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 15 Maret 2024 oleh

Tags: mall di surabayapilihan redaksiroyal plaza surabayaSurabayaTunjungan Plazatunjungan plaza surabaya
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.