Menginapkan lawan jenis di kontrakan jadi hal biasa
Dari Obeng pula saya mengetahui kalau pergaulan mahasiswa Undip di Tembalang, Semarang, cenderung bebas dan liar. Sebab, menginapkan lawan jenis sudah menjadi pemandangan biasa di sini.
Obeng lantas menceritakan cukup banyak persinggungannya dengan teman-temannya yang bolak-balik menginapkan pacarnya di kontrakan. Hanya saja ia meminta saya tak menulisnya secara gamblang.
“Jadi ya kami tahu sama tahu lah. Kalau nggak ya check in hotel. Kami saling tahu, selain karena melihat sendiri, ya karena satu sama lain biasanya saling cerita,” tutur Obeng. “Ya itulah sisi-sisi bejat mahasiswa Undip di Tembalang.”
Bahkan, kata Obeng, open BO di kalangan mahasiswa Undip pun sudah tak menjadi rahasia lagi di lingkarannya sendiri.
Obeng tak menampik bahwa Undip pun sebenarnya juga lekat dengan kultur intelektual dan aktivisme. Secara, Undip merupakan salah satu kampus ternama. Tidak hanya di Semarang dan Jawa Tenga, tapi juga di Indonesia (Undip peringkat 8 nasional versi WUR 2025).
Hanya saja, kata Obeng, sebagaimana banyak kota besar lain, Tembalang ndilalah-nya menjadi bagian dari gemerlap Semarang yang menyimpan sisi gelap dan liar. Mirip seperti Jogja dengan Seturan-nya atau Surabaya dengan Kembang Kuning-nya.
“Sampai sekarang aku kerja, misalnya lagi kumpul lagi sama teman-teman kuliah dulu di Undip, anggur merah itu wajib,” tuturnya.
***
Saya sendiri pernah bersinggungan dengan liarnya hidup di Tembalang, Semarang. Meski bukan dari lingkungan mahasiswa Undip.
Misalnya pada awal Mei 2024 lalu. Usai libur panjang (long weekend), saya sempat mampir di kontrakan adik kelas pesantren di salah satu sudut Tembalang saat dalam perjalanan menuju Jogja. Kebetulan ia juga baru tiba di kontrakannya.
Saat kami tiba di kontrakan menjelang Magrib, dari dalam satu kamar tiba-tiba keluar sepasang lawan jenis. Keduanya teman dari adik kelas saya.
“Sudah biasa di sini, Mas. Tetangga juga nggak masalah. Karena memang cenderung bebas,” kata adik kelas saya itu. Meski adik kelas saya juga tidak menjelaskan apa yang kedua temannya itu lakukan. Saya sendiri juga tak terlalu penasaran. Peduli amat, urusan masing-masing.
Dari adik kelas saya itu pula saya tahu kalau tak jarang di kontrakannya ada kumpul-kumpul untuk menenggak anggur merah bareng-bareng. Bisa karena mumet dengan perkuliahan, bisa juga karena memang lagi pengin saja.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.