Sebagai sesama daerah wisata, soal tukang parkir ada perbedaan antara Bali dengan Jogja. Menurut pengamatan perantau, tarifnya lebih murah meski tukang parkirnya cukup merajalela.
Biaya hidup memang langsung jadi sorotan Daus (26) begitu menginjakkan kaki kerja di Bali sejak 23 Januari 2024 silam. Lulusan sebuah PTN di Jogja ini merasa biaya hidup di Bali tidak seperti ekspektasinya.
“Dulu ketika ngomongin Bali terbesitnya pasti mahal tapi ternyata, untuk beberapa hal, lebih murah dari Jogja,” tuturnya.
Soal biaya sewa kos misalnya, ia dapat dengan harga yang relatif sama dengan Jogja. Dalam waktu singkat ia bisa menemukan kos seharga Rp1,3 juta dengan fasilitas AC.
“Sepengalamanku, dengan fasilitas dan lokasi strategis yang nyaris serupa di Jogja itu sekitar Rp1,5 juta bulanannya,” katanya.
Salah satu yang menarik perhatiannya tentu soal tukang parkir. Sebab, Daus mengaku selama di Jogja cukup risau dengan parkir yang selalu ada di berbagai titik. Tarifnya pun terkadang melebihi ketentuan yang jelas-jelas terpampang di plang atau papan informasi.
Masa awal hidup di Bali, Daus yang tinggal di kos daerah Gianyar perbatasan Denpasar langsung menjelajah berbagai tempat wisata. Khususnya pantai-pantai yang menawan.
Menurutnya, wisata pantai adalah solusi piknik terjangkau di Bali. Pasalnya, jaraknya dekat sekaligus tarifnya terjangkau.
“Ke Kute, Sanur, itu paling kena biaya sekitar Rp2000 masuknya,” jelasnya.
Bahkan, sesekali ia tidak dimintai tarif parkir saat berkunjung ke daerah wisata itu. Baginya, meski nominalnya kecil tapi kalau terlalu sering kena parkir apalagi tarifnya semena-mena cukup merisaukan. Hal itu sebenarnya beberapa kali tampak dari cuitan warganet di media sosial.
Tukang parkir ada di mana-mana tapi tarifnya Rp1000
Di sisi lain, Daus mengamati kalau secara kuantitas tukang parkir di Bali jumlahnya cukup banyak. Tampak di berbagai titik.
“Rasanya bahkan lebih banyak dari Jogja. Banyak Indomaret yang juga ada tukang parkir-nya,” cetusnya.
“Selain itu, sejauh yang aku amati selama di Bali, hampir di semua tempat parkir kecuali kawasan wisata untuk parkir motor itu tarifnya ya Rp1000. Kalau di Jogja Rp1000 sudah nggak laku,” sambungnya tertawa.
Beberapa di antaranya memang terindikasi parkir liar. Beberapa waktu lalu, pada Rabu (17/1/2024) misalnya, tim gabungan Sat Lantas Polresta Denpasar, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP melakukan operasi penertiban parkir liar di Jalan Pulau Nias, Denpasar.
Di jalan tersebut, terdapat keluhan parkir liar mengganggu akses jalan mobil ambulans menuju Rumah Sakit Prof IGNG Ngoerah. Kasubnit 1 Turjawali Satlantas Polresta Denpasar, Ipda Helmi Iskandar selaku komandan penertiban mengatakan, operasi ini gencar dilaksanakan selama sepekan.
“Jadi, dalam operasi ini kami petugas gabungan memberikan teguran secara humanis dan memberikan stiker pemberitahuan di larang parkir terhadap kendaraan yang parkir sembarangan,” terang Ipda Helmi Iskandar melansir Radar Buleleng.
Terasa hal yang sama di luar Denpasar
Cerita lain juga datang dari Tika (26), perempuan asal Bali mengakui kalau urusan tukang parkir, tarif di kampung halamannya lebih terjangkau. Di berbagai titik tarif parkir motor rata Rp1000.
Meskipun, memang ia tinggal di Buleleng yang letaknya agak jauh dari Denpasar yang jadi episentrum turis dan wisatawan. Namun, Buleleng juga punya berbagai destinasi wisata.
“Di daerahku, di pasar sama berbagai pantai itu pakai karcis. Kebanyakan ya Rp1000, sementara kalau di tempat wisata motornya Rp2000 dan mobil Rp3000,” terangnya.
Perempuan yang sempat berkuliah di Jogja ini mengaku heran dengan tarif tukang parkir di Jogja yang kerap tidak sesuai aturan. Isu mengenai parkir kerap muncul di media sosial. Hal yang jarang ia temui di kampung halamannya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Nekat Kerja di Bali Membuat Sadar, Biaya Hidup di Jogja Terlalu Mahal untuk Gaji yang Memprihatinkan
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News