Peluk dan tangis di Stasiun Wonokromo Surabaya
Selama enam tahun di Surabaya, saya pun sudah tak terhitung berapa kali berpergian atau sekadar mengantar pacar atau teman di Stasiun Wonokromo, Surabaya. Saya hanya akan membagikan perihal apa yang saya lihat di luar pendapat Hana dan Fani.
Seperti yang Hana dan Fani gambarkan, kursi tunggu penumpang untuk dua area luar (lorong dan depan loket) memang paling banyak berisi sepasang muda-mudi yang duduk bermanja mesra: lengket, seolah tak mau pisah.
Yang saya rekam dengan mata saya adalah momen setelah mesra-mesraan itu, yakni perpisahan. Beberapa kali saya melihat, setelah saling peluk dan melepaskan dengan berat, maka yang terjadi kemudian adalah entah si cowok atau si cewek yang tertinggal di Stasiun Wonokromo, Surabaya berjalan gontai dengan mata sembab.
Kalau untuk bagian ini, saya cukup mengerti. Sejenak setelah kekasih melenggang pergi ke kota lain, seketika muncul perasaan kosong yang menyeruak. Karena saya pun sudah berulang kali mengalami.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel lainnya di Google News