Ada seorang sopir angkot Surabaya yang mengaku sangat merindukan kejayaan Gang Dolly, lokalisasi yang konon merupakan yang terbesar di Asia Tenggara pada medio 90-an.
Namun, ini bukan soal esek-eseknya. Melainkan tentang rezeki yang sopir angkot itu dapat dari para perempuan-perempuan malam di gang legendaris tersebut.
***
Seperti hendak menyusul Gang Dolly, para sopir angkot Surabaya kini tengah menunggu ajalnya. Angkutan dengan sebutan lain “lyn” itu makin hari makin sepi penumpang.
Mojok sebelumnya mewawancarai salah satu sopir angkot Surabaya bernama Arifin (52).
Seturut pengakuannya, di masa jayanya dulu (medio 80-an hingga 90-an), Arifin bisa membawa pulang uang Rp200 ribu bahkan lebih dalam sehari narik.
Namun, kini, untuk mendapatkan Rp80 ribu saja sudah empet-empetan. Alhasil, banyak sopir angkot yang kian hari kian lesu menghadapi kenyataan.
Arifin bahkan sering nostalgia ke masa lalu. Ke masa di mana mendapat penumpang terasa begitu mudah. Masa ketika angkotnya selalu penuh sesak oleh penumpang.
Merindukan kejayaan Gang Dolly
Saat Mojok wawancara pada Rabu, (24/1/2024) lalu, Arifin mengaku sangat merindukan masa kejayaan Gang Dolly.
“Loh jangan salah, Mas. Sebelum Bu Risma menutupnya (pada 2014), Gang Dolly jadi penyumbang pemasukan terbesarku,” ungkap Arifin.
Arifin bercerita, dulu saat prostitusi masih bergeliat di Gang Dolly, tak jarang ia menarik hingga tengah malam.
Pasalnya, banyak perempuan-perempuan malam yang menggunakan angkotnya untuk berangkat atau pergi dari gang legendaris tersebut.
“Selain itu, ada juga Wonokromo. Dulu ramai juga (penumpang dari sana),” tutur Arifin.
Sayangnya, seperti Gang Dolly, kawasan lokalisasi di area Stasiun Wonokromo pun menyusul ditutup pada 2020 silam.
“Mati semua, Mas. Sandang pangane (mata pencaharian) PSK-PSK itu, sandang panganku (mata pencaharianku) juga ikut mati,” keluh Arifin.
Arifin lantas menyinggung soal prostitusi online yang marak sekarang
Menurutnya, jika mau adil, maka aparat juga harus rajin-rajin menyisir hotel-hotel yang jadi tempat transaksi lendir tersebut.
“Kasusnya kan sama aja. Dulu PSK jadi penumpang angkot lyn. Sekarang yang open BO-open BO itu jadi penumpang ojol. Sopir lyn mati, ojol ya harus mati,” gerutunya.
Kebencian sopir angkot Surabaya pada driver ojek online
Arifin mengaku, banyak di antara sopir-sopir angkot lyn Surabaya menaruh kebencian pada para drivel ojol.
Menurut Arifin, ojol menjadi salah satu faktor yang menyebabkan susutnya para peminat angkot lyn di Surabaya.
“Ini bukan soal perkembangan zaman. Karena ada ojol-ojol nakal. Mereka narik penumpang tapi nggak pakai aplikasi,” kata Arifin.
“Itu kan merebut jatah sopir-sopir angkot lyn to, Mas!” sambungnya dengan nada meninggi.
Tak ada solusi dari Pemerintah Kota Surabaya
Lebih lanjut, Arifin sekaligus mewakili teman-temannya sesama sopir angkot lyn merasa tak mendapat perhatian dan solusi yang baik dari Pemkot Surabaya.
Arifin berharap, Pemkot Surabaya memberi solusi yang sekiranya membuat sopir angkot lyn masih bisa mengais rezeki dari pekerjaan yang telah mereka jalani bertahun-tahun itu.
Pada Januari 2023 lalu, sebenarnya Pemkot Surabaya melalui Dishub Surabaya melakukan rekrutmen dari kalangan sopir angkot untuk menjadi sopir feeder WaraWiri yang diluncurkan oleh Pemkot Surabaya.
Namun, nyatanya program tersebut tak mampu menyelematkan semua sopir angkot lyn.
“Bayangkan saja, Mas. WaraWiri itu cuma 50 atau berapa itu. Sementara sopir angkot lyn ada kira-kira seribuan orang,” ujar Arifin.
Malah, Arifin menilai kalau saat ini WaraWiri ini bisa menjadi ancaman baru.
“Untuk sementara WaraWiri beroperasi di dalam kota saja. Kalau sampai nanti nyambar rutenya lyn, ya pasti kami (para sopir angkot lyn) akan demo besar-besaran,” katanya.
Selain itu, keberadaan Suroboyo Bus milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang beroperasi sejak 2018 lalu juga dinilai Arifin menjadi bagian dari semakin susutnya penumpang angkot lyn.
Menagih janji-janji manis pejabat
Di jelang Pemilu 2024 ini, Arifin betul-betul menagih janji dari para pejabat.
Pasalnya, tiap kali musim Pemilu, beberapa tokoh yang hendak maju legislatif pasti akan mencari suara dari para sopir angkot lyn.
Mereka, seperti yang sudah-sudah, berjanji akan memberi perhatian khusus pada para sopir lyn, memberi solusi terbaik agar angkutan ikonik Surabaya itu tak mati. Sehingga, para sopir lyn masih bisa menggantungkan hidup dari sana.
“Buktinya mana? Kami tetap terancam mati,” ujar Arifin.
Ada sopir angkot Surabaya narik penumpang sambil menunggu kematiannya tiba
Dan memang ada sopir angkot lyn yang benar-benar narik penumpang sembari menunggu kematiannya tiba. Seperti misalnya pria tua bernama Suto (67).
“Kadang mikir gini, nasib sudah seperti ini, Gusti… Gusti…, kok ya nggak mati-mati aku ini,” ujarnya.
Suto sendiri mengaku tak punya pilihan lain selain bertahan sebagai sopir angkot lyn.
Pasalnya, ia sudah tua, sehingga tak tahu harus kerja apa selain pekerjaan yang ia jalani saat ini (sopir angkot lyn).
Sebenarnya Suto bisa saja berhenti dan ikut anak-anaknya saja yang sudah bekerja dan berumah tangga.
Namun, Suto tak sampai hati untuk melakukan hal tersebut. Ia enggan menjadi beban bagi anak-anaknya.
Oleh karena itu, Suto memilih bertahan menjadi sopir angkot lyn. Mendapat satu atau dua penumpang per hari baginya masih mending.
Meski tak jarang pula ia tak mendapatkan satu pun penumpang dalam seharian, yang membuatnya kemudian hanya menghabiskan sepanjang hari dengan merenung sembari berharap malaikat maut datang menjemputnya.
“Zamane soyo susah. Mati luwih apik (zamannya makin susah, mati lebih baik),” tuturnya penuh kepiluan.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA: Hari-hari Suram Sopir Angkot Surabaya, Angkut Penumpang Sambil Menunggu Mati
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News