Nggak semewah Rosalia Indah, tapi Agra Mas menawarkan rasa aman
Ari benar-benar mengakui, ketika pertama kali beralih ke Agra Mas, ia merasa ada “penurunan standar”. Dirinya bahkan memberikan analogi: ibarat dari hotel bintang lima langsung ke kos-kosan.
“Pertama naik Agra Mas, rasanya langsung ‘oh, ini dia realita bus AKAP‘. Sungguh beda jauh sama Rosin,” ujarnya.
Menurutnya, kursinya tak seempuk dan senyaman Rosalia Indah. Space untuk kakinya juga tak selega bus langganannya dulu. Bagai bumi dan langit. Namun, ada satu hal yang membuat Ari kini loyal pada Agra Mas, dan itu menurutnya tak bisa dibeli dengan fasilitas mewah: rasa aman.
“Setidaknya saya nggak perlu was-was soal tas laptop atau dompet. Itu penting banget, sih,” kata dia. “Perjalanan jadi lebih tenang, bisa tidur pulas tanpa perlu memeluk tas.”
Cerita Ari diamini oleh Fatia (20), seorang mahasiswi asal Jawa Barat yang kini menimba ilmu di Jogja. Berbeda dengan Ari yang dulunya dimanjakan Rosalia Indah, Fatia adalah tipe “penumpang yang pragmatis”.
Baginya, fasilitas mewah adalah bonus, tapi keamanan adalah harga mati. Ia tak pernah tergiur janji-janji kenyamanan yang sering diiklankan PO bus itu.
“Aku selalu pakai Agra Mas. Dari awal kuliah sampai sekarang, kalau pulang kampung atau balik ke Jogja, ya Agra Mas,” kata Fatia lugas.
“Fasilitasnya memang nggak mewah-mewah banget, ya standar lah. Yang penting kursinya nggak bikin pegal, AC-nya dingin, dan nggak ada bau aneh-aneh. Selebihnya, ya biasa saja.”
Memang tak berjodoh dengan Rosin
Fatia bercerita, sebenarnya ia pernah sekali tergoda untuk mencoba kemewahan Rosalia Indah. Sekali-kali pakai bus mahal buat pulang kampung. Self reward setelah menuntaskan ujian semesteran, kata dia.
“Waktu itu lagi iseng, lihat promo Rosin, terus kayaknya enak banget kalau bisa nyobain bus double decker-nya. Isenglah aku pesan tiket,” kisahnya sambil tertawa kecil.
“Tapi anehnya, setelah tiketnya sudah di tangan, tiba-tiba ada urusan mendadak di kampus yang nggak bisa ditinggal, jadi aku harus reschedule dan batal berangkat,” ujarnya.
Tak lama setelah pembatalan itu, kasus-kasus kehilangan barang di Rosalia Indah mendadak ramai di media sosial. Alhasil, Fatia pun jadi berpikir kalau jangan-jangan dia memang nggak ditakdirkan berjodoh sama PO bus itu.
“Lihat di medsos, ngeri lihat laptop diganti keramik, iPad jadi buku. Mending yang sudah pasti aman saja, walaupun fasilitas biasa,” kata dia. “Tapi memang kayaknya aku sama Rosin nggak jodoh aja sih.”
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












