Kos dekat UII cocok untuk slow living
Kos yang saya pilih di dekat UII, Jogja juga memiki taman yang berisi tumbuhan hias seperti anggrek, sri rezeki, pohon sikas, kamboja, kuping gajah, dan sebagainya. Tanaman itu dirawat langsung oleh pemilik kos sekaligus ibu penjaga wisma.
Setiap pagi, ibu kos sudah asyik menyirami tanamannya sembari bersenandung membaca sholawat. Setelah menyiram dan memilah daun-daun kering, ibu kos akan memberi makan kucing-kucingnya.
Total ada lima kucing yang ia miliki, dua berjenis anggora berwarna putih yang tinggal di kandang, dan tiga diantaranya kucing blesteran yang kadang bermain-main di taman. Saya suka bermain dengan kucing putih yang ada di kandang, karena kucing blesteran lebih penakut kalau didekati.
“Mbak, ibu minta tolong kasih makan kucing-kucing ya karena ibu hari ini nggak pulang. Nginap di rumah bawah,” begitu pesan ibu kos kalau ia sedang pergi.
Kadang-kadang, saya bergantian melaksanakan amanah ibu kos dengan tetangga kos saya. Ia cukup enak diajak kompromi, karena saya sendiri sering pulang malam. Lebih dari itu, ia bukan orang yang resek dan tidak terlalu ingin tahu urusan orang lain.
Suasana itu bikin saya nyaman menikmati hari libur. Entah untuk bersantai menikmati hujan dengan pintu terbuka sambil membaca buku dan menyeduh teh hangat, mendengarkan musik sambil melipat baju, atau mengetik di hadapan laptop dengan jendela terbuka.
Nyaris all in dengan biaya murah
Seperti yang saya katakan sebelumnya. Secara fasilitas, kos yang ada di dekat UII, Jogja memenuhi kebutuhan saya. Mulai dari kasur double size, meja, kaca, lemari baju berukuran besar, rak sepatu, ember hingga penjemur pakaian. Ukuran kamarnya sekitar 3×4 meter dengan kamar mandi dalam yang terpisah dua pintu, untuk ruang ganti atau ruang serba guna.
Ada juga dapur bersama yang cukup luas, garasi, Wifi, kulkas, ruang tamu, dan tempat jemuran terbuka di lantai atas. Semua itu dipatok dengan harga sewa Rp650 per bulan. Sayangnya, harga itu tidak termasuk listrik.
“Harga Rp650 include WiFi plus listrik untuk laptop. Kalau bawa kipas angin, rice cooker, dispenser, setrika, nambah ya,” ucap ibu kos.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Berkah Kos Rp200 Ribu di Surabaya, Terlalu Jelek untuk Ditempati tapi Lebih Aman dari Banjir ketimbang Kos Mahal atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.











