Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Malam Mencekam di Malioboro: Kepungan Preman yang Mengancam Demokrasi di Sumbu Filosofi

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
21 Maret 2025
A A
demo, malioboro, preman.MOJOK.CO

Ilustrasi - Malam Mencekam di Malioboro: Kepungan Preman yang Mengancam Demokrasi di Sumbu Filosofi (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sekelompok orang tak dikenal, yang diidentifikasi sebagai preman, mengepung massa aksi Aliansi Jogja Memanggil yang bertahan di Kantor DPRD DIY, Jalan Malioboro, Kamis (20/3/2025) malam. Ada yang melempar petasan, membawa sajam, hingga menerikan kalimat-kalimat bernada pelecehan kepada perempuan.

***

“Kami akan membubarkan diri, dengan tertib, tapi bapak-bapak ini [polisi] juga harus memastikan keselamatan kami,” ujar salah satu perwakilan Aliansi Jogja Memanggil, yang namanya minta disamarkan menjadi Marsinah. 

Pihak kepolisian tengah bernegosiasi dengan Marsinah. Aksi demonstrasi yang menuntut penolakan atas disahkannya revisi UU TNI ini dianggap sudah terlalu malam, sehingga massa harus membubarkan diri.

Namun, menurut Marsinah, sebenarnya massa aksi mau saja membubarkan diri. Asalkan jaminan mereka akan pulang dengan aman. Sebab, berdasarkan beberapa laporan kawan-kawan aliansi, muncul sekelompok orang tak dikenal yang mengepung mereka.

demo jogja, malioboro.MOJOK.CO
Sejumlah massa aksi yang bertahan di halaman Kantor DPRD DIY mulai terpukul mundur sejak pukul 22.45 WIB. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

“Ada yang bawa sajam, Pak,” jelas Marsinah.

“Preman-preman ini siapa, dari ormas mana?,” tanya Kapolresta Jogja, Aditya Surya Dharma, yang menemui massa aksi.

“Ya mana kami tahu. Itu kan tugas bapak buat mencari tahu. Ada potensi orang melakukan kekerasan masa kalian diam saja,” jawab Marsinah.

Bertahan sampai revisi UU TNI dibatalkan

Hingga Kamis (20/3/2025) malam, mahasiswa dan elemen masyarakat sipil memang masih bertahan di kompleks Kantor DPRD DIY, Jalan Malioboro. Mereka menyatakan bakal bertahan sampai parlemen dan pemerintah membatalkan revisi Undang-Undang TNI yang telah disahkan Kamis pagi.

Sejak pukul 19.00 WIB, sekitar puluhan orang membuat tenda di halaman gedung parlemen. Mereka duduk melingkar; ada yang memainkan gitar, berorasi, dan mementaskan sejumlah aksi teatrikal. Bahkan, para pedagang kaki lima seperti penjual sate juga didatangkan agar dagangannya dilarisi.

Semakin malam, massa yang datang bertambah banyak. Sampai pukul 22.00 WIB, massa yang awalnya hanya puluhan menjadi ratusan. Di saat yang sama, puluhan aparat kepolisian yang dibekali tameng dan pentungan sudah melakukan apel.

demo jogja, preman.MOJOK.CO
Semakin malam, massa yang datang ke Kantor DPRD Jogja bertambah banyak. Sayangnya, orang-orang tak dikenal yang diidentifikasi sebagai preman juga ikut datang. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Pukul 22.45 WIB, polisi mulai mendekat ke demonstran. Massa aksi yang awalnya menduduki halaman depan Gedung DPRD DIY, harus terpukul mundur mendekati pintu gerbang.

“Kami akan bertahan sampai revisi UU TNI benar-benar dibatalkan,” teriak salah satu massa aksi.

Saat Mojok konfirmasi, Kapolresta Jogja Aditya Surya Dharma mengultimatum agar massa aksi membubarkan diri sebelum pukul 24.00 WIB. Pihaknya berjanji, tak akan ada represivitas asalkan massa aksi “bisa diajak kerja sama”.

Iklan

“Pukul 12 malam, sudah harus bubar. Ini imbauan dari kami,” terangnya.

Adanya kepungan dari orang tak dikenal, diduga preman, membawa sajam dan petasan

Dalam rentang pukul 23.00 WIB hingga pukul 24.00, negosiasi demi negosiasi terjadi. Wakil Kepala Polda DIY, Adi Vivid Agustadi Bachtiar, meminta massa aksi untuk membubarkan diri.

demo jogja.MOJOK.CO
Sejak pukul 00.15 WIB, terjadi bentrok antara massa aksi dengan aparat kepolisian. (Mojok.co/Ahmad Efendi)

Sementara dari pihak massa aksi mengatakan, pihaknya bisa saja membubarkan diri secara tertib. Namun, di luar sudah ada kepungan dari orang tak dikenal. Mereka diduga adalah preman.

Pantauan Mojok, sejak pukul 23.30 WIB, orang-orang tak dikenal ini datang dari arah selatan. Beberapa di antaranya bahkan menyalakan petasan dan kembang api.

Bahkan, dari kelompok yang sama, terlihat juga beberapa orang yang membawa pentungan besi dan pisau. Usia orang-orang tak dikenal ini beragam, tapi perkiraan rata-rata masih berusia 30-an tahun.

Mereka menolak untuk diwawancara. Sehingga kurang jelas warga dari mana. Namun, beberapa wartawan di lokasi, mengidentifikasi mereka sebagai orang yang sama dengan preman yang bentrokan dengan PKL Malioboro belum lama ini.

Sekitar pukul 23.52 WIB, orang tak dikenal ini mengepung halaman Kantor DPRD DIY. Sebagian besar berbaris di arah selatan, seberang Plaza Malioboro.

“Kami berjanji akan mencari tahu siapa preman-preman ini, tapi adik-adik tolong bubar dengan tertib sebelum jam 12,” kata Wakapolda DIY Adi Vivid.

Bentrokan dengan aparat

Sampai batas waktu yang “ditolerir” polisi, massa aksi tetap bertahan di halaman Kantor DPRD DIY, belum membubarkan diri. Alasannya jelas, di luar masih banyak preman yang mengepung. Marsinah menyebut, dirinya tak mau berjudi dengan keselamatan teman-temannya.

“Sementara polisi yang berjanji akan mengusir preman-preman itu lebih dulu, biar kami bisa lewat, tetap diam aja nggak melakukan apa-apa,” ungkap Marsinah.

Tiba-tiba, dari gerbang selatan, aparat menambah jumlah personelnya. Pasukan Brimob datang lengkap dengan tameng dan alat pukul. Dua mobil juga didatangkan, satu di antaranya penyemprot water cannon.

demo malioboro, preman.MOJOK.CO
Aparat keamanan dari Brimob ditambah untuk memukul mundur massa aksi yang bertahan di Kantor DPRD DIY, Jalan Malioboro. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Pukul 00.10 WIB, polisi mendorong demonstran hingga ke depan pintu gerbang. Massa aksi membalasnya dengan melempar kayu dan batu. Dari luar, petasan yang tadi sempat dibakar juga kembali dinyalakan. Situasi pun makin chaos dan bentrokan tak terhindarkan.

Bentrokan terjadi kurang lebih 45 menit. Polisi juga beberapa kali mengarahkan pentungannya ke arah massa aksi. Sementara orang-orang tak di kenal dari arah selatan, terus melempar petasan.

Polisi hingga akhirnya berhasil mendorong massa aksi keluar pagar gerbang Kantor DPRD DIY dengan menembakkan water cannon. Di luar, demonstran sudah “ditunggu” oleh preman. Namun, kedua pihak sama-sama menahan diri sehingga bentrokan pun bisa terhindarkan.

Umpatan mengarah pelecehan seksual dari pihak preman

Sejak pukul 00.45 WIB, massa aksi pun perlahan membubarkan diri. Polisi membuat blokade di tengah-tengah jalan, tepat di depan Kantor DPRD DIY.

Massa aksi berbondong berjalan ke arah utara, menuju Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA). Sementara orang-orang tak dikenal tadi, tertahan di sisi selatan, tepat berada di belakang barisan polisi.

preman, malioboro, jogja.MOJOK.CO
Sejak pukul 01.00 WIB, massa aksi perlahan membubarkan diri ke arah utara. (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Sayangnya, saat massa aksi membubarkan diri dengan tertib, terdengar teriakan bernada pelecehan seksual dari arah orang tak dikenal itu. Sialnya, aksi itu terus berulang dan cuma dibiarkan oleh polisi.

Dosen Hukum UGM Herlambang P. Wiratraman menyayangkan pembubaran massa aksi dari Aliansi Jogja Memanggil dengan water cannon maupun tindakan aparat yang represif. Menurutnya, ini menandakan bahwa kebebasan berekspresi di Indonesia memang tak pernah dijamin secara sungguh-sungguh, dilindungi, apalagi dibentengi.

Lebih lanjut, aparat kepolisian juga seringkali bertindak brutal karena tak paham SOP dan tak menghargai prinsip HAM. Baginya, ini terjadi karena di tataran pimpinan pun tak ada pemahaman soal ini.

“Kekerasan demi kekerasan terus terjadi tanpa adanya pertanggung jawaban, alias impunitas,” kata Herlambang kepada Mojok, Jumat (21/3/2025).

Pantauan Mojok, pukul 02.30 WIB, baik massa aksi, kepolisian, dan orang-orang tak dikenal tadi membubarkan diri.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Trauma Warga dan Anak-Anak Kampung Kentingan Baru Solo Menyaksikan Tetangga Meninggal karena Ulah Polisi dan Mafia Tanah atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

 

Terakhir diperbarui pada 21 Maret 2025 oleh

Tags: aliansi jogja memanggilDemodprd diyJogjamalioboropilihan redaksiruu tniuu tni
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO
Ragam

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.