Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Perang Sarung Kini Jadi Tindakan Kriminal, Apa Sih yang Sebenarnya Para Remaja Ini Perlukan?

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
13 Maret 2025
A A
Perang sarung dulu buat seru-seruan kini jadi tindakan kriminal MOJOK.CO

Ilustrasi - Perang sarung dulu buat seru-seruan kini jadi tindakan kriminal. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tidak ada tangis. Apalagi nyawa melayang. Perang sarung—yang selalu jadi tren di setiap bulan Ramadan—dulu tidak lebih dari permainan anak-anak dan remaja belaka. Hanya ada kesan seru yang berujung tawa.

Sayangnya itu dulu. Sekarang lain cerita. Perang sarung kini justru lebih identik dengan perilaku kriminal dan meresahkan. Coba ketik “perang sarung” di mesin pencari. Yang muncul adalah berita-berita yang tak terbayangkan bisa dipicu oleh perang sarung: dipicu oleh sebuah permainan, permainan khas bulan Ramadan pula, bulan yang seharusnya penuh kedamaian.

Perang sarung sebabkan nyawa melayang

Misalnya yang terjadi pada Muhammad Hilman Herdian (14), remaja asal Cirendeng, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Menurut laporan Polres Kuningan, Hilman ditemukan sudah tidak bernyawa di area Tempat Pemakaman Umum (TPU), Caringin, Cirendeng, pada Kamis (6/3/2025).

Sebelumnya, Hilman dan beberapa remaja lain disebut terlibat perang sarung. Saat kelompok Hilman kalah dan lari dari lokasi perang, Hilman diduga tertinggal dan mengalami penganiayaan dari pihak lawan.

Dalam konferensi persnya di Mapolres Kuningan Jumat (7/3/2025), Kapolres Kuningan, AKBP Willy Andrian Willy menyebut ada beberapa faktor kematian Hilman. Salah satunya adalah fakta bahwa Hilman memiliki penyakit bawaan: jika terlalu lelah bisa pingsan.

Namun, bagaimanapun, kejadian nahas itu awalnya dipicu oleh perang sarung antaremaja. Tren setiap Ramadan yang lantas menjadi atensi tersendiri bagi Willy.

Modus rampok motor

Rabu, (5/3/2025), akun Instagram sekaligus X @merapi_uncover mengunggah kejadian perang sarung antaremaja di daerah Pakem, Sleman.

Konteks video tersebut tidak begitu jelas. Namun, kini diketahui fakta bahwa perang sarung tersebut ternyata hanya modus untuk merampok motor. Hal ini seperti diungkapkan oleh Kanit Reskrim Polsek Ngemplak, Iptu Lili Mulyadi di Polresta Sleman, Rabu (12/3/2025) kemarin.

Perang sarung tadi pagi di pokoh timur terminal pakem , Yo Ono sek nggowo helem ditaleni sarung , Ono sek nggowo sabuk.

Seko kulon mau wis oyak oyakan Kuwi min pic.twitter.com/jSflZfy9bO

— Merapi Uncover (@merapi_uncover) March 5, 2025

Kronologinya, sekelompok remaja memang sempat perang sarung di Tlogo Putri. Namun, pelaku yang diketahui berinisial ZA (18) dan empat remaja lainnya ternyata sudah mengincar motor korban.

Benar saja. Seusai perang sarung, ZA membuntuti korban saat dalam perjalanan pulang. Ketika melintas di SPBU Pokoh, Umbulmartani, Ngemplak, ZA menabrak motor korban. Korban yang jatuh lantas dipukul oleh ZA dan geng. ZA dan geng lantas merebut motor dari korban, membawanya lari.

Perang sarung jadi kriminal karena energi Gen Z tak tersalurkan

Dua berita di atas hanya contoh saja. Berita-berita bagaimana perang sarung kini menjelma menjadi tindakan destruktif dan kriminal masih banyak dan terus bermunculan di mesin pencari. Nyaris setiap hari selalu ada kasus baru.

Menurut Radius Setiyawan, pengajar mata kuliah Cultural Studies Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, dalam perspektif Sosiologi fenomena ini berkaitan erat dengan penyediaan ruang publik yang memadai bagi anak muda sebagai arena untuk mengekspresikan diri.

Iklan

Generasi muda—khususnya Gen-Z—bagi Radius memiliki energi yang sangat besar. Mereka cenderung mencari cara untuk menyalurkannya.

“Tanpa adanya ruang yang tepat untuk berkreasi atau beraktivitas, mereka mungkin terjerumus pada kegiatan yang berisiko dan merugikan, seperti perang sarung dan mercon,” ujar Radius dalam keterangan tertulisnya.

Meski begitu, menurut Radius, penting untuk dicatat bahwa penghakiman terhadap perilaku anak muda yang dianggap menyimpang bukanlah solusi yang efektif. Sebaliknya, negara perlu hadir untuk memberikan perhatian lebih terhadap penyediaan ruang publik yang lebih sehat, aman, dan produktif bagi generasi muda.

“Pemerintah daerah, bersama dengan institusi pendidikan dan agama, harus berpikir kreatif dalam menciptakan ruang-ruang yang tidak hanya mengakomodasi kegiatan positif tetapi juga mengedukasi dan memberikan nilai-nilai sosial yang bermanfaat,” papar Radius.

Masyarakat juga harus berperan

Oleh karena itu, sangat penting untuk memikirkan bagaimana energi berlebih mereka dapat diarahkan ke hal-hal yang lebih berguna dan positif. Tidak mengarah lagi pada hal-hal destruktif seperti perang sarung yang belakangan terbukti selalu mengarah pada tindakan kriminal.

“Ruang-ruang yang dibangun secara partisipatif dan melibatkan mereka dalam proses perencanaan akan membuat mereka merasa lebih dihargai dan bersemangat untuk berpartisipasi,” kata Radius. Adapaun ruang-ruang yang bagi Radius cocok untuk menampung energi anak-anak muda yakni:

“Misalnya, fasilitas olahraga, seni, atau kegiatan sosial yang melibatkan komunitas. Dengan demikian, mereka dapat menyalurkan energi mereka secara lebih konstruktif, dan terhindar dari kebiasaan yang justru merugikan diri sendiri dan orang lain,” jelas Radius.

Perlu dicatat pula, menciptakan ruang publik yang sehat bagi anak muda bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Maka, Radius berharap masyarakat juga turut berperan dalam mewadahi aspirasi anak-anak muda.

Jika mereka merasa aspriasinya didengar, semoga saja kecil potensinya untuk mencari pelampiasan ke hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu harap Radius.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Hobi Berkelahi Bukan Berarti Masa Depan Suram, Bisa Buktikan Prestasi di Arena MMA atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 13 Maret 2025 oleh

Tags: perang sarungpilihan redaksiRamadan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO
Catatan

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.