Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Kemalangan Penjual Bakso Malang Dekat UNY: Pernah Jadi Supervisor Bergaji Besar, Tapi Hidupnya ‘Jatuh’ Gara-Gara Carok

Boby Adiputra Rajagukguk oleh Boby Adiputra Rajagukguk
7 Oktober 2024
A A
Kemalangan Penjual Bakso Malang Dekat UNY: Pernah Jadi Supervisor Bergaji Besar, Tapi Hidupnya ‘Jatuh’ Gara-Gara Carok.MOJOK.CO

Cerita Kemalangan Penjual Bakso Malang Dekat UNY: Pernah Jadi Supervisor Bergaji Besar, Tapi Hidupnya ‘Jatuh’ Gara-Gara Carok (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di bawah rindangnya pepohonan yang berjajar di Jalan Flamboyan, Condongcatur, Jogja, sebuah gerobak bakso Malang sederhana terparkir. Aroma kuahnya menyeruak, menarik perhatian pelajar yang lalu lalang. 

Di jalan dekat Fakultas Teknik UNY itulah saya bertemu Herman (41), penjual bakso yang ternyata menyimpan kisah hidup penuh liku. Dulunya, Herman adalah seorang supervisor perusahaan farmasi dengan gaji besar. 

Sayangnya, sebuah tragedi memilukan membuatnya kehilangan kemewahan masa lalunya itu. Ia kini menjadi penjual bakso Malang, sebuah pilihan hidup yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Fase jatuh yang tak terduga

Herman lahir di Jember, Jawa Timur. Namun, ia tumbuh dan besar di Malang. Di kota ini juga Herman menyelesaikan studi S1 Administrasi Niaga Universitas Merdeka (UNMER) Malang. Ia memulai karirnya di industri properti dan otomotif, sebelum akhirnya menemukan jalan suksesnya di perusahaan farmasi. 

Selama lebih dari satu dekade, ia meniti karir di bidang tersebut. Mulai dari posisi sebagai salesman hingga mencapai puncak sebagai supervisor. Kehidupannya kala itu terbilang cukup stabil dan makmur. 

Herman adalah sosok yang disegani di tempat kerja. Dengan gaji sekitar 10 juta rupiah per bulan, ia mampu menghidupi keluarganya dengan baik.

Sialnya, hidup tak selalu berjalan sesuai rencana. Di antara bawahannya, Herman menghadapi seorang salesman yang mulai menantang otoritasnya. Pertikaian mereka terus memanas, bukan soal pekerjaan semata, melainkan soal harga diri yang terus-menerus. 

Selama hidup di Malang, Herman akrab dengan teman-temannya yang merupakan orang Madura. Bahkan soal budaya, ia punya mengklaim kalau “adat Madura sudah mengakar di hati”.

Alhasil, ketika permasalahan tadi menemui kebuntuan, Herman pun memilih jalan sesuai tradisi orang Madura: Carok. Tradisi ini berupa duel mematikan dengan senjata tajam sebagai cara penyelesaian masalah yang menyangkut harga diri. 

Pada satu titik, terjadi yang memuncak berubah menjadi tragedi. Di tengah panasnya emosi, nyawa seorang salesman melayang di tangan Herman, sebuah perbuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Saat itu, Herman tahu hidupnya takkan pernah sama lagi. Dunia yang ia bangun selama bertahun-tahun runtuh dalam hitungan detik. Ia ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman 22 bulan penjara.

Jeruji besi yang mengubah hidupnya

Penjara bukan sekadar tembok dan jeruji, tetapi juga tempat di mana Herman menemukan dirinya kembali. Di dalam dinginnya kehidupan lapas, Herman memang “aman” dari dunia luar. Namun, di sanalah ia risah dengan nasib istri dan dua anaknya yang masih kecil. 

Setiap hari di dalam tahanan adalah hari yang penuh dengan penyesalan. Bukan hanya karena perbuatannya, tetapi karena tanggung jawab yang tertinggal.

“Aku harus bangkit, demi mereka,” gumam Herman setiap kali pikirannya melayang pada wajah-wajah yang ia cintai. 

Iklan

Keluarganya adalah jangkar, penopang harapannya untuk bertahan. Herman menjalani hari-harinya di penjara dengan keyakinan bahwa suatu hari nanti, ia akan kembali ke dunia luar dan memperbaiki hidupnya.

Hidup harus terus berjalan meskipun sudah tak sama lagi

Setelah menjalani masa tahanan yang dipotong beberapa bulan, Herman akhirnya dibebaskan. Namun, kebebasan ini tak serta-merta menghapus masa lalu. Hidupnya di luar penjara penuh dengan tantangan baru. 

“Stigma sebagai mantan narapidana jelas bikin saya sulit diterima di masyarakat,” sesalnya.

Lamaran pekerjaannya sering ditolak karena status SKCK-nya yang bermasalah. Dunia yang dulu menerima Herman dengan tangan terbuka, kini berbalik menjadi penghalang.

Selama tiga bulan, Herman berjuang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Untungnya, keluarganya tetap berdiri di sisinya, memberikan dukungan tanpa henti. 

“Mereka tak peduli dengan apa yang terjadi di masa lalu. Hanya berharap supaya saya bisa bangkit kembali.”

Bakso Malang adalah jalan menuju kebangkitan

Menyadari bahwa mencari pekerjaan di dunia korporat kini bukan lagi pilihan yang realistis, Herman memilih jalan wirausaha. Ia memutuskan untuk mulai dari nol lagi dengan berjualan bakso Malang. 

Pilihan ini bukan tanpa alasan. Herman tahu, dengan modal kecil dan pengalaman yang minim, ia bisa memulai usaha yang sederhana namun berpotensi menghasilkan.

“Kalau aku tak bisa kembali ke dunia lama, aku akan menciptakan dunia baru,” ujarnya.

Dengan gerobak bakso yang ia dorong di sekitaran Jalan Flamboyan, Herman menyajikan mangkok-mangkok bakso hangat kepada mahasiswa, dosen, dan warga sekitar. 

Meski kini jauh dari gemerlap seperti dulu, Herman menemukan kebahagiaan sederhana dalam usahanya ini. Setiap mangkok bakso yang ia buat adalah wujud dari kerja keras, ketekunan, dan keinginannya untuk bangkit.

Harapan untuk masa depan

Herman sadar bahwa masa lalunya kelam. Namun, ia juga tahu bahwa masa depan adalah halaman kosong yang siap ia isi dengan cerita baru. 

Baginya, bakso bukan sekadar makanan yang ia jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga simbol perjuangan dan kebangkitannya. Setiap mangkok yang ia hidangkan adalah langkah kecil menuju harapan besar.

“Aku dulu pernah sukses, dan aku percaya aku bisa lebih dari itu,” kata Herman dengan senyum optimis. 

“Ini permulaan baru, dan aku yakin suatu saat nanti, aku akan kembali berjaya, mungkin bukan sebagai supervisor, tapi sebagai pengusaha yang sukses.”

Kini, di bawah naungan pepohonan Jalan Flamboyan, gerobak bakso Herman berdiri kokoh, seperti tekad pria di belakangnya. Kisah hidup Herman adalah bukti bahwa seberat apa pun masa lalu, selalu ada harapan untuk masa depan. 

Penulis: Boby Adiputra Rajagukguk

Editor: Ahmad Effendi

Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Magang Jurnalistik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta periode September 2024.

BACA JUGA Bakso Jogja Sulit Memenuhi Standar Enak Lidah Orang Malang

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2024 oleh

Tags: Baksobakso malangcarokJogjapenjual baksopenjual bakso malanguny
Boby Adiputra Rajagukguk

Boby Adiputra Rajagukguk

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO
Esai

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.