Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pengalaman Sial “Backpacker” ke Papandayan, Belum Sampai Gunung Sudah Diusir Pengurus Masjid karena Dikira Gelandangan

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
19 November 2025
A A
Backpacker asal Jogja diusir dari masjid sebelum naik Gunung Papandayan, Garut. MOJOK.CO

Diusir dari masjid karena rebahan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perjalanan Asyafa (24) backpacker-an dari Jogja ke Gunung Papandayan, Garut terasa menyebalkan, karena dikira gelandangan saat hendak istirahat di masjid raya. Ia diusir dari serambi dan disuruh tidur di depan gerbang.

***

Sejujurnya, Asyafa hanyalah pendaki amatir tapi dia lebih suka mendaki gunung sendirian. Alasannya sederhana, tak ada orang yang bisa dia ajak mendaki. Seringnya penolakan membuat Asyafa menyerah. Mau ikut ya ayo, kalau tidak ya ia bakal berangkat sendiri.

Selain itu, Asyafa mengaku akhir-akhir ini susah mencari teman yang klik buat mendaki gunung, mulai daru pace, jadwal pendakian, manajemen waktu, hingga style travelling. Sebelumnya, dia pernah mendapat teman mendaki yang ujung-ujungnya lost contact karena nggak cocok. 

Oleh karena itu, Asyafa lebih suka mendaki sendiri meski belum punya banyak pengalaman. Mumpung saat ini pekerjaannya bisa digarap di mana saja, Asyafa menyempatkan waktu untuk mendaki sendirian ke Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Petualangan dari Jogja ke Papandayan

Kamis (6/11/2025) malam, Asyafa berangkat dari Jogja ke Bandung menggunakan kereta api dan baru tiba Jumat (7/11/2025) pagi. Di Bandung, ia masih bisa menginap di stasiun dan bekerja di kafe, sampai akhirnya berangkat ke Garut menggunakan kereta api lokal.

Asyafa pun baru tiba di Garut pada Sabtu (8/11/2025) siang. Ia memutuskan melanjutkan pekerjaannya di kafe hingga malam, sembari menunggu jadwal keberangkatan mendaki di esok harinya saat subuh.

Namun, kafe yang ia singgahi tidak buka 24 jam sehingga ia harus mencari tempat lain untuk istirahat. Awalnya, ia ingin tidur di stasiun seperti yang dia lakukan saat perjalanan dari Jogja ke Bandung. Tidak tahunya, stasiun di Garut tidak buka selama 24 jam, seperti stasiun yang ada di Bandung.

“Karena stasiun lokal, jadi bagian dalamnya sudah ditutup. Belum lagi kondisi baterai hp-ku tinggal 30 persen,” ucap Asyafa kepada Mojok, Sabtu (15/11/2025).

Sebetulnya, Asyafa ingin mencari kafe lagi yang buka selama 24 jam di sekitar stasiun, tapi karena siang-sorenya dia sudah WFA di kafe, Asyafa tak mau tekor dan memilih berhemat. Toh, dia sudah punya bakal nasi bungkus untuk makan. Akhirnya, tempat satu-satunya yang ia rujuk adalah masjid raya.

“Berdasarkan informasi di Google Maps, masjid raya yang aku datangi buka 24 jam. Ternyata waktu aku ke sana, yang buka cuman bagian serambinya. Bagian dalamnya sudah dikunci. Untung masih bisa ke toilet jadi aku masih merasa aman aja untuk numpang,” tutur Asyafa.

Diusir dari serambi masjid saat mengisi daya HP

Setelah ke toilet, Asyafa kembali lagi ke serambi untuk mengisi daya hp-nya. Beberapa menit kemudian, seorang pengurus masjid menyapa Asyafa dan bertanya.

“Mungkin dia melihat aku sendirian dan posisinya belum tidur, aku duduk mengisi daya HP-ku. Terus dia tanya, ‘mau kemana, Neng?’” tutur Asyafa.

“Mau ke Papandayan, Pak,” jawab Asyafa singkat.

Iklan

Bapak itu pun memberitahu Asyafa agar lapor dulu ke satpam. Ia pun diminta pergi ke pos satpam untuk membuat laporan. Sebelum berangkat, pengurus masjid mengingatkan agar Asyafa membawa barang bawaannya agar tidak hilang. 

Ia pun manut-manut saja. Tak punya pikiran negatif sedikit pun. Eh, bukannya dibawa ke pos satpam, Asyafa justru digiring ke luar dan diarahkan ke depan gerbang. Ia disuruh istirahat di tempat bekas pedagang kaki lima lesehan yang biasa berjualan di sana.

“Terus dia bilang, ‘di sini aja tidurnya’,” kata Asyafa.

Asyafa pun kaget mendengar perintah itu. Saking kagetnya, ia perlu beberapa waktu untuk memproses pikirannya. Ia merasa seperti gelandangan yang baru diusir oleh pengurus masjid.

“Di situ juga nggak ada siapa-siapa kecuali bapak tadi. Akhirnya, aku menuruti perintahnya dan tidur di sana. Ternyata, di balik bekas kursi lesehan tadi aku juga melihat dua orang cowok yang juga tidur di sana,” kata Asyafa.

Tanpa banyak kata, Asyafa pun tidur saja di lesehan seperti dua orang pemuda tadi. Ia sudah tak punya tenaga untuk mendebat atau khawatir jika barang-barangnya hilang, meski perasaannya sendiri masih campur aduk.

“Aku nggak mendebat apa-apa karena sadar diri numpang di sana. Akhirnya aku tidur sebentar sampai subuh, terus setelah subuh aku langsung berangkat ke Gunung Papandayan. Untungnya saat hiking aman-aman aja, malah seru dapat kenalan baru,” kata dia.

Masjid sebagai tempat bernaung pada musafir

Insiden orang diusir di masjid memang sering terjadi bahkan sempat viral di media sosial. Salah satunya video yang menunjukkan seorang perempuan ngomel-ngomel ke pengurus Masjid Jogokariyan, Jogja karena merasa diusir saat menumpang istirahat pada Minggu (2/11/2025).

Padahal, Masjid Jogokariyan sebetulnya dikenal sebagai masjid ramah musafir dan cukup lapor ke satpam untuk diarahkan ke tempat yang disediakan, sehingga tidak mengganggu orang yang sedang beribadah.

Sebab sejatinya, masjid tidak hanya hanya untuk melaksanakan ibadah salat tapi juga aktivitas lain. Melansir dari alif.id, masjid adalah pusat aktivitas manusia. Berdasarkan sejarahnya, masjid punya banyak fungsi, yakni:

  1. Balai pengobatan tentara muslim saat Sa’ad bin Mu’adz terluka ketika Perang Khandaq.
  2. Tempat menerima tamu saat utusan kaum Tsafiq datang kepada Nabi Muhammad.
  3. Tempat menahan tawanan perang saat Bani Hanifah diikat di salah satu tiang masjid sebelum perkaranya diputuskan.
  4. Tempat menyelesaikan perselisihan di antara para sahabat.
  5. Masjid sebagai baitul mal atau mengumpulkan zakat, infaq, dan shadaqah.
  6. Tempat bernaungnya orang asing, musafir, dan tunawisma.
  7. Tempat berdiskusi dan menuntut ilmu.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Rebahan di Karpet Masjid: Sepele tapi Beri Kedamaian Batin dari Dunia yang Penuh Standar, Tuntutan, dan Mengasingkan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 19 November 2025 oleh

Tags: backpackerdiusir dari masjidgarutGunung PapandayanJogjasolo traveling
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jadi omongan saudara karena sarjana nganggur. MOJOK.CO

Putus Asa usai Ditolak Kerja Ratusan Kali, Sampai Dihina Saudara karena Hanya Jadi Sarjana Nganggur

12 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.