Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Kekonyolan saat Pertama Kali Nginep Hotel, Syok Mandi Air Hangat hingga Bingung Cara Checkout dan Buka Pintu Kamar

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
22 Mei 2025
A A
Pengalaman konyol pertama kali nginep di sebuah hotel di Malang MOJOK.CO

Ilustrasi - Pengalaman konyol pertama kali nginep di sebuah hotel di Malang. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Membaca cerita konyol Ashad saat pertama kali naik kereta api eksekutif dalam tulisan “Pertama Kali Naik Kereta Api Eksekutif: Sok Kaya Berujung Norak dan Malu-maluin, Kena Tegur karena Gondol Selimut KAI”, ingatan Syafri (26) lantas terlempar pada momen konyol saat pertama kali dia menginap di sebuah hotel di Malang.

Bagi orang-orang kelas bawah—yang jarang bersentuhan dengan kemewahan—pengalaman pertama kali menyentuh hal-hal yang sebelumnya jauh dari jamahan memang kerap memicu peristiwa konyol.

Sayapun demikian. Mall adalah fasad yang awalnya jauh dari ruang hidup saya. Sampai akhirnya untuk pertama kali saya mencicipinya kala merantau di Surabaya pada 2017. Saya sudah beberapa kali menuliskannya di Mojok. Salah satunya dalam tulisan ini “Jogja City Mall Bikin Orang yang Biasanya Cuma Ngemal di Royal Plaza Surabaya Mumet dan Terlihat Kampungan”.

Untuk saat ini, mari kita menyimak cerita konyol Syafri saat pertama kali menginap di sebuah hotel di Malang.

Asing dengan aplikasi pesan penginapan

Syafri berasal dari sebuah desa nun di pelosok Tulungagung, Jawa Timur. Dia memang akhirnya kuliah dan bekerja di Surabaya. Sebuah kota metropolitan dengan gemerlap gedung tinggi dan gemilang kemewahan.

Tapi menginap di hotel adalah sesuatu yang masih tak terjangkau bagi Syafri. Situasi tidurnya berkutat pada kamar kos, kamar kayu di rumahnya, dan kalau toh sedang bepergian ke luar daerah—misalnya untuk mendaki gunung atau mengikuti acara tertentu—pasti dia lebih memilih ngemper di manapun.

“Pokoknya asal bisa merebahkan badan tanpa harus keluar uang,” ujarnya, Selasa (20/5/2025) malam WIB.

Itulah kenapa Syafri mengaku sangat asing dengan beragam aplikasi pesan penginapan. Sekalipun iklannya sering berseliweran di ponselnya.

“Aplikasi pesan-pesan yang kupunya ya ojol, KAI Access,” tuturnya.

Sensasi menjajal kasur empuk dan kamar ber-AC di sebuah hotel di Malang

Pada 2022 lalu, karena urusan pekerjaan, Syafri akhirnya menginap di sebuah hotel di Malang. Syafri tentu saja tidak bisa menyembunyikan rasa bungahnya.

Apalagi dia tidak perlu repot-repot pesan sendiri. Semua sudah diurus oleh pihak kantor. Dia tinggal datang ke alamat hotel yang dipesan, lalu tinggal konfirmasi ke resepsionis. Beres.

“Pas lihat kasur segede gitu kan, wah langsung aku rebahan dan gelesotan. Ternyata empuk sekali. Selama ini aku tidurnya kan yang atos-atos. Tidur di lantai, kasur tipis, di rumah pun kasurku juga bukan kasur empuk,” bebernya.

Syafri tidak tahu bintang berapakah hotel di Malang yang dia inapi itu. Tapi yang jelas, meski hanya sesaat, Syafri merasa akhirnya bisa merasakan tidur ala orang kaya. Tidur di kasur empuk dengan TV besar dan kamar ber-AC.

“Beda misalnya di kosku di Surabaya. Kipas nyala di angka 3 nggak ngefek saking panasnya kota itu,” kata Syafrie.

Iklan

Bisa mandi air hangat setiap saat tanpa repot merebus air

Syafri tentu tahu bahwa di dunia ini ada teknologi untuk mandi bernama shower. Tapi secara fungsional, dia belum pernah merasakan sensasi mandi dengan alat itu.

Di rumah, dia mandi di bak mandi dari semen. Sementara di kos, dia mandi di ember hasil menadah keran. Maka, momen mandi di shower membayar kekosongannya atas alat itu.

“Yang baru kutahu juga, ternyata bisa ngatur mau mandi air dingin atau air hangat. Ya jelas air hangat lah. Rasanya kayak terapi,” tutur Syafri.

Dia membayangkan, betapa enaknya jika punya rumah yang kamar mandinya memiliki shower seperti di hotel. Bisa mandi air hangat kapan saja tanpa repot-repot merebus air terlebih dulu.

Sebab, tiap pulang ke Tulungagung dan merasa air di bak mandinya terasa dingin menusuk, Syafri biasanya harus merebus air dulu untuk mandi air hangat. Sangat repot. Tidak efisien.

Bergaya ala orang kaya

Sebenarnya, karena sudah familiar dengan nuansa metropolitan Surabaya, Syafri tidak terlalu kaget dengan aneka jenis sarapan di hotel. Hanya memang ada beberapa menu yang kalau tidak karena subsidi, rasa-rasanya Syafri akan sulit untuk mencicipi.

Misalnya, bisa makan daging-dagingan, roti, sereal, dan buah-buahan dalam sekali waktu. Sementara kalau kehidupannya di kos, prioritasnya adalah makan kenyang dan murah dua kali sehari. Paling sering tentu saja pecel, soto lamongan, atau menu-menu warteg dan warung sederhana Gresikan.

“Pagi-pagi, duduk santai di kolam renang hotel, jancok lah, begini ya rasanya hidup orang-orang kaya seperti di film-film,” seloroh Syafri.

Bingung cara buka pintu kamar di hotel Malang

Di sela-sela upaya Syafri menikmati POV menjadi orang kaya yang menginap di hotel, ada dua hal konyol yang kalau diingat-ingat membuat dia suka tersipu sendiri.

Pertama, persoalan membuka pintu. Ketika baru tiba di hotel dan mengonfirmasi di resepsionis, seorang petugas hotel mengantarnya ke kamar yang dipesan.

Berbekal sebuah kartu, petugas hotel lalu membukakan kamar Syafri dan menjelaskan beberapa fasilitas di dalamnya, sebelum akhirnya menyerahkan kartu tersebut pada Syafri.

Sialnya, Syafri tidak terlalu memerhatikan cara penggunaan kartu tersebut. Alhasil, ketika dia keluar kamar dan hendak masuk ke kamar yang dalam posisi terkunci, dia kebingungan.

“Kalau lihat di film-film kan kartu ini digesek ke alat di pintu. Aku nggak bisa-bisa, cok. Kugesek berkali-kali nggak bisa. Pintu nggak kebuka,” akunya.

Kepalang bingung, Syafri lantas meminta bantuan ke seorang petugas bersih-bersih yang melintas. Ternyata Syafri yang salah cara. Kartu tersebut sedianya cukup ditempelkan saja ke sebuah alat di bawah gagang pintu. Lalu alat itu akan mengakses kode kunci dari si kartu, dan pintupun akan terbuka.

Saya sendiri punya pengalaman yang sama persis. Kira-kira pada pertengahan 2024 lalu saat sedang bertugas di Blora, Jawa Tengah. Karena tidak memerhatikan cara membuka pintu dengan kartu, saya sempat kebingungan sampai akhirnya meminta teman di kamar lain untuk membantu membuka.

Duh, malunya minta ampun. Kayak ndeso sekali. Tapi memang itu menjadi pengalaman pertama saya nginep di sebuah hotel. Itupun masih hotel bintang 1.

Tanya cara checkout di internet

Hal konyol lain yang Syafri ingat adalah ketika hendak checkout. Dia diberitahu pihak kantor pada hari apa dan pukul berapa dia harus berkemas.

Masalahnya, dia masih bertanya-tanya: bagaimana sebenarnya sistem checkout itu? Apakah sama seperti saat hendak menginap: ke resepsionis lalu mengonfirmasi?

Syafri nyaris bertanya pada teman atau petugas hotel. Tapi peristiwa pintu membuatnya berkomitmen untuk jangan sampai malu-maluin diri sendiri lagi.

“Solusinya tanya Google. Ternyata mirip waktu baru mau nginep (maksudnya checkin),” ucapnya.

Pengalaman pertama yang konyol memang. Tapi pasca kejadian itu, dia merasa memiliki pengalaman dan pengetahuan berharga. Orang mungkin menyebutnya sepele. Tapi yang sepele-sepele itu justru yang kadang bikin kesandung-sandung.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Sulitnya Jadi Pekerja Hotel, Menghadapi Baby Boomers yang Mesum atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2025 oleh

Tags: aplikasi pesan hotelcara booking hotelhotelhotel di malangMalang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Pilih kos murah di Malang karena gaji nggak UMR. MOJOK.CO
Ragam

Cara Bertahan Hidup Anak Kos di Malang dengan Gaji Rp2 Juta setelah Orang Tua Tiada, Tersiksa tapi “Kudu Legawa”

8 Oktober 2025
Derita Mahasiswa Kota Malang Nekat Kumpul Kebo demi Perhatian MOJOK.CO
Esai

Mahasiswa Kota Malang Nekat Kumpul Kebo karena Haus Kasih Sayang tapi Berakhir Jadi Korban Kekerasan Pacarnya, Ada yang Hamil di Luar Pernikahan

24 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.