Semuanya demi pendidikan anak
Hidupnya sekarang ia fokuskan untuk menyekolahkan anak terakhirnya. Meski berat, Wagino mengaku terus berupaya. Indomaret jadi tempatnya berpasrah setelah seharian berkeliling.
Biaya pendidikan anaknya di pondok besarnya Rp500 ribu per bulan. Bagi Wagino, itu bukan nominal yang kecil.
“Itu baru biaya untuk sekolahnya. Untuk jajan beda lagi,” katanya.
Ia mengaku rata-rata memberi uang saku anaknya Rp90 ribu per bulan. Meski, seringkali ia berusaha untuk memberikan tambahan.
“Kadang ya sedih. Anak jaman sekarang uang segitu beli jajan apa to. Anak kecil saja jajannya minimal lima ribu sehari,” curhatnya.
Dulu, anaknya mendapat beasiswa dari pemerintah saat SD. Namun, sejak ia mengirimkannya ke pondok, maka beasiswa itu tak lagi didapat.
Wagino mengaku mantap ingin memasukkan ke pondok karena keinginan agar anak perempuannya bisa belajar agama lebih dalam. Selain itu, juga terhindar dari pergaulan dan gaya hidup anak muda yang menurutnya sering melewati batas.
“Dulu dua kakaknya juga sempat mondok tapi nggak kuat,” kenang Wagino.
Sebelum pulang, saya membeli gasing yang ternyata bisa berbunyi nyaring saat berputar. Awalnya, saya mau beli tasbih seharga Rp10 ribu yang Wagino jual. Namun, saya bercanda bahwa sedang jarang dzikir. Wagino pun tertawa mendengarnya.
Malam itu, sekitar pukul setengah delapan, saya beranjak pergi. Sementara Wagino, masih terus bertahan di depan Indomaret sampai kantuk dan lelah mengharuskannya kembali ke rumah.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News