Ingin ada pengawasan dari pihak kepolisian
Dandi menuturkan, bentrokan kerap terjadi di Jalan Ahmad Yani, Nganjuk, karena tidak ada polisi yang berjaga di atas jam sebelas malam.
“Paling cuma polisi yang patroli naik mobil, kalau yang berjaga di sepanjang Jalan A. Yani setahuku nggak ada,” beber Dandi.
Dari yang Dandi tahu dari beberapa orang, sebenarnya sudah ada intelijen polisi yang berjaga dengan menyamar sebagai pengunjung di salah satu angkringan. Biasanya, mereka menampakkan diri jika sudah ada tanda-tanda bentrokan akan terjadi.
Namun, Dandi berharap ada polisi (non intelijen) yang selalu berjaga di sekitaran Jalan Ahmad Yani. Karena dengan melihat seseorang berseragam polisi (atau paling tidak Satpol PP), siapa tahu para oknum pesilat (dari PSHT dan Pagar Nusa) yang hendak bentrok kemudian urung karena jiper lebih dulu.
Sementara yang Dandi alami malah terbilang agak menggelitik. Sebab, alih-alih siaga untuk mengantisipasi bentrokan, Satpol PP yang bertugas justru menegur Dandi agar tidak berjualan di sekitaran Jalan Ahmad Yani, Nganjuk, demi terhindar dari bentrokan.
“Tapi aku memilih untuk tetap berjualan. Karena ya mau gimana lagi, buat kebutuhan hidup, beli rokok, uang dari mana?,” tandasnya.
Dandi berharap betul bentrokan antar pesilat–khususnya PSHT vs Pagar Nusa–di Nganjuk bisa mereda sama sekali. Agar ia bisa jualan dengan tenang. Agar rupiah yang ia dapat bisa banyak. Karena angkringan itulah sumber penghidupan Dandi. Setidaknya sampai nanti ia bisa mendapatkan pekerjaan lain.
Di sisi lain, pihak Kepolisian Nganjuk sebenarnya tidak tinggal diam: mencoba menuntaskan masalah dari akarnya. Misalnya pada 2023 lalu, Polres Nganjuk tengah giat-giatnya menggalakkan program SOKO GURU (Sowan dan Komunikasi dengan Tokoh Perguruan Silat).
Program tersebut menggandeng guru silat dan seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusivitas di Nganjuk yang kerap jadi arena bentrok antarperguruan silat. Hanya saja, memang butuh kedewasaan dari para pesilat tersebut agar konflik atas nama gengsi dan fanatisme tersebut berakhir.
Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Muchamad Aly Reza
Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PKKM-MBKM) Unair Surabaya di Mojok periode Juli-September 2024.
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.