Keluhan guru mengenai implementasi Kurikulum Merdeka di 2024 juga terlihat pada kolom komentar YouTuber bernama Abu Bakar yang juga merupakan seorang guru. Abu Bakar mengunggah konten soal kritik terhadap sistem yang menuntut guru berburu sertifikat namun jadi lupa mengajar dengan baik.
“Curhatan guru yang merasa keberatan dengan adanya e-Kinerja ini benar-benar masif. Di UU tentang guru tertulis bahwa guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, hingga mengevaluasi. Tapi kini peran guru yang awalnya mendidik, dengan kewajiban sebagai administrasi ASN berakibat mengabaikan perannya sebagai pendidik,” paparnya.
Kreator tersebut menceritakan realita guru yang harus mengajar dari pagi sampai sore. Namun, tetap harus berlanjut mengurus administrasi hingga mengikuti webinar terkait Kurikulum Merdeka berjam-jam.
Ironi Kurikulum Merdeka, guru dicari-cari oleh siswa
Di kolom komentar, ratusan bahkan ribuan guru turut meluapkan curhatannya. Mereka mengeluhkan bahwa kini guru seakan menjadi tenaga administrasi, bukan tenaga pendidik lagi. Bahkan ada guru yang menceritakan pengalamannya dicari siswa karena sedang sibuk mengurus sertifikat.
“Saya sebagai guru benar merasakan dampak dari aturan yang diterapkan terkait dengan e-Kinerja yang terintegrasi di PMM, guru sibuk mengejar sertifikat sampai siswa menjemput guru di ruang guru untuk mengajar karena sibuk mengerjakan e-Kinerja,” keluh akun @Srinirwana.
Selain itu, implementasi Kurikulum Merdeka juga memberatkan para guru yang bertugas di luar Jawa, terutama daerah dengan akses listrik dan internet terbatas. Tugas-tugas administrasi yang serba online kerap membuat kewalahan.
“Kami yang bertugas di daerah pulau sangat direpotkan untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasi yang dibebankan kepada kami. Belum lagi lampu yang sering mati dan sinyal tak ada. Otomatis penyelesaian tugas tersebut terkendala,” keluh seorang guru di kolom komentar.
Keluhan-keluhan semacam itu mewarnai hari-hari guru di awal tahun ini. Implementasi teknis dari Kurikulum Merdeka membuat mereka merasa terbebani.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News